Jet Tempur F-15E Eagle Dipasangi DIGAR, Sistem Anti GPS Jamming dan Spoofing
|Gangguan berupa jamming pada pesawat militer sudah jamak terjadi, salah satu kasus yang banyak dialami adalah jamming pada sinyal GPS (Global Positioning System). Dengan jamming pada sinyal GPS, bukan saja panduan navigasi pesawat yang menjadi kacau, melainkan sistem senjata yang berpemandu akses GPS, seperti rudal jelajah udara ke permukaan juga bisa dibuat malfungsi, atau minimal presisinya pada sasaran akan menurun.
Baca juga: Hadapi Spoofing GPS dari Cina, AS Siap Kirim Satelit Khusus untuk Melawan Jamming
Masih dalam kerangka peperangan elektronika, ada pula jamming berupa spoofing GPS, yaitu memanipulasi sistem navigasi satelit berbasis GPS atau mengacaukan koordinat GPS di suatu area. Teknik yang disebut sebagai spoofing ini dikabarkan dapat mencakup area yang luas. Berkat spoofing GPS, menyebabkan koordinat asli dari sasaran dapat tersembunyi dari pengamatan satelit, dimana koordinat GPS yang terlihat oleh pesawat atau rudal penyerang berbeda dari koordinat aslinya.
Umumnya, pesawat militer, khususnya pesawat tempur modern sudah dilengkapi kemampuan untuk menghadapi jamming yang menimpa sinyal GPS dan spoofing GPS. Namun, pada faktanya, masih ditemui beragam masalah, mengingat lawan yang juga terus meningkatkan kemampuan jamming-nya.
Dan terkait hal di atas, ada kabar bahwa jet tempur F-15E milik Angkatan Udara AS akan mendapatkan paket upgrade untuk instalasi perangkat Digital GPS Anti-jam Receiver (DIGAR). Persisnya, BAE Systems telah menerima kontrak senilai US$13 juta untuk pemasangan DIGAR untuk melindungi pesawat F-15E dari gangguan sinyal GPS dan spoofing. Sebagai catatan, F-15E akan menjadi jet tempur kedua di arsenal AU AS yang dipasangi DIGAR, setelah sebelumnya perangkat ini dipasang pada kelurga F-16 Fighting Falcon.
DIGAR hadir untuk memastikan keandalan sistem GPS militer bagi pesawat yang beroperasi di lingkungan sinyal yang menantang. DIGAR menggunakan advanced antenna electronics, high-performance signal-processing, dan digital beamforming, yang menggabungkan kemampuan 16 steered beams – untuk penerimaan sinyal GPS yang lebih baik dan kekebalan pada gangguan jamming superior.
Kemampuan anti jamming ini sangat penting untuk pesawat berkecepatan tinggi saat mereka bermanuver di ruang pertempuran. DIGAR juga menyediakan kemampuan GPS untuk menunjang misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian, termasuk untuk beberapa kendaraan udara tak berawak (drone).
BAE Systems secara khusus mengembangkan DIGAR di Ceda Rapids, salah satu kota di Negara Bagian Iowa, AS. Untuk suksesnya proyek ini, perusahaan telah menginvestasikan lebih dari US$100 juta untuk membangun pusat penelitian dan manufaktur mutakhir. (Gilang Perdana)