Belanda Donasikan Dua Kapal Pemburu Ranjau ke Ukraina, Sejenis yang Digunakan TNI AL

Sebagai salah satu donatur persenjataan ke Ukraina, Belanda berkomitmen untuk mendukung pasokan persenjataan ke negara yang tengah berperang dengan Rusia tersebut. Kabar terbaru adalah rencana dari Pemerintah Belanda untuk mendonasikan dua unit kapal buru sapu ranjau – mine countermeasure (MCM) Alkmaar class (dikenal juga sebagai Tripartite class) untuk Angkatan Laut Ukraina.

Baca juga: Adopsi Teknologi Eca Group, Latvia Modernisasi Tiga Unit Tripartite Class

Meski sudah ada rencana untuk mendonasikan dua kapal pemburu ranjau, namun, Belanda baru akan mengirim kapal tersebut ke Ukraina pada tahun 2025. Dikutip dari Navalnews.com, selama kunjungan ke Odessa dan Mykolajiv di Ukraina, Menteri Pertahanan Belanda Kaisa Ollongren mengumumkan bahwa Belanda akan menyumbangkan kapal pemburu ranjau Alkmaar class ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren, bersama dengan mitranya dari Ukraina Oleksiy Reznikov, mengunjungi kota pelabuhan Mykolajiv dan Odesa yang dibom berat di Ukraina selatan dalam beberapa hari terakhir. Menteri Ollongren mengumumkan bahwa negaranya akan menyerahkan dua unit Alkmaar class pada tahun 2025. Mengapa harus tahun 2025? Sementara kapal yang akan dinosikan sebenarnya sudah dalam keadaan siap dioperasikan.

Ilustrasi sisi bagian dalam Tripartite class, kapal buru ranjau andalan TNI AL

Rupanya, Belanda baru akan mengirimkan dua kapal pemburu ranjaunya ke Ukraina, yakni setelah Belanda menerima kapal pemburu ranjau generasi terbaru yang dipesan bersama Belgia.

Persisnya, Belanda dan Belgia telah menjatuhkan pilihan pada konsorsium Naval Group dan ECA Robotics untuk membangun kapal penyapu ranjau terbaru. Dalam pengadaan untuk 12 unit pengganti Tripartite Class, kedua negara terlibat aktif dalam penawaran, sementara proses tender dikelola oleh Belgia.

Kontrak pengadaan 12 unit penyapu ranjau ini mencapai total US$2,1 miliar, dimana Belgia menanggung US$1,004 miliar dan Belanda US$1,093 miliar. Dalam kontrak disebutkan kapal perdana akan diterima oleh Belgia pada tahun 2023, dan Belanda akan menerima pada periode 2024 – 2025. Masing-masing negara nantinya akan menerima enam unit kapal pemburu ranjau ini.

Baca juga: Pensiunkan Tripartite Class, Belanda dan Belgia Satu Pilihan untuk Kapal Pemburu Ranjau

Ollongren mengatakan Belanda memahami kepentingan strategis dan ekonomi pelabuhan Odesa untuk impor dan perdagangan makanan. Dan tentunya untuk konektivitas ke seluruh dunia. Perlindungannya dari ancaman ranjau laut sangat penting bagi perekonomian Ukraina.

Bersama sepasang pemburu ranjau Alkmaar class, Angkatan Laut Ukraina akan menerima peralatan tambahan seperti remote operated vehicle (ROV) untuk mencari, mengidentifikasi, dan menetralkan objek berbahaya di dasar laut. Selain itu, Belgia dan Belanda akan bersama-sama melatih awak Ukraina. Proses ini akan dimulai lebih awal, yakni pada paruh kedua tahun ini.

KRI Pulau Rengat tengah menurunkan Side Scan Sonar

Saat ini, enam dari 15 kapal Alkmaar (Tripartite) class yang dibangun antara tahun 1979 dan 1989 masih dioperasikan Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda). Belanda sejauh ini telah menjual sembilan kapal jenis ini ke tiga negara – Pakistan (2), Bulgaria (dua), dan Latvia (5).

Alkmaar class yang tersedia adalah kapal penyapu ranjau yang cukup tua, semuanya berusia lebih dari 30 tahun. Mereka mengalami modernisasi (mulai tahun 2003), termasuk pemasangan sistem Atlas Elektronik IMCMS (Integrated Mine Countermeasures System) dan Thales 2022 Mk III hull-mounted sonar, serta integrasi dengan ROV Atlas Seafox dan Saab Double Eagle Mk III Mod 1.

Angkatan Laut Ukraina saat ini sudah memiliki kapal pemburu ranjau buatan Barat. Pada tahun 2021, Kiev membeli dua kapal MCM Sandown class dari Inggris, yakni eks HMS Blyth (M 111) berusia 20 tahun dan eks HMS Ramsey (M 110) berusia 21 tahun. Kapal telah berganti nama menjadi Chernihiv (M 310) dan Cherkasy (M 311).

Baca juga: Kapal Pemburu Ranjau Tripartite Class Masih Berjaya, Bulgaria Resmi Akuisisi Dua Unit dari Belanda

Proses pelatihan kru telah dilakukan di Skotlandia dan sedang berlangsung. Tidak diketahui kapan kapal akan dipindahkan ke Laut Hitam. Untuk saat ini, seperti sulit karena perang tengah terjadi dan keuntungan signifikan dari Angkatan Laut Rusia yang menguasasi wilayah Laut Hitam. Lain dari itu, ada larangan dari Turki atas pergerakan kapal negara-negara yang terlibat dalam konflik melalui Selat Bosporus. (Bayu Pamungkas)

One Comment