AN/UPS-3 TDAR: Radar Penjejak Target Untuk Meriam PSU S-60 57mm Retrofit Arhanud TNI AD

IMAG1492

Ditengah ramainya perbincangan tentang rudal hanud (pertahanan udara) dan kanon reaksi cepat PSU (penangkis serangan udara) terbaru TNI AD dan TNI AU. Terbesit pertanyaan, bagaimana dengan kabar si meriam ‘sepuh’ atau akrab dipanggil “Si Mbah” S-60 yang dimiliki Yon Arhanudse (Artileri Pertahanan Udara Sedang) TNI AD? Apakah meriam PSU yang telah mengabdi 56 tahun ini masih dioperasikan? Maklum ditinjau dari aspek coverage, masih banyak obyek vital di Indonesia yang masih lowong dalam pengamanan sista hanud.

Baca juga: S-60 57mm – Meriam Perisai Angkasa ‘Sepuh’ Arhanud TNI AD

Meski meriam S-60 buatan Rusia sudah hadir di Indonesia sejak tahun 1960, merujuk informasi dari situs Pusdikarhanud.mil.id, faktanya meriam ini masih terpelihara dengan baik, bahkan sparepart diproduksi sendiri untuk proses pemeliharaan sehingga seluruh meriam masih berfungsi dengan baik. Dukungan amunisi 57 mm pun telah diproduksi secara mandiri oleh PT Pindad.

Gelar meriam S-60 Arhanudse TNI AD.
Gelar meriam S-60 Arhanudse TNI AD.

Seperti yang telah disinggung dalam bedah meriam S-60 pada artikel terdahulu, kuantitas meriam ini yang cukup banyak hingga ratusan unit, plus kondisi si Mbah yang masih prima, mendorong alutsista ini terus dan masih dipertahankan sampai saat ini.

Secara umum, meriam S-60 di Arhanud TNI AD dibagi ke dua kelompok, yakni S-60 57 mm Retrofit dan S-60 TAKT (Tanpa Alat Kendali Tembak). Khusus S-60 Retrofit sudah didukung sejumlah modifikasi, sehingga meriam dapat digerakkan secara elektrik dengan cara Local Control yang menggunakan tenaga listrik dari dua buah baterai yang tersedia dan dengan cara Remote Control yang dikendalikan dari FCS (Firing Control Sistem).

Baca juga: Arhanud di Indonesia, Masih Berkutat di Zona SHORAD (Short Range Air Defence)

tdar1tdar

Lepas dari itu, S-60 Retrofit masih disokong perangkat radar AN/UPS-3 TDAR (Tactical Defence Alert Radar). Antena taktis yang dapat digelar portable ini dapat mendeteksi keberadaan sasaran sejauh 20 Km. Dengan mengusung teknologi 2D (dua dimensi), radar buatan Jerman ini dalam operasinya dapat menjalankan moda beyond line of sight target. Dari aspek ketinggian deteksi, AN/UPS-3 TDAR dapat mengendus sasaran yang berada di ketinggian 3.000 meter.

Baca juga: AF902 FCS – Unit Pengendali Tembakan Plus Sistem Radar Hanud Kanon Type 90 dan Rudal PL-9C

Dalam teorinya, radar ini ideal mengendus sasaran berupa helikopter dari jarak 8 – 10 Km. Sedangkan sasaran berupa pesawat dengan kecepatan Mach 1.6 dapat dideteksi dari jarak 20 Km. Dari sisi akurasi, TDAR punya kualitas presisi sampai 300 meter. Sistem radar ini dalam gelarannya dapat di remoted dari pos komando. Dalam simulasi, operator radar TDAR menginformasikan dan menyajikan data terkait update sasaran kepada unit operator meriam. Koneksi antara operator radar dan operator meriam dapat dilakukan lewat radio atau kabel. Karena dimensinya yang kompak, radar TDAR dapat ditejunkan dalam operasi Lintas Udara. Dalam gelarannya, radar ini juga bisa ditempatkan di jip taktis. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Radar AN/UPS-3 TDAR
– Frekuensi: 1,75 – 1,85 Mhz
– Berkas pancaran: 5,5 (hor) 18
– Sudut elevasi: -3 s/d 10
– Jangkauan max: 20 Km
– Polarisasi: horizontal
– Kecepatan putar: 10 – 15 RPM
– Ketahangan angin: saat operasi (70 Km/jam) dan tidak operasi (100 Km/jam)
– Tenaga: 24 Volt, 1A
– Jumlah awak: 2 orang
– Tahun pembuatan: 1992
– Tahun pengiriman: 1994

11 Comments