Update Drone KamikazeKlik di Atas

NC-295 MPA, Menanti “Warga Baru” Pesawat Intai Maritim di Indonesia

Bila tiada aral melintang, keluarga pesawat intai maritim di Indonesia akan bertambah variannya, setelah Boeing 737-2X9 , NC-212 200 dan CN-235 220 MPA (Maritime Patrol Aircraft), rencananya pada akhir November 2018, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan meluncurkan NC-295 MPA. Pesawat produksi Airbus Defence and Space (ADS) yang dirakit PT DI ini juga kondang dengan label “Persuader.” Dan menjadikan Indonesia sebagai negara keenam pengguna C-295 MPA setelah Chile, Portugal, Mesir, Ghana, Meksiko dan Oman.

Baca juga: Menelusuri Jejak C-295 “Special Mission” Untuk Indonesia

Dikutip dari angkasareview.com (15/7/2018), Manajer Program CN295 PTDI Ibnugroho Onto Wicaksono mengatakan, pesawat NC-295 MPA untuk TNI AU dengan registrasi AX-2911 merupakan pesawat kesebelas C-295 yang telah dijual oleh PT DI. Yang pertama adalah sembilan unit CN295 untuk TNI AU, kemudian satu unit CN295 untuk Polisi Udara, dan kini satu unit lagi NC-295 MPA untuk TNI AU.

AX-2911 merupakan pesawat pertama dari keluarga NC-295 MPA yang dikerjakan oleh PT DI. Sebelumnya dua unit CN-235 MPA telah dibuat oleh PT DI dan digunakan oleh TNI AU di Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. PT DI juga mengerjakan enam pesanan CN-235 MPA untuk Skadron Udara 800 TNI AL, di mana pesawat kelima akan segera diserahkan.

NC-295 MPA
Pihak PT DI sampai saat ini belum dapat merilis perangkat yang melengkapi NC-295 MPA, namun dari beberapa C-295 MPA yang sudah digunakan di luar negeri, maka kemampuan pesawat ini dapat ditakar. C-295 MPA sejatinya adalah varian dasar untuk peran patroli di lautan, dilengkapi radar maritim (belly dome), sensor FLIR dan kamera beresolusi tinggi seperti halnya CN-235 MPA yang saat ini digunakan TNI AU dan TNI AL.

Sementara untuk mendukung anti submarine warfare (ASW) and anti surface warfare (ASuW) missions, sosok C-295 MPA perlu mendapatkan upgrade. Seperti halnya AL Chile yang telah menerima tiga unit C-295 MPA pada tahun 2007, sejak 2017 dua diantara C-295 MPA Chile mendapatkan program upgrade di Seville, Spayol untuk mendapatkan predikat full anti submarine warfare (ASW) capability. Pararel dengan kemampuan anti kapal selam, C-295 MPA juga sanggup melaksanakan peran anti kapal permukaan. Bila opsi ini nanti yang dipilih TNI AU, maka pesawat intai maritim terbaru ini akan mempunyai peran penindakan dalam suatu operasi.

Sayap C-295 MPA dirancang untuk enam hard point, yang bisa dipasang tak hanya torpedo dan ruda anti kapal, melainkan ranjau dan bom laut (depth charge). Dalam sejarahnya, C-295 MPA untuk pertama kali sukses melakukan uji coba pelepasan torpedo pada Mei 2010.

C-295 MPA Persuader seperti yang digunakan Chile dan Oman, dilengkapi peralatan perlindungan diri pada kokpit, radar warning receiver (RWR), missile approach warning system (MAWS) dan aser warning receiver (LWR). C-295 juga dapat melepaskan chaff/flares guna mengecoh serangan rudal hanud.

Dengan menggunakan 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G) pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/Short Take Off & Landing) yaitu dengan panjang landasan hanya 670 meter, tentunya dengan kondisi muatan tertentu. Sebagai penyempurnaan dari CN-235, roda pendarat, terutama roda di bagian depan telah diperkuat, sehingga C-295 dapat lebih kokoh untuk mendarat dan lepas landas di permukaan tanah/rumput.

C-295 mampu terbang sampai ketinggian 9.100 meter dengan kecepatan jelajah maksimum 260 knot (480 km/jam), serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knots (203 km/jam).

Baca juga: Puspenerbad TNI AD Akan Diperkuat Lima Unit Airbus C-295

CN-295 atau NC-295? 
Label C-295 sempat menimbulkan polemik. Walaupun pesawat C-295 merupakan pengembangan dari pesawat CN-235, namun PT DI sama sekali tidak terlibat dalam proses pembuatannya sejak awal. Lalu tidak lama berselang tiba-tiba muncul sosok pesawat dengan tulisan NC-295, tidak lama kemudian ada lagi pesawat yang sama dengan tulisan besar berwujud sebagai CN- 295. Mengingat Indonesia hanya berperan sebagai negara perakit, memang idealnya identitas pesawat adalah NC-295, sama seperti dahulu PT DI memproduksi NC-212 Aviocar atas lisensi dari CASA Spanyol. (Gilang Perdana)

4 Comments