Pentingnya Satelit Militer di Slot Orbit 123BT, “Karena Ruang Angkasa Adalah Zona Tanpa Kedaulatan”
|Bila ruang udara (airspace) di Bumi adalah bagian dari kedaulatan suatu negara, maka berbeda dengan hukum di ruang angkasa (outer space), disitu tidak ada kedaulatan negara atas suatu wilayah di ruang angkasa. Siapa yang lebih dulu dan bisa ‘memanfaatkan’ akan memetik nilai strategis yang tak terhingga. Maka eksplorasi ruang angkasa, termasuk pengerahan satelit untuk berbagai misi seolah menjadi ajang lomba kepentingan bagi setiap negara.
Baca juga: Selain Perbankan, Akses Komunikasi Data TNI Juga Terganggu Akibat Satelit Telkom 1
Meski begitu ITU (International Telecommunication Union) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tetap memberikan pakem tentang penempatan slot orbit satelit. Dan bicara tentang slot orbit, maka slot orbit untuk satelit Geo 123BT (Bujur Timur) menjadi yang paling strategis di mata Indonesia. Nun jauh di atas Sulawesi, slot orbit di tengah wilayah Nusantara tersebut sangat ideal untuk menunjang komunikasi di wilayah terpencil dan pulau-pulau terluar. Selain itu, satelit tersebut juga dapat digunakan untuk membantu komunikasi maritim, dan tentunya untuk kepentingan komunikasi voice serta data bagi TNI.
Sejak Februari 2000, memang sudah ada satelit Garuda-1 yang bertengger di slot orbit 123 BT. Namun satelit buatan Lockheed Martin yang dikendalikan dari Batam ini telah mengalami kerusakan akibat kegagalan fuel sampai melenceng dari orbit (de-orbit) pada Januari 2015 silam. Padahal Garuda-1 milik Asia Cellular Satelit (Aces) sejatinya masih akan beroperasi hingga tahun 2019.
Karena tidak ada istilah kedaulatan di ruang angkasa, slot satelit model L-band yang ditinggalkan Garuda-1 menjadi incaran operator dari negara lain. Merespon situasi yang cukup ‘genting,’ Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kementerian Kominfo dan Kementerian Pertahanan untuk melakukan langkah pengamanan agar slot orbit 123 BT tidak dicaplok negara lain. Selain dicaplok, Indonesia bakal kehilangan hak atas alokasi spektrum L-band selama-lamanya. ITU lantas memberi tenggat bagi Indonesia paling lambat harus sudah menyiapkan satelit pada Januari 2018.
Baca juga: Proyek Larkswood: Tanpa Komunikasi Mandiri, Kedaulatan Negara Jadi Taruhan
Bila Garuda-1 tak mengalami masalah, di 2019 nantinya yang akan ditempatkan di slot orbit 123 BT adalah satelit komunikasi militer lansiran Airbus Defence and Space (ADS). Namun karena ada kendala dengan Garuda-1, pemerintah telah menandatangani kesepakatan untuk menyewa satelit “Artemis” dari Avanti Communications Limited (operator satelit dari Inggris) guna melindungi alokasi slot 123 BT dan spektrum-nya sampai satelit produksi ADS on-orbit.
Karena satelit Artemis berstatus sewa hingga tahun 2019, maka kita semua berharap agar tidak ada masalah pada proyek pengadaan satelit yang tengah diusung bersama ADS. Seperti diwartakan sebelumnya bahwa Indonesia telat melakukan pembayaran uang muka (Rp1,3 triliun) kepada ADS.
Tentang slot 123BT, diperuntukkan bagi satelit L-band yang beroperasi di ketinggian 36.000 Km, fungsi satelit ini sebagai penunjang peran komunikasi. Karena sifatnya geostationer yang ‘standby’ diatas langit Nusantara, satelit ini siap melayani kebutuhan akses selama 24 jam selama rentang waktu 15 tahun. Satelit komunikasi militer ini berjalan di spektrum frekuensi L-band, FSS, BSS, Ku-, C-, dan Ka-.
