MiG-33 “F-16sky” – Lawan Tanding F-16 Fighting Falcon yang Gagal Diwujudkan Rusia
|Rencana peluncuran jet tempur stealth bermesin tunggal pertama Rusia pada ajang MAKS 2021 telah membetot perhatian dunia. Selain masih serba rahasia, yang menarik lagi ini menjadi penanda Rusia serius untuk mempersiapkan lawan tanding bagi F-35 Lightning II, sebagai satu-satunya penempur stealth single engine saat ini.
Di arsenal Uni Soviet, sejak era MiG-23/MiG-27, sudah tak pernah lagi dibuat jet tempur bermesin tunggal. Soviet di pertengahan dekade 80-an lebih mengedepanan strategi untuk mengoptimalkan pesawat tempur bermesin ganda dalam menghadapi hegemoni kekuatan udara NATO.
Dan seiring rencana Rusia meluncuran jet tempur stealth bermesin tunggal, ingatan seolah kembali pada dekade 80-an, dimana Rusia (Soviet) juga pernah punya gagasan untuk mengembangkan jet tempur ringan bermesing tunggal, yang tak lain penempur ini dirancang untuk mengimbangi F-16 Fighting Falcon sebgai pesawat tempur ringan dan lincah.
Didasari atas pesona F-16, pada akhir 1970-an, Biro Desain MiG mulai mempelajari konsep pesawat tempur bermesin tunggal dengan struktur sederhana, yang disebut sebagai “Product 33” (Izdeliye 33) atau MiG-33.
Tata letak pesawat ini punya kemiripan dengan F-16, sehingga kemudian dijuluki “F-16sky”. Pesawat tempur ini juga memiliki belly air intakes dan wing body fusion. Namun, MiG-33 lebih memperhatikan kinerja kecepatan tinggi, mengadopsi saluran masuk udara berbentuk baji supersonik yang mirip dengan MiG-21 Ye-8, yang punya kecepatan di atas Mach 2.
Meskipun disebut “F-16sky”, MiG-33 dalam ukuran dan berat, lebih kecil dari F-16. Pihak perancang telah mempersiapkan MiG-33 nantinya akan dipasangkan mesin tunggal turbofan afterburner Klimov RD-33, jenis mesin yang sama digunakan pada jet tempur bermesin ganda MiG-29 Fulcrum.
Dengan mesin afterburner berdaya dorong 8,3 ton, menyiratkan bahwa MiG-33 memang ditakdirkan sebagai jet tempur ringan. Dalam arti tertentu, MiG-33 dapat dianggap sebagai varian mesin tunggal dari MiG-29. Karena pengurangan berat dan kompleksitas yang signifikan, biaya produksi dan pengoperasian pesawat juga akan jauh lebih murah.
Profil samping badan pesawat dan depan MiG-33 juga mirip dengan MiG-29, bahkan komponen roda pendaratan dan avionik pun dibuat identik. Setelah mengevaluasi sejumlah besar strip samping, sayap dan desain ekor yang berbeda di terowongan angin, Biro Desain MiG akhirnya memilih skema yang mirip dengan F-16 pada tahun 1984, yang juga mengonfirmasi keberhasilan yang terakhir dalam desain aerodinamis.
Tetapi sayangnya, desain MiG-33 alias “F-16sky” tak pernah diwujudkan dalam bentuk prototipe. Pada tahun 1986, Soviet telah membatalkan pengembangan “Product 33” akibat dari perubahan persyaratan Angkatan Udara Soviet. Pemerintah menunjukkan preferensinya terhadap pesawat tempur bermesin ganda dan lebih banyak lagi pesawat tempur. Penekanan pada penggunaan dan kinerja tidak pernah menunjukkan minat pada MiG-33, sehingga tanpa adanya dukungan militer, proyek MiG-33 telah berakhir tanpa masalah.
