BTR-4M: Ranpur Amfibi Terbaru, Siap Memperkuat Resimen Kavaleri Marinir TNI AL
|Dengan latar situasi yang tak menentu, Kementerian Pertahanan RI pada Mei 2014 telah membatalkan pengadaan panser amfibi BTR-4 dari Ukraina. Maklum saat itu tengah berkecamuk konflik antara Ukraina vs Rusia. Karena menyangkut kepentingan Rusia, tentu Indonesia tak ingin terlibat pusaran terkait pengadaan tersebut. Namun kini ada kabar terbaru, BTR-4 untuk Resimen Kavaleri Korps Marinir TNI AL tengah dijadwalkan untuk dikirim ke Tanah Air dalam waktu dekat.
Baca juga: BTR-4 – Intip Ranpur Amfibi Generasi Mendatang Korps Marinir TNI AL
Versi yang disebut-sebut bakal diterima Marinir TNI AL adalah BTR-4M, yang merupakan kasta tertinggi dari keluarga BTR (Bronetransporter)-4, termasuk di dalamnya mengambil seluruh opsi Marinization dan Tropicalization. Maklum saja, untuk kebutuhan Korps Marinir yang gemar main air laut, apalagi di negara beriklim tropis, BTR-4 harus dijamin lulus uji arung laut yang tentunya tidak bisa sembarangan. Oleh karena itu, pipa snorkel di sisi atas dan buoyancy kit yang terpasang menjadi pembeda paling kentara.
Baca juga: BVP-2 – Tank Amfibi “Sangar” & Battlle Proven
Baca juga: BMP-3F – Tank Amfibi “Kelas Berat” TNI-AL
Sementara untuk sistem senjata, BTR-4M pesanan Indonesia, kubah yang dibeli adalah jenis Parus, yang menggabungkan 4 tipe senjata sekaligus. Utamanya adalah kanon otomatis 30mm ZTM-1/2A72 seperti yang terpasang pada ranpur BMP-2/3, yang sudah terbukti andal untuk menggasak berbagai macam sasaran. Mengingat kanon serupa sudah digunakan pula oleh Korps Marinir, soal penggunaan dan perawatan tentu tidak jadi masalah. Untuk anti infantri, disediakan senapan mesin 7,62mm PKT dan pelontar granat 30mm AGS-17. Sementara untuk melawan tank, BTR-4M dibekali rudal antitank Baryer di sisi kanan kubah. Dengan jarak efektif sampai 4.000 meter, BTR-4M memiliki kans untuk menghadapi dan melumpuhkan Main Battle Tank.
Baca juga: BTR-40 – Panser Yang Nyaris Jadi Besi Tua
Untuk elemen perlindungan, seluruh lapisan body BTR-4M mampu menahan terjangan proyektil kaliber 7,62 mm dan sisa serpihan proyektil artileri, termasuk pada kaca jendela pengemudi. Pada bagian depan, proteksi diperkuat dengan mampu menahan proyektil kaliber 12,7 mm. BTR-4 juga dirancang mampu menahan efek ledadakan dari ranjau anti tank seberat 6 kg. Dalam misi tertentu, BTR-4 dapat pula dipasangkan perlengkapan anti NBK (nuklir, biologi dan kimia) untuk perlindungan bagi para awaknya.
Baca juga: Norinco WMZ-551 – Ranpur APC Tontaipur Kostrad dari Negeri Tirai Bambu
Bicara tentang dapur pacu, Dari sisi tenaga, BTR-4 mengusung mesin standar diesel KMDB 3TD dengan dua langkah. Mesin ini dapat menghasilkan tenaga maksimum 500HP. Selain itu, BTR-4 dapat pula dipasang dengan mesin diesel Deutz EBPO III dengan empat langkah, performa mesin ini dapat menghasilkan tenaga hingga 598HP.
Oleh pabrikannya, BTR-4 dirancang dengan sistem modular, dan sudah dipersiapkan untuk ‘ramah’ pada adopsi pilihan senjata yang diinginkan konsumen. Bila diamati dari rancang bangunnya, BTR-4 terdiri dari 3 kompartemen utama. Kompartemen bagian depan menjadi area pengendara dan komanda. Sementara kompartemen bagian tengah diperuntukkan bagi mesin dan perangkat transmisi. Dan, kompartemen bagian belakang dirancang sebagai area untuk penempatan pasukan.
Pada dasarnya, awak inti BTR-4 ada 3, yaitu komandan, pengemudi, dan penembak. Dalam versi APC, maksimum bisa membawa hingga 9 personel infanteri. Nah, soal jumlah personel infanteri yang bisa dibawa sangat bergantung pada modul senjata yang dipasang. Format modul dan pilihan senjata yang dipasang, sejatinya bisa diracik berdasarkan permintaan negara pemesan.
