Ada Kemiripan dengan Desain Eurofighter Typhoon, Mikoyan-Gurevich Ye-8 Lebih Dulu Mengadopsi Canard
|Saling mirip antar desain jet tempur sudah lazim terjadi dan mungkin tak terhindarkan lantaran kebutuhan aerodinamika pesawat itu sendiri. Namun, siapa sangka, bahwa jet tempur modern dari generasi keempat, Eurofighter Typyhoon, ternyata punya kemiripan dengan prototipe jet tempur asal Negeri Beruang Merah.
Baca juga: Ternyata Ada Kaitan Antara Sean Connery dan Jet Tempur MiG-21 “007”
Sejauh ini memang tak ada keterangan, apakah desainer Typhoon terinspirasi oleh sosok Mikoyan-Gurevich Ye-8, namun bila dilihat dari sudut samping depan plus canard-nya, sekilas ada kemiripan antara Typhoon dengan Ye-8. Meski ada kesan futuristik, namun Ye-8 adalah hasil rancangan dekade 60-an. Debut jet tempur ini digadang awalnya sebagai pengganti MiG-21 Fishbed, sebagai informasi MiG-21 juga merupakan produksi Mikoyan-Gurevich.
Ye-8 sejatinya akan diberi label MiG-23, namun sayang, debut jet tempur supersonik ini hanya mentok sampai pembuatan dua prototipe saja. Persisnya hanya ada dua prototipe yang berhasil dibuat pada periode 1960 – 1961. Air intake MiG-21 yang aslinya berada di bagian moncong, kemudian dipindahkan ke bawah badan pesawat, dengan begitu bagian hidung dapat menampung jenis radar yang lebih besar.
Bila MiG-21 generasi awal hanya dapat meluncurkan rudal udara ke udara jarak dekat, maka Ye-8 disiapkan dapat meluncurkan rudal udara ke udara jarak sedang berkat keberadaan radar yang lebih kuat.
Yang unik, Ye-8 telah menggunakan desain canard pada kedua sisi hidung depan kokpit. Meski begitu, sayap utapa Ye-8 tetap mengacu pada rancangan asli MiG-21.
Dari catatan sejarah, kedua prototipe Ye-8 berhasil diterbangkan pada tahun 1962. Dan pada 11 September 1962, mesin turbojet Tumansky R-21F-300 yang masih dalam pengembangan, meledak di udara saat pesawat melesat dengan kecepatan Mach 2,15. Pilot uji Georgy Konstantinovich Mosolov, yang saat itu merupakan salah satu pilot uji Soviet terkemuka, terluka parah oleh puing-puing kompresor dan harus terlontar pada kecepatan Mach 1,78.
Karena masalah teknis yang belum terpecahkan, pengembangan Y-8 lantas ditinggalkan. Berapa bagian Ye-8 di kemudian hari digunakan pada MiG-23 Flogger, termasuk rudal R-23 dan radar Sapfir-23.
Dikutip dari MiG: Fifty Years of Secret Aircraft Design, disebutkan jet tempur single seater ini punya panjang 14,9 meter dan lebar bentang sayap 7,15 meter. Disokong oleh satu mesin turbojet Tumansky R-21 dengan afterburner, Ye-8 dapat melesat dengan kecepatan maksimum Mach 2,15. Pada ketinggian 12.000 meter, Ye-8 dapat melesat 1.386 km per jam.
Dengan berat maksimum saat tinggal landas 8.200 kg, prototipe jet tempur dari era Perang Dingin ini dapat terbang sampai ketinggian 20.000 meter. (Gilang Perdana)
.
Gak kepikiran buat sayap delta yg gede kayaknya.
Wong masih lagi nyisihin duit di dompet transaksi aja belom. Buat jaga2 kalau Caatsa waiver muncul setelah Biden berkuasa dan Kongres ngasih lampu ijo tapi klau ga ya yg kejang2 bukan sya melainkan segenap kru yg terlibat dlm imbal dagang hahaha
Yg bahas artikel kemiripan tapi kamu komentar cuma AS dan Uni Soviet yg mampu menguasai desain pespur waktu perang dingin sementara Uni Soviet saja ngambil pakem pengembangan mesin jet pespur dari ngopi mesin jet Rolls Royce yg dipake di Mig 15 pespur jet pertama Soviet yg masuk layanan.
Emang Prancis dan Inggris dikemanain.
Makin parah ngelantur bahas imbal kopi karet dan sandal. Apa hubungannya dng design pespur.? Nampak benar gak pahamnya atau mungkin gak baca artikel langsung main seruduk.
Makanya biasakan klo komen atau berargumen itu fokus pada topik bahasan.
Sdh jelas2 bahasan itu tentang kemiripan design bentuk pespurnya kok malah bahas mesin. Sdh kaceut pake ngeyel lg.