Jejak U-Boat Di Indonesia (2): Penuh Tantangan, Beginilah Cara Kapal Selam Jerman Sampai di Nusantara
Butuh waktu sekitar dua bulan untuk melayarkan kapal selam Type 209 (Cakra Class) TNI AL dari Jerman ke Indonesia. Waktu tersebut diambil dengan melintasi Terusan Suez, dan tentunya lewat transit di beberapa pelabuhan untuk pengisian bahan bakar dan bekal ulang. Jika diukur, jarak yang ditempuh mencapai 8.819 nautical mile, dan menjadi jalur tersingkat yang bisa ditempuh kapal selam dari Jerman ke Indonesia. Namun, bagaimana dengan armada U-Boat NAZI Jerman yang berlayar ke Nusantara di awal tahun 1943?
Baca juga: Jejak U-Boat di Indonesia (1) – Karam di Perairan Karimunjawa, U-168 atau U-183?
Terusan Suez memang sudah beroperasi pada masa itu, namun karena tengah berkecampuk Perang Dunia II, akan sangat beresiko menyeberangkan kapal selam melewati Terusan Suez yang jadi ajang rebutan antara Jerman dan Sekutu. U-Boat yang bergerak di permukaan dengan kecepatan lambat, dipastikan rentan menjadi bulan-bulanan serangan udara.
Berangkat dari kenyataan tersebut, misi tempur NAZI ke Samudra Hinda dan Asia Timur Jauh harus tetap dijalankan. Hitler pada saat itu sangat berkepentingan untuk memperkuat poros Jerman, Italia, dan Jepang. Blok Poros ini dibentuk pada September 1940. Blok Poros ini dipimpin oleh Adolf Hitler di Jerman, Benito Mussolini di Italia, dan Kaisar Hirohito dan Hideki Tojo di Jepang. Terkhusus hubungan Jerman – Jepang dinilai beberapa pengamat jauh lebih erat. Ketimbang Jerman – Italia.

Sebagai implementasi gelar kekuatan, 40 U-Boat tercatat dikirim untuk misi jarak jauh tersebut. Dan gelombang pengiriman pertama yang terdiri dari 11 U-Boat dikenal sebagai Gruppe Monsun telah tiba di Samudra Hindia pada pertengahan tahun 1943. Misi resmi Gruppe Monsun adalah memotong pasokan sumber daya Sekutu di Laut Arab, Teluk Oman, dan Teluk Persia. Kawasan Asia merupakan pendukung pasokan logistik bagi Sekutu—khususnya Inggris yang mempunyai koloni di India. Kemudian, Jerman dan Jepang membentuk operasi militer bersama di Samudra Hindia untuk menguasai kawasan Asia-Pasifik, sekaligus memutus pasokan logistik Sekutu dari Australia dan Selandia Baru.
Baca juga: KRI Ratulangi – Induk Semang Kapal Selam TNI AL
Dari kesebelas U-Boat, sebagian besar adalah Type IXC/40 (9 unit) dan sisanya dua unit adalah Type IXD2. Merujuk ke artikel sebelumnya, Type IXC/40 adalah jenis U-Boat jarak jauh yang karam di Laut Jawa, Perairan Karimunjawa. Dua diantaranya U-168 dan U-183 tenggelam di Laut Jawa dalam babak penyergapan oleh kapal selam Belanda dan Amerika Serikat.
Meski kini tinggal sejarah, yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana armada U-Boat Jerman bisa berlayar aman hingga nun jauh ke Indonesia? Bahkan tidak menggunakan jalur shortcut Terusan Suez. Dengan berangkat dari basis pangkalan di Norwegia dan Perancis, ternyata butuh perjuangan berat bagi awak Kriegsmarin untuk bisa sampai di tujuan. Jalur yang dipilih harus yang paling minim risiko disergap kapal perusak Sekutu, maka jalur yang dipilih adalah melewati Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) di Afrika Selatan.

Baca juga: Bermesin Mobil Fiat 4 PK, Ini Dia Prototipe Kapal Selam Pertama Buatan Indonesia

Melewati Tanjung Harapan pastinya bukan kemauan setiap awak kapal selam, daerah tersebut bukan tempat yang baik untuk berlayar, karena pertemuan arus antara samudra Hindia yang hangat dan samudra atlantik yang dingin menimbulkan arus laut paling ganas di dunia. Dengan jarak 11.597 nautical mile, menjadikan kapal selam untuk sampai di tujuan harus melakukan bekal ulang dan pengisian bahan bakar. Karena alasan keamanan dan mengejar tenggat waktu, kedua proses tersebut tak dilakukan di pelabuhan, melainkan di tengah laut dengan dukungan kapal tanker (Replenishment At Sea). Bahkan untuk menghindari sergapan Sekutu, Jerman telah menyulap beberapa kapal selam sebagai tanker, salah satunya adalah Type XIV U-462 atau dikenal sebagai U-Tanker.

