Sepi Peminat, Proyek KFX Ditunda (Lagi)
|Program Korean Fighter Experimental (KFX) adalah harapan Tentara Nasional Indonesia dalam mempunyai pesawat tempur siluman sekelas F-22 dan F-35. Pesawat tempur ini adalah hasil kerja sama Indonesia dan Korea Selatan. Dalam proyek ini Korea Selatan akan menyokong 80% dari biaya yang berkaitan pengembangan teknologi dan mesin, sementara Indonesia membayar 20% sisanya. PT DI (Dirgantara Indonesia) telah mengirimkan sebanyak 30 orang tenaga injiner ke Korsel untuk terlibat dalam pengembangan proyek pesawat tempur versi Indonesia dan Korsel ini.
Program kerjasama Pengembangan Pesawat Tempur KFX dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu tahap pengembangan teknologi, pengembangan mesin dan terakhir tahapan produksi. Fase EMD (Enginering Manufacturing Design) project KFX tertunda sejak akhir tahun 2012, namun sebuah kabar pada 2014 lalu menyiratkan proyek akan kembali berjalan.
Namun sayangnya ada kemungkinan proyek ini ditunda lagi karena per 9 Februari 2015 hanya ada satu perusahaan yang mengajukan tawaran kontrak untuk menyelesaikan pengembangan pesawat.
Pihak Korea Aerospace Industries (KAI) yang menangani proyek KFX akhirnya membuka putaran kedua penawaran pada tanggal 10 Februari dan ditutup pada akhir bulan. Proses tender ini akan berusaha untuk mendorong setidaknya satu perusahaan lain untuk mengajukan tawaran untuk program tersebut. Aturan Korea Selatan mengharuskan minimal dua perusahaan telah teken kontrak dalam program pengadaan dan produksi pertahanan.
Media di Korea Selatan memberitakan bahwa tadinya Boeing ingin ambil bagian dalam KFX. Namun, pihak Boeing sendiri melalui Jubir mereka menegaskan bahwa waktunya tidak tepat untuk memasuki proses tender untuk program KF-X.
KFX adalah pesawat jet kursi tunggal, bermesin ganda dengan daya dorong sekitar 50,000;lbf. Pesawat juga dibekali kemampuan stealth, active electronically scanned array radar, Kemampuan Datalink dan internal weapons carriage. (Deni Adi)
jangan tergantung buatan asing ! semuanya itu perlu dicoba dan tot itu perlu ! tapi tidak harus merugikan kita ! kita tiru teknologi cina yang mandiri ! kapan kita bisa mandiri ! kalo nggak sekarang ! kapan lagi bro !!!
Kita hnya mndukung, dmi kmandirian bansa,, dri pda beli truss, tp kg bisa bikin,,??? G mna lw terjd perang,,?? Pespur canggih habis rontok, celaka nya tak bisa buat pula..!?
Tampaknya krn waktu yg cukup mepet buat KAL + Airbus + Boeing untuk membuat proposal krn menurut berita dari Aviation Week perjanjian mereka baru diteken bulan Desember 2014 disisi lain pihak KAI + Lockheed Martin malah lebih siap
100% TOT from Gripen,it’s to good to be true.Typhoon ngasi TOT,it’s to early to say that.Mau yang nyata,siapkan modal yang banyak untuk membeli dalam jumlah besar (klo cuma satu skuadron jangan harap),serta tak lupa arah kebijakan politik yang memihak (sikap Netral uda gak jaminan lagi)
kalau mau…ya alihkan saja…cuma airbus dg typhon yg bisa ngasih alih teknologi/griphen
Mending langsung keluar aja…
Truz kemhan pilih typhoon biar dapet tot.minta bantuan deh sama airbus group buat bantu ngembangin sendiri dengan desaign sendiri..airbus kan gk pelit tot.karna airbus itu konsorsium…sambil belajar ngerakit dan memasarkan typhoon bisa sekalian belajar bikin sendiri dngan supervisi dari airbus group
Maaf Bung bukannya saat ini tender KFX dah d mulai dgn ikutnya lockheed martin (KAI) sm Airbus Defence (KAL) . . .
Update terbaru yang kami buat berdasarkan berita dari Janes.com pada 8 Februari 2015.
gagal maning…gagal maning……
wes beli Su-35Bm aja,ready tinggal pake.daripada di PHP trus….
mentok lagi, gagal dech indonesia bisa mempunyai pesawat tempur rasa anak negeri…