Viasat AN/PRC-161 BATS-D: Radio Taktis Handheld Pertama dengan Teknologi Link 16

Guna meningkatkan presisi pengenaan pada penembakan sasaran dari udara ke permukaan, umumnya pilot pesawat tempur mendapatkan panduan dari ground FAC (Forward Air Control). Panduan ini mulai dari informasi koordinat dan kondisi real sasaran sebelum eksekusi penembakan, ini penting guna menghindari terjadinya friendly fire dan collateral damage. Jalur komunikasi yang digunakan antara pilot dan prajurit pemandu sampai saat ini masih tergolong secure, hanya saja platform yang digunakan adalah voice based dengan radio VHF (Very High Frequency).

Baca juga: General Dynamics URC-200 (V2) – Radio Taktis Pengendali Tempur Andalan Paskhas TNI AU

Nah, bagi militer Amerika Serikat yang ‘doyan’ terlibat dalam operasi tempur di beragam penjuru dunia, basis voice antara pilot dan prajurit pengemban fungsi FAC dipandang punya banyak kelemahan, diantaranya ada kemungkinan pilot salah menafsirkan pesan suara yang dikirimkan prajurit di permukaan. Dalam dinamika pertempuran, distraksi bisa saja terjadi pada jalur komunikasi, terlebih dalam situasi noise di level tinggi.

Dalam standar NATO, pasca Perang Dunia Kedua, dalam setiap misi Close Air Support (CAS), komunikasi suara telah menjadi cara tradisional untuk berbagi informasi taktis dengan pesawat tempur. NATO menggunakan standar yang disebut ‘Nine Line’ yang berisi informasi penargetan yang dibacakan ground FAC atau Joint Terminal Attack Controllers (JTAC) kepada pilot, kemudian pilot menuliskan dan selanjutnya mengulangi ke JTAC untuk konfirmasi.

Sayangnya, proses di atas bisa memakan waktu dengan potensi kesalahan dalam persepsi sampai gangguan teknis perangkat. Padahal di sisi lain, pilot harus mendapatkan informasi yang tepat dan jelas.

Menjawab tantangan tersebut, platform Link 16 Tactical Data Link (TDL) mulai mengambil peran dalam mendukung komunikasi antara prajurit FAC dan pilot. Mengandalkan keunggulan transmisi berupa data, pilot tidak menerima panduan berupa suara, melainkan pesan tertulis. Ini mengurangi risiko komunikasi yang salah dan ambiguitas, memberikan catatan tertulis pada misi dan mengurangi beban kerja pilot dengan informasi yang disajikan langsung pada layar multi display function di kokpit.

Viasat AN/PRC-161 BATS-D

Upaya serius untuk mengeksploitasi manfaat Link 16 untuk mendukung misi CAS telah direalisasikan. Sebagai wujudnya adalah diluncurkannya radio model handheld (genggam) jenis Viasat AN/PRC-161 BATS-D yang saat ini sudah digunakan oleh unit pasukan elite AS.

Dengan AN/PRC-161 BATS-D, prajurit FAC atau di dalam lingkup Korps Paskhas TNI AU disebut Pengendali Tempur (Dalpur), mampu mengirim dan menerima data taktis dari perangkat ini, sementara prajutir dapat berbagi dengan informasi yang akurat tentang posisi mereka kepada pesawat tempur guna mengurangi terjadinya friendly fire. Melengkapi basis komunikasi data, radio ini dapat memfasilitasi komunikasi suara antara prajurit FAC dan pilot tempur, sehingga segala aspek kebutuhan baik data dan suara dapat terpenuhi dalam satu perangkat berwujud radio handy talkie (HT) ini. Komunikasi yang lancar antara pilot dan elemen pendukung di permukaan, berujung suksesnya misi CAS yang diemban.

Penggunaan Link 16 TDL dalam tugas ground FAC merupakan pengembangan baru, dimana Link 16 selama ini lebih ditekankan sebagai jalur komunikasi data antar pesawat tempur berstandar NATO, pesawat tempur ke kapal perang, dan sistem arhanud modern, khususnya pada sistem weapon data link.

Baca juga: PT Len Industri Luncurkan LenStrad-M5, Radio Taktis Handheld Anti Jamming dan Anti Intercept

Sejak digunakan pada akhir 1970-an, pada prinsipnya Link 16 berjalan di teknologi TDMA (Time Division Multiple Access) dan jam resistant dengan frekuensi hopping. Link 16 dapat menghadirkan koneksi high speed lewat frekuensi radio di band 960 – 1.215 Mhz. Link 16 juga mendukung dua channel (kombinasi) digital voice di kecepatan 2,4 Kbps atau 16 Kbps). Sampai saat ini 40 negara teman dekat AS telah menggunakan Link 16 sebagai jalur komunikasi tempur andalan, termasuk Network Centric Warfare yang digunakan jet tempur Saab Gripen adalah salah satunya.

Adopsi Link 16 untuk ground FAC menjadikan jalur komunikasi Line of Sight (LoS) ini mulai merambah digunakan pada dunia infanteri. Dan diversifikasi penggunaan Link 16 di masa depan tentu merupakan tantangan tersendiri dalam pengelolaan bandwidth. (Gilang Perdana)

8 Comments