Baca juga: Patrakom Tuntaskan Instalasi Satcom Ku-band di Korvet dan LPD TNI AL
Belum lama ini, TNI AL bersama PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom) diwartakan telah sukses melalukan instalasi perangkat komunikasi berbasis satelit atau Satcom (Satellite Communications) Ku-band stabilised parabolic antenna pada armada kapal perang TNI AL, yakni di empat unit LPD (Landing Platform Dock), korvet Diponegoro Class, dan korvet Bung Tomo Class.
Dengan instalasi antena berbentuk parabola pada bagian atas deck, menjadikan awak kapal perang TNI AL di tengah lautan lepas dapat mengakses layanan data dua arah (receive and transmit) dan layanan suara. Dengan basis layanan data berupa akses internet via satelit, maka aplikasi seperti email, browsing, dan VoIP (Voice Internet Protocol) dapat dilakukan setiap awak. (Haryo Adjie)
buat sendiri aja yuk, masa india bisa kita ga bisa…dari dulu sewa sewa melulu, ayo LAPAN kalian harus kerja smart seperti korea utara
Semangat nya bagus, tapi sayang perbandingannya kurang pas kalau dibandingkan dengan India karena mereka sudah jauh lebih lama pengembangan proyek antariksanya.
Min lapor, kok ada iklan cari gay terdekat gimana ni min, waa parah
Bumi itu datar bung, ga perlu satelit
lol
yang masih bilang bumi datar.. ampun deh bang.. sekolah lagi yang bener
earth is hollow
yg masih percaya sama satelit buatan as
siapa ya
32 thn jadi teman dekat as apa yg didapat
prepot negara dalam negara
f16 baru tapi busuk dan usang tambah rudal pekok
negara diatur dan dikerdilkan
pt di ditikam dari depan dan belakang
pokoknya banyak mudaratnya daripada berkahnya
Ternyata loe hitung juga kerugian indonesia, tapi loe ini tn phd gripen atau tn phd non nato
Hahhaahaaaa
Ternyata loe hitung juga kerugian indonesia, tapi loe ini tn phd gripen atau tn phd non nato
Hahhaahaaaa
Kalo menurut imajinasi saya satellite kita memang sengaja di ledakan oleh amerika, kalo tujuannya saya kurang tau yang jelas sudah berkolusi dengan swasta. sekali lagi ini cuman imajinasi saya
sudah banyak beritanya bahan bakarnya habis, panel sollar cellnya juga sudah rusak.
imajinasi ya gausah komen, emang sini tempat menghayal -_-
Tapi indonesia hrs tau, jika menggunakan satelite sewaan? tidak lain pembicaraan siapa sj atau aset penting bisa didgr orang lain, ini hampir sama waktu perang ditimur tengah antara israel & negara2 arab, dgn mudah dipadamkan israel, karena? Negara2 arab dulu satelitenya masih sewaan, jd dgn mudah di israel menerima informasi, kpn negara2 arab mau menyerang & israel tinggal menunggu sj dgn siap tempur & situasi perang ditimur tengah itu sangat terbuka dgn begini israel dibantu juga dr satelit, brp pasukan negara2 arab mau menyerang beserta armadanya & israel tinggal menunggu ajja dgn armadanya siap tempur dilokasi dr informasi yg diterimanya, begitulah klu sewaan broo, hahhaahaaaa
Tapi rusia sudah mengembangkan satelite energi nuklir sbgi mata dunia
Hahhaahaaaa
saudi arabia aja baru punya satelit tahun 1985, zaman yom kippur war tahun 1973 negara timteng ngga ada yg punya satelit om.
Gue bilang negara2 arab itu sewa, bukan milik sendiri
Hahhaahaaaa
Tapi itu dulu sewa, skrg ini entah
Hahhaahaaaa
Harab maklum, sejak lolos dari musibah ledakan pabrik mercon si huha-melata jadi rada-rada selek otagnya…..
Mungkin seven itu mmng gak tau, tapi perasaan tau looe
Hahhaahaaa