Setelah Korea Aerospace Industries (KAI) mengungkapkan desain KF-21EX dalam konferensi Angkatan Udara yang diadakan pada 28 Juli 2025 di Daejeon, Korea Selatan, maka niatan untuk menjadikan KF-21 Boramae sebagai jet tempur generasi kelima dengan kemampuan stealth, kini kian serius dirumuskan. (more…)
Debut rudal rudal balistik yang diluncurkan dari udara (Air-Launched Ballistic Missile/ALBM) belakangan naik daun, khususnya setelah Rusia dan Israel menggunakan ALBM Kh-47M2 Kinzhal dan Rampage dalam melancarkan serangan udara jarak jauh. Berangkat dari serangan yang dianggap efektif, Korea Selatan diwartakan kepincut untuk mengembangkan ALBM, khususnya sebagai senjata pemukul bagi jet tempur KF-21 Block II Boramae. (more…)
Pada tanggal 5 Agustus 2025, dari fasilitas riset Hanwha Systems di Yongin, Korea Selatan, digelar upacara dimulainya produksi massal tahap pertama radar AESA (Active Electronically Scanned Array) “Yangsan”. Peluncuran ini menandai tonggak penting bagi kemandirian teknologi pertahanan Korea Selatan, memperkuat kapabilitas KF-21 dalam misi multi-domain dan siap bersaing secara global. (more…)
Terkenal serius dalam komitmen kerja sama industri pertahanan, ada kabar India kini tengah mengevaluasi jet tempur rancangan Korea Selatan-Indonesia, KF-21 Boramae, yakni untuk mengisi program Multi-Role Fighter Aircraft (MRFA). KF-21 dipandang sebagai platform yang kompetitif dari segi biaya dengan potensi pertumbuhan di masa depan dan kompatibilitas dengan kebijakan industri domestik India. (more…)
Kolonel Pnb Ferrel “Venom” Rigonald dinobatkan sebagai pilot TNI AU pertama yang kali menerbangkan jet tempur KF-21 Boramae, yakni dalam penerbangan uji pada 27 Juni 2025 di Pangkalan Udara Sacheon di Korea Selatan. Ferrel Rigonald dalam penerbangan ini berada di kursi depan (front seat). (more…)
Korea Aerospace Industries (KAI) telah mendapatkan kontrak produksi kedua untuk jet tempur KF-21 Boramae yang dikembangkan di dalam negeri. Dalam siaran pers yang dikeluarkan pada 26 Juni 2025, KAI mengumumkan telah menandatangani perjanjian senilai 2,39 triliun won ($1,76 miliar) dengan Defense Acquisition Program Administration (DAPA) untuk membangun 20 jet KF-21 tambahan. (more…)
Sebagai sekutu ring satu AS di Indo Pasifik, Korea Selatan mendapatkan perlakuan khusus untuk mengembangkan dan memanfaatkan mesin General Electric F414-GE-400K untuk jet temput KF-21 Boramae, bahkan lewat Hanwha Aerospace, Korea Selatan mendapatkan akses untuk merakit dan memproduksi lisensi mesin tersebut. Meski begitu, ada ketidaknyamanan yang dialami industri pertahanan Negeri Ginseng. (more…)
General Electric (GE) F414-400 telah disiapkan sebagai mesin untuk jet tempur KF-21 Boramae. Lantaran bakal diproduksi hingga ratusan unit, produksi GE F414 pun telah disiapkan untuk digarap oleh Hanwha Aerospace secara lisensi. Namun, beberapa penundaan atas pengiriman mesin, membuat Korea Selatan mempersiapkan alternatif dapur pacu untuk KF-21 Boramae. (more…)
Sejak kick-off produksi massal KF-21Boramae Block 1 pada 10 Juli 2024, banyak netizen yang menanyakan sampai sejauh mana pencapaian dari proses produksi jet tempur twin engine rancangan Korea Selatan dan Indonesia tersebut. (more…)
Berkurangnya partisipasi pendanaan Indonesia atas biaya pengembangan je tempur KF-21 Boramae, itu artinya yang seharusnya menjadi ‘kewajiban’ Indonesia akan menjadi biaya ekstra yang harus ditanggung oleh pihak Korea Selatan. Meski ada campur tangan pemerintah Korea Selatan dalam pendanaan, rupanya sebagian besar biaya tunggakan Indonesia, dibebankan kepada pihak manufaktur, Korea Aerospace Industries (KAI). (more…)