Basis pangkalan utama kapal selam Gruppe Monsun adalah di Pelang, Malaysia. Saat itu Malaysia dalam status pendudukan Jepang. Selama pelayaran dari Eropa menuju Penang, tercatat Gruppe Monsun telah menenggelamkan enam kapal (total 33842 ton) dan merusak dua kapal (total 15822 ton). Dari 11 U-Boat, hanya tiga kapal selam yang berhasil melakukan penyerangan dalam perjalanan tersebut.
Baca juga: KRI Dumai 652 – Terlahir Sebagai Destroyer Tender Berakhir Sebagai Floating Dock

Bagaimana dengan U-168 dan U-183? U-168 yang dikomandani Kapten Helmut Pich dilaporkan merapat di Penang pada 11 November 1943. Sementara U-183 dengan komandan Kapten Heinrich Schafer berhasil merapat di Penang pada 27 Oktober 1943. Setelah melakukan perbaikan, dan bekal ulang, konsolidasi U-Boat NAZI berlanjut, yakni melakukan pelayaran lebih dalam ke arah Selatan Samudra Hindia (Australia) dan Indonesia. (Atje Sukmana)
Sayangnya jerman kalah, coba kalau jerman disaat itu mampu melawan atau bisa tetap bertahan. Dunia aman kayanya tanpa amerika dan sevirus ehhh… sekutu kutu loncatnya yaitu yahudi.
gak seru bacanya tapi kok jiplak rudal dan bisa buat rudal baru seru.biar punya prajurit cuman ribuan tapi kok bisa buat rudal,itu lebih baik daripada punya pasukan elit banyak.
apalagi punya prajurit banyak dan bisa buat rudal banyak wah komplit deh Sempurna kayak cina.
yakin deh kalau nkri bisa buat rudal,maka marwah negara akan naik dan disegani.cuman kapan bisa buat ck…ck…ck…..ck….
taunya hanya beli beli beli…….
Dsni ada sales rudal .,klo demen banget rudal tuh anak indonesia banyak yg bsa bikin bahan bakarnya h2o plus kompresor
Dan bahan rangka rudalnya plastik komposit(ditambahin tempelan buat .,sepeda motor lupa namanya)sistem pemandunya gyroscope (kw 5 kayak peniru nama dibawah)hulu ledaknya timah pemberat pancingan dikasih mercon.,nah tuh murah rudalnya dijamin bisa didaur ulang.,hahahah
Perasaan nama persisnya cape canaveral.,
Ya klo urusan hubungan erat ya pasti jepang sma nazi soalnya italia tidak sebanyak jepang kontribusinya.,cuma aji mumpung kayak WW 1
negara kuat kalau bisa buat rudal
mau shorad kek,yg penting rudal
kapan muat berita nkri uda bisa buat rudal
5 tahun lagi,atau 10 tahun lagi,atau 20 tahun lagi,atau gak akan bisa buat rudal.
tapi now prototipe
r.. asakan
u.. dah ya
d.. an lihat lah
a.. h memang menggetarkan
l.. uar biasa daya gebuknya
Sejarah perang dari masa ke masa akan membawa era baru terkait teknologi dan strategi militer, strategi dan taktik harus terus-menerus berkembang sebagai respons terhadap kemajuan teknologi, sebuah strategi yg sukses dalam satu era cenderung untuk tetap selalu mendukung setelah perkembangan baru dalam persenjataan militer dan materil…
tentara NAZI Jerman memang gila2.. didarat ada Wermacht pimpinan Erwin Rommel yg berjalan dari Afrika menuju Uni Soviet. Setiap hari jalan kaki sejauh 50 km menyusuri mesir-Turki-suriah-Azerbaijan menyerbu ladang minyak di Baku milik uni soviet-melewati pegununungan kaukasus di georgia.
bukti Aliansi yg kuat antara jerman & jepang sbg “dark side’ of empire Army.. saling bahu membahu d medan tempur dan asistensi teknologi,. terbukti dgn pengiriman mesin radial & jet jerman utk d pelajari & d prod militer jepang, yg salah satu pengirimannya adlh menggunakan kapal selam.
Jadi ingat Whiskey Class Tni Al waktu era Trikora
Whiskey class itu merupakan reverse engineer kasel type 21 Nazi, karena waktu perang dunia 2 type 21 bisa dibilang kasel disel elektrik paling maju. Tidak cuma itu, AS dan Inggris juga me-reverse engineer type 21 seperti Soviet.
ada’toilet gak tuh???
ada samudera luas buat apa toilet..
Ya kali langsung boker di laut @_@ . Masi ada toilet lah