Kabarnya, pada tahun 1988, Cina telah membeli desain dan data uji MiG-33 dari Rusia, yang tak lain digunakan untuk membantu mempercepat pengembangan jet tempur CAC/PAC JF-17 Thunder. MiG kembali membangikitkan nama MiG-33 lagi di Farnborough Airshow 1994, dimana MiG-29ME tipe ekspor dari MiG-29M (“Produk 9.15”) diperkenalkan ke publik sebagai MiG-33. (Bayu Pamungkas)
Menarik sekali dari Israel Cina mendapatkan teknologi IAI Lavi dan hidup sebagai J 10 & dari Rusia Cina mendapatkan teknologi MIG 33 dan hidup sebagai JF 17 serta dari Ukraina Cina mendapatkan teknologi SU 33 dan hidup sebagai J 15.
Mig 33 ada 2 prototype dengan air intake yang berbeda. Yang di artikel ini single air intake pake desain dari Mig 29 satunya double air intake dari MiG 23
Pakistan & Cina memilih prototype no 2 yang kemudian dibeli dan dibawa ke Cina. Prototype no 2 kini sudah tak ada lagi dibongkar dan dipreteli untuk dikembangkan menjadi JF17
Ane nambahin saja
Hal sama berlaku pada prototype Lavi yang sosoknya tak ada lagi
Begitu juga dengan Yak 141
Ada 2 prototype yang sudah terbang dan 1 prototype yang masih dalam pembangunan ketika program dihentikan. 1 prototype jatuh dan 1 prototype dibeli Amrik beserta segala datanya buat pengembangan F35B. Prototype dengan kondisi terbaik tersebut sudah tak ada lagi dan yang tersisa si no 3 yang sama sekali belum selesai dan sempat terbang
Semoga membantu
” dan 1 prototype dibeli Amrik beserta segala datanya buat pengembangan F35B.”
—————————————————
Eehhhmmm…..katanya buatannya….tp kok yg sono mau beli yaa?…π€π€π€
Ya Salaamm…π€£π€£π€£
Tidak semuanya China mendapatkan teknologi intinya dari membeli prototype.
Untuk pespur stealthnya seperti J-20 adalah hasil dari memulung kepingan pespur Amrik F-117 Nighthwaks yang ditembak jatuh pada perang Serbia tahun 1999.
Pada bulan Januari 2011, seorang insinyur yang bekerja pada proyek pembuatan pesawat pembom siluman B-2 untuk Northrop Grumman telah ditangkap, diadili dan dijatuhi hukuman 32 tahun penjara karena membocorkan rahasia ke China. Dia mendapat bayaran US $ 100.000, untuk membantu merancang stealth exhaust system untuk pembuatan rudal jelajah China agar sulit dideteksi dan dihancurkan.
Cetak biru tidak menjamin kualiatasnya akan sama seperti negara produsen awal, karena road map membuat pespur ada yang namanya komponen inti seperti radar, mesin, avionik dan lainnya.
Basicnya cetak biru MIG-33 / F-16 Sky lebih seperti KFX/IFX yang belum di instal komponen inti.
Makasih tambahannya
Selain blueprint dan data data keberadaan sosok pespur yang jadi acuan juga sangat diperlukan. Dibongkar, dipreteli dan diteliti daleman untuk kemudian diteliti
Banyak sumber prototype, puing-puing hingga dari pasar gelap via mafia
Data data tambahan dari spionase, puing-puing dll juga bisa menjadi poin plus sebagai shortcut
Betul banget [email protected]
Cina mendapatkan teknologi siluman dng membeli dr petani serbia kepingan pespur Amrik F-117 Nighthwaks yang ditembak jatuh oleh rudal jadul dng kualitas seeker ngadat (kata org π)
Sebuah Jackpot bagi Rusia…πππ
Setuju, karena basic dari semuanya adalah blue print.
Enatah ingin dibuat gen 4 atau gen 5 ataupun di instal perangkat apapun semuanya disesuaikan dengan blue print yang ada.
Punya blueprint tidak menjamin akan mampu memproduksi. PT DI punya lisensi produksi dan blueprint sebuah misil dari Jerman tapi ga mampu membuat dan disimpan di gudang selama ini.