Sosok BTR-4 pertama kali ditampilkan ke public pada Juni 2006 pada pameran Aviasvit di dekat kota Kiev, ibukota Ukraina. Sementara uji kemampuan amfibinya dirampungkan pada Januari 2007. Produksi BTR-4 secara komersial baru dimulai pada tahun 2008 setelah pihak KMDB mendapat persetujuan dari Kementrerian Pertahanan Ukraina. Semenjak itu BTR-4 mulai mendapat pesanan secara terbatas dari AD Ukraina.
BTR-4 yang diproduksi Kharkiv Morozov Machine Building Design Bureau (SOE KMDB). BTR-4 mengambil basis platform APC (armoured personnel carrier) alias kendaraan lapis baja angkut personel. BTR-4 dapat digolongkan sebagai panser dengan penggerak roda 8×8. Merujuk dari tampilannya, desain panser ini rupanya buah perpaduan rancang bangun BTR-80A dan APC asal Jerman, TPz Fuchs. Dimana kedua ranpur tersebut juga mengandalkan penggerak roda 8×8 dan punya kemampuan amfibi.
Baca juga: Pindad Anoa 2 6×6 Amphibious: Saatnya Anoa “Serius” Jadi Panser Amfibi
Gelombang kedatangan BTR-4 diprediksi masuk pada bulan Agustus 2016 mendatang, namun disisi lain, BUMN Strategis PT Pindad belum lama ini baru saja meluncurkan prototipe Anoa 2 6×6 Amphibious. Anoa ini mengusung platform APC yang dilengkapi dengan water propeller, Anoa Amphibious memiliki kecepatan 10 knot atau 18,52 km per jam. Sebagai pelindung komponen water propeller, dibuat semacam roll bar pada bagian atasnya, roll bar ini juga dapat difungsikan untuk tempat mengikat perbekalan. Sayangnya, Anoa 2 6×6 Amphibious besutan PT Pindad malah belum mendapat order dari Kemhan. (Gilang Perdana)
Spesifikasi BTR-4
Negara asal : Ukraina
Manufaktur : Kharkiv Morozov Machine Building Design Bureau
Berat : 17,5 – 25 ton (tergantung pada varian)
Mesin : 3TD diesel engine
Suspensi : 8×8
Jarak tempuh max : 690 km
Kecepatan max : 110 km/jam di jalan raya dan 10 km/jam di air
Design nya bahaya sekali, kaca cockpit sebesar itu meskipun anti peluru 7,6 mm, tapi kalau dihajar RPG dapat menimbulkan kerusakan, (ini cockpit loh!) meskipun tidak hancur total. Negara NATO ogah merancang seperti ini lihat saja piranha atau terrex.
Lha kalo ini gimana? http://www.janes.com/article/61332/eurosatory-2016-renault-trucks-defense-showcases-latest-vab-mk-3-variants
Renault itu Perancis kan? Perancis masih NATO kan?
Bentukannya cukup sangar ya, gak kalah dengan yang digantikannya
Seharusnya, sebelum membuat prototipe kendaraan, PT Pindad konsultasi dulu atau diskusi dulu ke user (TNI).
User pengennya seperti apa, jgn langsung membuat & ternyata user tidak suka, ini kan mubazir sekali. Baik dr segi waktu, biaya, & tenaga.
Sapa yg mau beli anoa amfibi kalo baling2nya segede gitu
Permisi om admin hehe
Menurut saya untuk industri ranpur amfibi
Kenapa kok ga TOT nya itu di propelernya toh kan kalo impor ada TOTnya kan,padahal kita beli banyak bmp 3f trus skr btr,agar pindad tidak merancang propelernya segede gaban,bukan karena estetika saja yg jelek tapi efektifas juga kurang.Semoga pindad bisa merancang ranpur 8×8 yg good job hehe masa mau kalah sama Terrex tetangga.
om admin ad info gak Marinir pesan brp biji?
@Zhukov: kabarnya 5 unit dulu, kalau di Indonesia bisa tampil sesuai dengan spek nya, maka akan dilanjutkan ke order 50 unit. Namun ini belum bisa dikonfirmasi.
@Admin
bukankah mesinnya memakai Deutz BF6M 1015CP buatan Jerman dan sistem transmisi otomatis buatan Amerika Serikat Allison 4600SP
yang sangat disayangkan dari Amphibi Anoa adalah water propelernya yang sangat besar, jadi terkesan aneh sekali
namun apabila hanya untuk uji coba saja tidak masalah
PT. Pindad harus bisa meniru BTR-4M ini
Betul mas @Jangkrik, terlebih semenjak pindah haluan ke NATO, pilihan untuk kustom makin beragam pada mesin2 dr Barat.