Setahun Pasca Kontrak, Produksi Batch Pertama FA-50M Fighting Eagle Malaysia Sudah 37 Persen
|Berhasil menembus pasar Asia dan Eropa, Korea Aerospace Industries (KAI) layak mengklaim sebagai manufaktur dirgantara yang sukses dalam memasarkan jet tempur ringan FA-50 Fighting Eagle. Terlepas dari performa produk, ada dua strategi yang berhasil menarik minat negara pembeli untuk mengakuisisi FA-50.
Yang pertama adalah tawaran kerja sama termasuk alih teknologi dengan industri dirgantara dari negara pembeli. Kemudian yang kedua, jalur produksi yang relatif cepat, sehingga negara pembeli tidak menanti waktu yang lama untuk mendapatkan jet tempur yang telah dipesan. Bukti kecepatan produksi FA-50 telah diperlihatkan dari pesanan untuk Polandia, yakni dari waktu kontrak efektif sampai pengiriman perdana, dapat dipenuhi oleh KAI dalam waktu satu tahun.
Masih terkait dengan kemampuan jalur produksi KAI atas pesanan FA-50, belum lama ini ada update informasi tentang status produksi pada FA-50M pesanan Angkatan Udara Malaysia (RMAF). Dikutip Defence Security Asia (18/8/2024), disebut kontrak pengadaan 18 unit p FA-50M (FA-50 Block 20) oleh Malaysia dari Korea Aerospace Industries (KAI) berjalan lancar, dengan perakitan pesawat batch pertama (empat unit) telah mencapai 37 persen penyelesaian pada akhir Juli 2024.
Masih dari sumber yang sama, kemajuan perakitan FA-50M diharapkan meningkat menjadi 39 persen pada akhir Agustus 2024. Semua pekerjaan perakitan berjalan sesuai rencana. Tahun depan, diharapkan pesawat akan dirakit sepenuhnya. Kementerian Pertahanan Malaysia dan KAI menandatangani kontrak pengadaan pada Mei tahun 2023 untuk akuisisi 18 unit FA-50M yang diperkirakan bernilai RM4 miliar.
RMAF diharapkan menerima batch (gelombang pertama) empat unit FA-50M pada Oktober 2026. Pesawat yang tersisa akan dikirim secara bertahap, dengan pesawat terakhir diharapkan akan diterima pada tahun 2028. Nantinya, armada FA-50M akan ditempatkan di pangkalan RMAF di Kuantan.
Menhan Malaysia: “Kami Beli Block 20, Versi Terbaru Jet Tempur FA-50 Fighting Eagle”
FA-50M adalah varian yang paling canggih dibandingkan dengan yang diperoleh oleh negara-negara lain, termasuk Korea Selatan dan Filipina. Hanya varian FA-50PL yang dioperasikan oleh Polandia, yang disebut sebanding dengan apa yang akan dimiliki Malaysia.
Untuk menyiapkan awak, program pelatihan pilot akan dimulai pada awal tahun 2026, yang melibatkan enam pilot selama tiga hingga enam bulan pelatihan, termasuk pelatihan yang menggunakan simulator. Mereka akan memulai pelatihan dengan pesawat T-50 Golden Eagle sebelum beralih ke FA-50M.
‘Direstui’ AS, FA-50 Fighting Eagle Pesanan Polandia Dibekali Sniper Advanced Targeting Pod
Salah satu perbedaan utama antara varian FA-50M Malaysia dan varian FA-50 yang digunakan oleh angkatan udara lain adalah jet tempur ringan RMAF akan dilengkapi dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA) PhantomStrike, bersama dengan komponen elektronik terbaru dan probe pengisian bahan bakar udara-ke-udara. Varian FA-50M yang akan dioperasikan Malaysia juga akan memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal AIM-9X Sidewinder, serta bom berpemandu presisi.
Selain itu, FA-50M akan dilengkapi dengan kemampuan dipasangi Sniper Advanced Targeting Pod (ATP) yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan AS, Lockheed Martin. Sniper ATP yang beratnya sekitar 200 kg, menyediakan kemampuan deteksi dan identifikasi target yang ditingkatkan, serta pengawasan berkelanjutan untuk semua jenis misi, termasuk dukungan udara jarak dekat untuk pasukan darat.
Dipasangi Air Refueling Probe, Inilah Tampilan FA-50 Fighting Eagle
Kemampuan “plug and play” Sniper ATP memungkinkannya untuk digunakan pada berbagai platform tanpa memerlukan perubahan perangkat lunak. Fitur Sniper ATP meliputi High Definition mid-wave Forward Looking Infrared (FLIR), HDTV, dual-mode laser, laser spot tracker, laser marker, video data link dan digital data recorder. FA-50M juga akan dilengkapi dengan radio U/VHF yang serupa dengan yang digunakan pada jet tempur F-16 Block 70 Viper.
Ke-18 pesawat FA-50M, yang diperoleh Malaysia juga akan dilengkapi dengan “Link 16 Block Upgrade 2” (military tactical data link) yang menyediakan kemampuan komunikasi yang aman, terjamin, dan bebas intersepsi musuh. (Gilang Perdana)
Malaysia Persiapkan Kontrak Akuisisi Tahap Kedua 18 Unit FA-50 Block 20 Fighting Eagle