Lama tak terdengar kabar tentang ranpur BTR-4, setelah tiba di Indonesia pada September 2016, debut ranpur amfibi produksi Ukraina ini memang kurang begitu moncer, lantaran pesanannya tak dilanjutkan karena pihak user (Korps Marinir TNI AL) tidak puas dengan performa ranpur berpenggerak 8×8 ini. Meski begitu, ada kabar dari negeri asal panser amfibi ini, dimana BTR-4 diwartakan telah meraih order dari Korps Marinir Ukraina (Ukrainian Naval Infantry Corps). (more…)
Di Indonesia, produk ranpur amfibi 8×8 asal Ukraina boleh dikatakan belum mencapai kata sukses dalam pemasaran, lantaran Korps Marinir emoh melanjutkan pengadaan panser amfibi BTR-4. Tapi lain halnya dengan Thailand, Negeri Gajah Putih ini baru saja diwartakan mendapatkan kemitraan dari kelompok industri pertahanan Ukraina, UkrOboronProm. Dimana Thailand dipercaya untuk memproduksi ranpur komando BTR-3KS 8×8. (more…)
Desain dan lekuknya boleh dikata bak pinang dibelah dua dengan ranpur BTR-80 buatan Rusia, namun ini adalah BTR-3, yang asli buatan Ukraina dengan mesin besutan Jerman, serta usia yang masih terbilang baru, lantaran baru masuk fase produksi pada tahun 2001. Mengikuti garis keturunan BTR-80 yang terkenal laris, BTR-3 dalam beberapa varian juga sukses di ekspor ke 10 negara. Dan pada 15 April 2019, Kiev Armoured Plant, anak perusahaan Ukroboronprom mengumumkan varian terbaru BTR-3 yang diberi label BTR-3KS. (more…)
Tanpa banyak gonjang ganjing pengadaan alutsista, Myanmar beberapa waktu lalu berhasil membetot perhatian jagad industri pertahanan internasional, pasalnya sebagai negara yang industri pertahanannya kurang diperhitungkan, justru meraih momen besar. Yaitu dengan pembangunan fasilitas pabrik perakitan ranpur lapis baja, persisnya berwujud join venture bersama Ukraina. (more…)
Dengan latar situasi yang tak menentu, Kementerian Pertahanan RI pada Mei 2014 telah membatalkan pengadaan panser amfibi BTR-4 dari Ukraina. Maklum saat itu tengah berkecamuk konflik antara Ukraina vs Rusia. Karena menyangkut kepentingan Rusia, tentu Indonesia tak ingin terlibat pusaran terkait pengadaan tersebut. Namun kini ada kabar terbaru, BTR-4 untuk Resimen Kavaleri Korps Marinir TNI AL tengah dijadwalkan untuk dikirim ke Tanah Air dalam waktu dekat. (more…)
Berkecamuknya konflik Rusia vs Ukraina di tahun 2013 – 2014 berdampak pada pembatalan pembelian 50 unit pansam (panser amfibi) BTR-4 untuk Korps Marinir TNI AL. Padahal BTR-4 sudah dimasukkan dalam paket pengadaan strategis MEF (Minimum Essential Force) I TNI. Di tempat berbeda, PT Pindad menangkap peluang kebutuhan hadirnya pansam di lingkup TNI dengan merilis Anoa 2 6×6 Amphibious. (more…)
Bila dicermati, sistem senjata pilihan Korps Marinir TNI AL sebagian berkiblat pada Eropa Timur, tidak hanya bicara sejarah sejak era 60an, melainkan ranpur yang hadir agak baruan, seperti BVP-2 dan BMP-3F juga berasal dari Eropa Timur, tepatnya Slovakia dan Rusia. Seolah meneruskan tradisi yang ada, ranpur generasi mendatang Korps Marinir juga dicanangkan dari belahan Eropa Timur, tepatnya kali ini melirik Ukraina, negara pecahan Uni Soviet yang kampiun dalam industri alat-alat berat. (more…)