Untuk KF-21 Boramae, Hanwha Systems Memulai Produksi Massal Tahap Pertama Radar AESA “Yangsan”

Pada tanggal 5 Agustus 2025, dari fasilitas riset Hanwha Systems di Yongin, Korea Selatan, digelar upacara dimulainya produksi massal tahap pertama radar AESA (Active Electronically Scanned Array) “Yangsan”. Peluncuran ini menandai tonggak penting bagi kemandirian teknologi pertahanan Korea Selatan, memperkuat kapabilitas KF-21 dalam misi multi-domain dan siap bersaing secara global.
Acara tersebut disaksikan oleh pejabat Defense Acquisition Program Administration (DAPA), Agency for Defense Development, serta perwakilan Angkatan Udara Korea Selatan. Sementara itu jumlah radar Yangsan yang direncanakan diproduksi adalah 40 unit dan akan terintegrasi pada jet tempur KF-21 Boramae di tahun 2028.
Radar AESA Yangsan dikembangkan oleh oleh Hanwha Systems bekerja sama dengan Agency for Defense Development (ADD), kemampuan Yangsan meliputi deteksi dan pelacakan target udara, darat, dan laut secara simultan, dengan cakupan yang luas dan waktu respons cepat—menjadikannya lebih unggul dibanding radar konvensional.
The first domestically produced AESA radar for the KF-21 Boramae fighter jet has rolled out from Hanwha Systems’ Yongin R&D center. This event marks a significant milestone in South Korea’s journey toward aerospace technology self-reliance.#KF21 #AESA #HanwhaSystems pic.twitter.com/Bnrm3XxUEH
— 360ANAVY (@NavyWor) August 6, 2025
Pengembangan radar ini dimulai sejak 2016, sebagai respons atas penolakan AS terkait transfer teknologi radar AESA saat program KF‑21 dirancang. Kemudian, prototipe pertama radar ini diperkenalkan pada tahun 2020, dan memasuki fase uji terbang (aerial testing) sejak 2022. Radar ini melewati tahap Critical Design Review (CDR) pada 26 September 2019, memperlihatkan kemajuan signifikan dalam desainnya.
Radar Yangsan telah berhasil diuji di udara sejak 2022, termasuk melalui uji terbang menggunakan platform modifikasi (flying testbed) di Afrika Selatan dan pengujian di Korea. Semua parameter operasionalnya telah berhasil diverifikasi hingga awal 2023. Sementara, fasilitas pengujian radar (test lab near-field) pertama di Korea Selatan, yang mampu menguji hingga empat radar sekaligus, dibangun akhir 2024 di Yongin.
Uji Radar AESA Jet Tempur KF-21 Boramae, Korea Selatan Gunakan Boeing 737-55S Flying Test Bed
Bisa disebut semua pengembangan desain dan produksi Yangsan dilakukan secara mandiri oleh Hanwha Systems. Meski begitu, ada peran sedikit dari Elta System (Israel), yang ikut berperan dalam membantu uji pengujian (testing support) prototipe radar, terutama dalam verifikasi modul antenna dan power system, tapi bukan sebagai pengembang atau pihak yang memberikan teknologi inti. Pemerintah Korea secara tegas menolak tawaran co-development dengan Elta agar tidak tergantung atau memerlukan izin Israel di masa depan, khususnya dalam ekspor KF‑21.
Setiap antenna pada radar ini terdiri dari sekitar 1.000 modul transmit/receive (T/R modules) dan operasional di band X (8–12 GHz). Mengenai jangkauan deteksi, informasi resmi tidak secara eksplisit diungkap ke publik, namun berdasarkan berbagai sumber industri pertahanan dan media Korea Selatan, radar Yangsan diperkirakan pada target pesawat tempur berukuran sedang (RCS ~3 m²), dapat dideteksi pada jarak 180–200 km.
Sementara pada target dengan RCS (Radar Cross Section) kecil (low-observable), maka jangkauan akan menurun, tapi tetap kompetitif berkat kemampuan beam steering dan track-while-scan AESA. Dengan perkiraan jangkauan deteksi, maka diduga kemampuan Yangsan setanding dengan radar AESA AN/APG-83 SABR pada F-16 Viper (160–180 km) dan Captor-E Mk1 pada Eurofighter Typhoon upgrade (200 km). Jangkauan sebenarnya bisa sangat tergantung pada kondisi lingkungan, sudut deteksi, dan mode operasi radar. (Bayu Pamungkas)
Prototipe Keenam (Terakhir) KF-21 Boramae Terbang Perdana, Uji Penuh Parameter Radar AESA


yah… radar aesanya… jarak tempuh masih dibawah 200 km. berarti rudal BVR yg diadaptasi sekitaran kurang dari 200 km. susah untuk menghadapi J35 atau j20 dg PL15 yg punya daya hantam 300km, apabila ada perang di LCS/natuna.
kalau melawan f22 atau F35 mungkin masih bisa…diadu.