KRI Teluk Amboina 503: Dibeli dari Jepang, Inilah Landing Ship Tank ‘Retro’ Perang Dunia II
|Pada akhirnya alutsista tua akan dipensiunkan secara bertahap, tapi karena dinilai masih mumpuni, tak semuanya masuk dalam daftar yang akan masuk masa purna tugas. Di lini armada TNI AL, ada dua kapal perang buatan Jepang yang usianya sudah tak muda, diluncurkan pada tahun yang sama dan sampai kini masih aktif digunakan dalam beragam operasi. Yang dimaksud adalah kapal markas KRI Multatuli 561 buatan galangan Ishikawajima Harima, Tokyo, dan kapal pendarat KRI Teluk Amboina 503 buatan Sasebo Heavy Industries.
Baca juga: KRI Multatuli 561 – “Kapal Markas Yang Misterius”
Debut KRI Multatuli 561 telah kami kupas di artikel terdahulu, dan khusus KRI Teluk Amboina 503 lumayan menarik untuk dicermati, lantaran kapal dari jenis Landing Ship Tank (LST) ini dibangun berdasarkan rancangan LST 542 Class, yang tak lain adalah light LST yang kampiun digunakan Amerika Serikat dalam masa Perang Dunia II.
Di bawah Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) ada beberapa LST 542 Class yang pernah dan masih dioperasikan TNI AL, sebut saja KRI Teluk Langsa 501, KRI Teluk Bayur 502, KRI Teluk Amboina 503, KRI Teluk Kau 504, KRI Teluk Manado 505, KRI Teluk Tomini 508, KRI Teluk Ratai 509, KRI Teluk Saleh 510, dan KRI Teluk Bone 511. Dari kesemuanya, tinggal KRI Teluk Amboina 503, KRI Teluk Ratai 509 dan KRI Teluk Bone 511 yang masih beroperasi saat ini.
Bahkan belum lama ini, KRI Teluk Amboina 503 diwartakan masih mendukung operasi pendaratan administratif di Pantai Pulau Edam, Kepualauan Seribu (30/5/2019). Dari foto yang beredar, Nampak LST dengan bobot mati 4.145 ton ini mendaratkan dua unit tank amfibi BMP-3F.
Dikutip dari navypedia.org, kapal perang yang dikomandani perwira berpangkat Letnan Kolonel ini diluncurkan dari galangan Sasebo Heavy Industries pada 17 Maret 1961, dan resmi masuk jajaran armada TNI AL pada Juni 1961. Sebagai informasi, KRI Multatuli 561 juga diluncurkan pada tahun yang sama. Kedua kapal perang yang dibeli dalam kondisi baru ini, dipercaya awalnya dipersiakan untuk mendukung Operasi Trikora.
Ibarat tak kenal maka tak sayang, KRI Teluk Amboina 503 punya panjang 99 meter dan lebar 15,2 meter. Kapal dengan bobot kosong 2.378 ton ini ditenagai dua mesin diesel MAN V6V 22/30 yang menghasilkan tenaga 3.200 hp. Dengan dua propeller, KRI Teluk Amboina 503 mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 13 knots. Dengan bahan bakar penuh, LST retro Perang Dunia II ini sanggup berlayar sejauh 4.000 nautical mile (atau setara 8.148 km).
Pada tahun 1980, disebutkan KRI Teluk Amboina 503 mendapatkan upgrade pada persenjataan, yaitu dengan instalasi 6 pucuk meriam PSU (Penangkis Serangan Udara) Bofors 40/60 MK3. Sebagai kapal pendarat, KRI Teluk Amboina 503 dilengkapi 4 unit LCVP (Landing Craft, Vehicle, Personnel) dan 20 medium tank.
Baca juga: KRI Teluk Bone 511 – Terlibat Dua Momen Pendaratan Amfibi Bersejarah
Atau dalam konfigurasi lain, payload yang dibawa bisa diubah untuk membawa kargo 2.100 ton dan 212 pasukan Marinir. Mendukung fungsi untuk membawa kargo, kapal ini dilengkapi crane dengan kapasitas 30 ton. Meski tidak disebutkan jenisnya, kapal perang dengan 88 awak ini juga dilengkapi radar. (Gilang Perdana)
Koreksi, senjatanya bukan 6x 40mm Bofors L/60 maupun L/70, tapi 6x 37mm M1939 70-K buatan Soviet.
Indonesia bsa bikin kapal lst yg modelnya bkn clamp door gk? Model kapal kyk gini kan udh tua banget.. sering liat kapal2 lst yg skrng udh gk pke model gini lagi
Kepingin yg ga model clamp door, yg model gimana itu bro?
LST terbaru lansiran damen dan turki juga masih model clamp door tapi tampil apik nan ciamik lantaran desain moncong haluannya yg meruncing 👷👷👷
Kalo membawa MBT Leopard mampu angkut berapa unit Min.?