Jelang Pembangunan Unit Perdana Frigat Iver Huitfeldt, Kemhan, PT PAL dan Prinsipal Atur Soal Workshare
|Meski tengah dirundung pandemi Covid-19, rupanya program akuisisi frigat Iver Huitfeldt terus berjalan. Sebagai wujud konkritnya, pada 30 April lalu, pihak perwakilan dari Kementerian Pertahanan RI, manufakur kapal PT PAL dan PT Sinar Kokoh Persada, agen dari Indonesia untuk perusahaan Denmark Odense Maritime Technology (OMT), telah menandatangani kontrak pembukaan (preamble contract) untuk pengadaan unit perdana frigat asal Denmark tersebut.
Demikian kabar tersebut diwartakan situs Janes.con (12/6/2020), poin dalam kontrak tersebut mencakup pengaturan workshare yang akan dilakukan setelah kontrak efektif (aktual) dapat direalisasikan. Sejauh ini, Indonesia disebut akan membangun dua unit frigat Iver Huitfeldt di fasilitas galangan PT PAL. Nilai proyek pembangunan kedua unit frigat dikatakan mencapai US$720 juta atau sekitar Rp11 trilun, dan akan digarap dalam periode lima tahun.
Iver Huitfeldt Class dibangun oleh Odense Steel Shipyard di Denmark pada tahun 2008. AL Denmark sendiri membangun tiga kapal di kelas ini, yakni Iver Huitfeldt (F361), Peter Willemoes (F362), dan Niels Juel (F363). Persenjataan Iver Huitfeldt Class milik AL Denmark tergolong mumpuni dan lengkap, yakni kanon reaksi cepat Oto Melara 76 mm Super Rapid, 32 sel peluncur rudal vertikal (VLS) Mk 41 untuk rudal permukaan ke udara SM-2 IIIA, 24 sel VLS Mk 56 untuk rudal permukan ke udara RIM-162 ESSM (Evolved SeaSparrow Missile), 2 peluncur berisi empat tabung untuk rudal anti kapal Harpoon, satu unit Oerlikon Millennium 35 mm sebagai CIWS, dan dua peluncur torpedo MU90.
Jika kelak masuk jajaran arsenal TNI AL, Iver Huitfeldt Class akan menjadi kapal perang terbesar di Asia Tenggara. frigat ini nantinya digadang-gadang bakal menjadi yang tercanggih dan terbesar di Asia Tenggara melebihi Formidable Class milik Singapura. Bayangkan, berat Iver Huitfeldt Class sendiri mencapai 6.645 ton berbanding dengan Formidable Class Singapura yang ‘hanya’ 3.200 ton.
Tentu saja soal bobot tak bisa jadi patokan keunggulan sebuah kapal perang, lantaran kelengkapan persenjataan dan kecanggihan sistem elektronik-lah, yang bakal lebih menentukan keunggulan atas suatu kapal perang di era milenial. Besar harapan, program akuisisi persenjataan untuk Iver Huitfeldt Class nantinya dapat berjalan lancar.
Apalah artinya frigat dengan bobot dan spesifikasi strong tanpa bekal sistem senjata yang memadai. Semoga Iver Huitfeldt TNI AL kelak dapat dilengkapi persenjataan seperti kapal ‘aslinya’ yang kini berlayar di Denmark. (Gilang Perdana)
Mendingan frigat korea yg baru dibeli filipina.. dapat 3 kapal klo 720jt dollar…. lengkap senjatanya..
Jangan terlalu berharap. Nanti kecewa kyak Su 35. Dah lahhh