Perkuat NATO: Jerman Terima Unit Perdana P-8A Poseidon, Dilengkapi Sistem DIRCM Canggih

Bertempat di fasilitas produksi Boeing di Seattle, Washington, AS, Angkatan Laut Jerman (Deutsche Marine) pada tanggal 2 Oktober lalu telah menerima unit perdana pesawat intai P-8A Poseidon. Sebelumnya penyerahan unit perdana direncanakan pada bulan Agustus, namun tertunda karena ada sedikit penyesuaian.

Baca juga: AL Jerman Akuisisi Lima Unit P-8A Poseidon, Program MPA Bersama Perancis Terancam Kandas

P-8A Poseidon pertama ini, yang membawa nomor ekor “63+01” (seri ke-186 yang diproduksi), diserahkan kepada Kementerian Pertahanan Jerman melalui proses Foreign Military Sales (FMS) AS. Pesawat tersebut dijadwalkan tiba di pangkalan aslinya, Naval Air Wing 3 “Graf Zeppelin” di Nordholz, Jerman, pada bulan berikutnya setelah pemeriksaan akhir.

P-8A Poseidon dibeli untuk menggantikan armada P-3C Orion Jerman yang sudah tua, yang telah dioperasikan sejak tahun 2006 dan mendekati akhir masa pakainya.

Jerman awalnya menyetujui pembelian lima unit P-8A pada tahun 2021. Namun, setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, Jerman menggunakan dana pertahanan khusus (Sondervermögen) untuk menambah tiga unit lagi, sehingga total pesanan saat ini menjadi delapan P-8A Poseidon.

Boeing Tampilkan Unit Perdana P-8A Poseidon Pesanan Angkatan Laut Jerman

Pengadaan P-8A ini bersifat mendesak dan mengisi celah kemampuan penting, meskipun Jerman dan Prancis masih memiliki proyek bersama jangka panjang yang disebut Maritime Airborne Warfare System (MAWS).

P-8A adalah pesawat patroli maritim multi-misi yang canggih, utamanya berfungsi untuk Peperangan Anti-Kapal Selam (Anti-Submarine Warfare / ASW) dan Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian (Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance / ISR). Kepala Staf Angkatan Laut Jerman, Vice Adm. Jan Christian Kaack, menyebut Poseidon sebagai “Penjaga Langit” (flying sentinel) yang menandai “lompatan kuantum dalam jangkauan, teknologi sensor, dan daya tahan” dibandingkan P-3C.

Airbus A400M Angkatan Udara Jerman Dipasangi Sistem Anti Rudal DIRCM dari Elbit Systems

Akuisisi P-8A dianggap sangat penting karena pesawat ini akan terintegrasi penuh dengan armada P-8A negara-negara NATO lainnya (AS, Inggris, Norwegia), yang memperkuat kemampuan pertahanan maritim bersama di Laut Baltik dan Atlantik Utara.

Jerman berencana menerima semua delapan pesawat P-8A ini hingga akhir tahun 2026. Angkatan Laut Jerman juga telah mengindikasikan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk membeli empat unit tambahan, sehingga total armada mereka mencapai 12 unit.

Secara garis besar, P-8A Poseidon Jerman adalah varian standar P-8A yang sama yang digunakan oleh Angkatan Laut AS (US Navy) dan sekutu NATO lainnya (seperti Inggris dan Norwegia). Hal ini memang disengaja untuk memastikan interoperabilitas penuh dalam jaringan NATO.

Tangkal Serangan Rudal MANPADS, Pesawat Kepresiden Mesir Airbus A340-200 Dipasangi AN/AAQ-24 LAIRCM

Namun, terdapat satu fitur spesifik yang diketahui dipasang pada Poseidon Jerman yang sering disorot sebagai penyesuaian untuk kebutuhan pertahanan mereka, yakni adanya Sistem Perlindungan Diri (Self-Protection System) AN/AAQ-24(V) DIRCM (Directional Infrared Countermeasure), merupakan sistem pertahanan laser yang dipasang untuk menangkal rudal berpemandu inframerah (pencari panas), seperti Man-Portable Air-Defense Systems (MANPADS).

Sistem ini penting untuk meningkatkan kemampuan bertahan pesawat di lingkungan operasional berisiko tinggi. Meskipun banyak P-8A yang dilengkapi dengan sistem perlindungan, penekanan pada DIRCM menunjukkan prioritas Jerman untuk operasi yang aman di wilayah maritim yang berpotensi tegang (seperti Laut Baltik). (Gilang Perdana)

Putuskan Beli 4 Unit Boeing P-8A Poseidon, Kekuatan Udara Maritim Singapura Kian Strong di Kawasan

2 Comments