Mulai 2026, Belanda Rencana Kerahkan Jet Tempur Stealth F-35A Lightning II di Asia Timur
|Sebagai negara NATO yang memasok logistik dan persenjataan untuk Ukraina, Belanda secara tak langsung bisa terseret dalam konflik. Sebagai antisipasi, Belanda berencana untuk mengaktifkan kembali batalyon Main Battle Tank (MBT). Namun, siapa sangka Negeri Kincir Angin ternyata punya proyeksi untuk menggelar kekuatan udara di Asia Timur.
Yang dikerahkan kali ini bukan kapal perang yang berotasi dalam pelayaran jarak jauh, melainkan penempatan jet tempur stealth F-35A Lightning II di Asia Timur, khususnya Jepang.
Seperti dikutip The Japan Times (18/12/2024), Duta Besar Belanda untuk Jepang, Gilles Beschoor Plug menyebut, bahwa Belanda berencana untuk menempatkan jet tempur F-35A di Indo Pasifik pada tahun 2026. Penempatan tersebut didasarkan atas kekhawatiran munculnya negara-negara otoriter dan tantangan yang ditimbulkannya terhadap tatanan internasional liberal.
Yang kemudian mendorong Belanda untuk bekerja lebih erat dari sebelumnya dengan negara-negara di Indo-Pasifik, khususnya Jepang, dalam masalah pertahanan dan keamanan ekonomi.
“Meskipun keterlibatan regional Belada yang semakin meningkat sudah mencakup penempatan kapal perang setiap dua tahun, kegiatan kerja sama juga dapat segera diperluas ke Angkatan Udara Belanda, dengan rencana yang sekarang sedang berlangsung untuk misi Indo-Pasifik pertama jet tempur F-35A Belanda pada tahun 2026,” kata Gilles Beschoor Plug.
“Perang di Ukraina, sampai penempatan pasukan Korea Utara di Rusia, dan dampak potensial dari gangguan Laut Cina Selatan terhadap perdagangan internasional menyoroti seberapa besar perkembangan keamanan regional telah saling terkait secara global,” tambah Plug. Sebagai catatan, Tokyo bersiap untuk memperingati ulang tahun ke-425 hubungan dengan Den Haag pada tahun depan.
Untuk memainkan perannya, Belanda telah secara bertahap memperluas jejak militernya di Indo-Pasifik dengan meningkatkan jumlah keterlibatan dengan mitra regional.
Kawasan Asia-Pasifik merupakan pasar ekspor terbesar Belanda di luar Eropa, yang menjadi alasan mengapa Belanda menjadi salah satu negara Eropa pertama yang mengeluarkan strategi regional khusus.
Belanda semakin khawatir tentang risiko terhadap rute perdagangan maritim yang ditimbulkan oleh peningkatan kekuatan militer Cina dan Korea Utara, serta pertikaian teritorial di Laut Cina Timur dan Selatan, serta situasi di sekitar Taiwan.
Plug mengatakan pengerahan kapal perang Belanda berikutnya ke wilayah tersebut dijadwalkan pada tahun 2026, tahun yang sama dengan misi pengerahan F-35A di Asia Timur. Sementara rincian pengerahan ini masih dalam pembahasan.
Komposisi armada Angkatan Udara Belanda saat ini terdiri dari 46 unit F-35A Lightning II. Setelah mengumumkan Kemampuan Operasional Awal – Initial Operational Capability (IOC) 24 unit F-35A pada 27 Desember 2021, Belanda berencana membeli lebih banyak F-35A.
Seperti dikutip Aviationweek (5/9/2024), rencana pengadaan tambahan F-35A dijabarkan pada 5 September 2024, dalam dokumen perencanaan pertahanan baru, yang didukung oleh tambahan anggaran €2,4 miliar (US$2,7 miliar) dalam pengeluaran pertahanan.
“Setiap tahun, sekitar €1,5 miliar akan diinvestasikan dalam proyeksi kekuatan tempur,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan. Pada tahun 2022, Belanda mengumumkan bahwa mereka akan memesan enam F-35 tambahan, sehingga total armada Belanda akan diperkuat dengan 52 unit F-35A.
“Ancaman baru memerlukan tindakan,” kata pemerintah Belanda, yang juga mengumumkan akan membelanjakan anggaran untuk helikopter, MBT, dan kapal perang. (Gilang Perdana)
Bukan Hanya Karena Rusia, Belanda Berencana Order (Lagi) Jet Tempur Stealth F-35A Lightning II
Super Garuda Shield (SGS) 2026 undang Belanda menjadi pesertanya, sekalian boyong F-35A mereka duet bareng Rafale kita dalam sebuah skenario serangan udara ke darat, begitu pula latma Pitch Black di tahun yang sama di Australia, duet antara jet tempur F-16 dan Rafale kita vis a vis F-35A Belanda dan F-35A Australia dalam berbagai skenario pertempuran udara