Angkatan Laut Filipina Pamer Kanon CIWS Aselsan Gokdeniz di Fregat BRP Miguel Malvar (FFG-06)

Dalam joint sail dan Maritime Partnership Exercise (MPX) 2025 bersama Angkatan Laut India, untuk pertama kalinya Angkatan Laut Filipina memperkenakan jenis senjata baru pada kapal perang permukaan. Jenis senjata yang dimaksud adalah kanon laras ganda Gokdeniz kaliber 35 mm di fregat BRP Miguel Malvar (FFG-06), sekaligus memperkenalkan jenis CIWS (Close In Weapon System) pertama yang diadopsi Angkatan Laut Filipina.

Baca juga: ‘Tandingi’ Armada Sang Naga, Angkatan Laut Filipina Terima Korvet BRP Miguel Malvar

Dalam unggahan video di media sosial, kanon Gokdeniz di BRP Miguel Malvar dipamerkan ke media dalam olah gerak, meski tidak memperlihatkan aksi uji penembakan.

Diproduksi oleh Aselsan, satu unit kanon Gokdeniz melengkapi sistem senjata pada fregat BRP Miguel Malvar buatan Hyundai Heavy Industries, Korea Selatan, yakni ditempatkan di atas struktur hanggar helikopter, melindungi secara total kapal perang dari sisi bekalang dan samping.

Rencananya, fregat di kelas yang sama, BRP Diego Silang (FFG-07) juga akan dilengkapi kanon Gokdeniz. Sama-sama dibuat oleh Hyundai Heavy Industries, BRP Diego Silang telah diluncurkan pada 27 Maret 2025, dengan jadwal penyerahan dan komisioning ke Angkatan Laut Filipina pada tahun 2026.

Aselsan Gokdeniz sebelumnya diberi label KORKUT-D CIWS. Dalam uji coba di Turki, Gokdeniz mampu menembak jatuh target drone yang melesat dengan kecepatan tinggi. Dalam skenario tersebut, Gokdeniz diproyeksi untuk menghadang terjangan rudal anti kapal.

Aselsan Gokdeniz – Kanon CIWS Laras Ganda untuk Hanud di Kapal Perang

Desain yang ditawarkan Aselsan pada Gokdeniz yaitu kemampuan deteksi, pelacakan hingga penghancuran sasaran secara terintegrasi dalam mode otonom penuh. Hal tersebut berkat modul kubah kanon yang sudah terintegrasi dengan sistem radar.

Selain mampu melontarkan proyektil 35 mm standar NATO, Aselsan juga menawarkan amunisi tersendiri, Airburst Ammunition (ATOM). Bahkan kanon ini punya kemampuan penggantian tipe munisi, antara munisi HEI dan ATOM secara otomatis lewat Automatic Linkless Ammunition Feed Mechanism (ALAFM).

Kemampuan integrasi kanon Gokdeniz terdiri dari keterpaduan 3D search radar, fire control radar dan sensor E/O (electro optics) di turret. Output dari integrasi sensor dan sistem radar menjanjikan pengoperasian senjata yang lebih efisien dan tentunya efektif dalam mengumbar proyektil ke sasaran.

Pihak Aselsan menyebut sistem senjata yang ditawarkan dapat bekerja efektif pada malam hari, termasuk dalam kondisi cuaca laut bergelombang. Dalam spesifikasi yang dilampirkan Aselsan, Gokdeniz digambarkan mampu beroperasi efektif sampai level sea state 5 (ketinggian gelombang 2,5 sampai 4 meter) berkat teknologi stabilized gun turret.

Jalur operasi penembakan kanon ini dapat dijalankan lewat Autonomous Operation Capability dan Combat Management System integration.

Dari kinerja tempur, Gokdeniz sanggup menyemburkan 1.100 proyektil setiap menitnya. Jarak tembak efektif senjata ini mencapai 4.000 meter. Dalam hal kinerja dan fungsi, Gokdeniz dapat disandingkan dengan kanon CIWS Rheinmetall Oerlikon Millennium Gun laras tunggal kaliber 35 mm, yang saat ini terpasang di fregat KRI RE Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332. (Gilang Perdana)

Frigat Jose Rizal Class Filipina Bakal Dipasangi Kanon CIWS, Rheinmetall Millennium Gun dan Aselsan Gokdeniz Bersaing

4 Comments