Makanya pengembangan pespur cina sngat cepat. Krn tdk perlu R nD dari awal. Yg justru memakan waktu lama. Harusnya bisa di tiru Indonesia. Krn insinyur2 kita ngga kalah pintar dari mereka. Kuncinya ada di kemauan pemimpin2 negeri ini. Iran, korut yg di embargo aja bisa maju industri pertahannya… Jgn diotak cm import 2 aja. Jgn pilih pemimpin yg otaknya spt itu.
Membuat pespur dengan kemampuan superior tidak seperti membeli gorengan.
Meskipun PT DI atau perusahaan BUMN lainnya sudah dapat membuat alusista lainnya yang bagus tapi semua komponen intinya masih impor.
Bahkan negara sekelas China untuk mesin pespurnya masih impor dari Rusia, karena untuk pespur andalannya masih dalam tahapan riset dan uji coba.
PT DI, PT PAL, PT LEN, PT PINDAD atau peeusahaan plat merah dan swasta di RI sejatinya masih belum dapat menciptakan komponen inti untuk alusista yang sudah botol pulpen.
Negara seperti Korea Utara dan iran mendapatkan cetak biru dan tenaga ahli bersumber dari zaman Uni Sovyet.
Mereka sangat membutuhkan cetak biru dan tenaga ahlinya tersebut untuk produksi alusistanya guna menjaga negaranya karena di embargo atau di invasi.
Bahkan negara lain hingga melakukan spionase hanya untuk mendapatkan cetak biru atau komponen inti dari alusista andalan negara yang dituju.
Pada intinya semua negara maju tidak ingin negara berkembang seperti Republik Indonesia menjadi negara maju.
1 hal yang harus kamu harus ketahui adalah untuk negara seperti Amerika adalah diri sumber pendapatan terbesarnya hasil dari penjualan alusista.
Oleh karena itu semua negara produsen alusista selalu menciptakan konflik bahkan hingga terjadi peperangan di suatu daerah hanya untuk menguji, promosi dan ujungnya adalah menjual alusistanya dengan label sudah botol pulpen.
Oleh karena itu sangat tidak aneh negara seperti Amerika, Rusia, Inggris, Jerman, Prancis dan lainnya hampir selalu ada di setiap konflik hingga peperangan, bahkan saat ini negara China pun ikut serta masuk kedalam konflik (menciptakan konflik) dunia.
ada terlalu overpraise diri kita, inspeksi diri sendiri tidak ada salahnya mengakui kekurangan. Ada ruangan untuk perbaikan. Masalah kompleks dan rumit yang terlalu di oversimplify dengan alasan yang dicuci kembali “salah pemimpin2”
Aturan imbal dagang & ToT baru diterapkan belum lama ini, selain itu para pemangku kebijakan pada masa lalu membeli alusista selalu via perantara, berbanding terbalik dengan sekarang karena lebih mengedepankan via G to G.
Tidak ada yang salah dari sekema sekarang, hanya saja masih ada celah untuk mark up untuk setiap pembelian alusista, karena KPK tidak dapat memerilsa setiap pembelian alusista.
Meskipun ada unsur rahasia jika terbuka untuk hukum (bukan publik) sebaiknya melibatkan juga unsur seperti KPK
Kalau mau Indonesia beli saja desain F-20 Tigershak, atau kalau mau lebih gahar beli desain YF-23 GhostBlue
Bismillah berharap nunggu hibah dari amerika rudal mim 23 hawk dan patriot siapa tau china juga ingin hibahkan j.10 nya buat TNI.AU untk latihan perang dan tempur pilot pilot muda TNI.AU diskadron latih tempur.
Kenapa indonesia gak kerja sama dengan singapura, daripada gengsi beli kesana kemari
Bli-bli-bli semuanya lengkap TOT, kita lanjut kembangkan sendiri. terus d export ke zimbabwe
wah…yg komen orgΒ² berwawasan pes-pur…, betulΒ² enak dibaca….πππ
Tuh khan gagal menyaingi F16