Frigat 30DX untuk Indonesia, Realistis atau Hanya Sebatas Mimpi?
|Di tengah hangatnya kabar negosiasi penjualan kapal perusak (destroyer) oleh Jepang kepada Indonesia, rupanya netizen di Tanah Air lumayan ramai menyebut sosok frigat 30DX atau 30FF/30FFM. Frigat dengan bobot mati 5.500 ton ini punya rancangan stealth, yang bila dilihat sepintas, strukturnya mirip dengan desain frigat Formidable Class AL Singapura.
Baca juga: Indonesia dan Jepang Tengah Negosiasi Pengadaan Kapal Perusak, Ada Banyak Pilihan!
Sejauh ini, frigat yang masih dalam label kode program ini disasar untuk kebutuhan AL Jepang – Japan Maritime Self Defense Force (JMSDF). Pihak manufaktur, yaitu Mitsubishi Heavy Industries (MHI) telah mencanangkan frigat 30DX kelak akan ditawarkan untuk pasar ekspor.
Lantaran ada keinginan untuk menjual frigat ini untuk ekspor, kemudian ramailah dugaan bahwa frigat 30DX adalah yang disasar untuk dijual ke Indonesia. Disebut-sebut, Jepang akan menjual empat unit kapal perang (kemungkinan bekas pakai), plus empat unit kapal lainnya yang akan diproduksi di Indonesia, yang kesemuanya terangkum dalam kontrak senilai 300 miliar yen.
Lepas dari soal duga-menduga, bila pun frigat 30DX memang untuk Indonesia, rasanya penantiannya akan jauh lebih panjang dengan proses yang lebih rumit dibandingkan pengadaan frigat Iver Huitfeldt dari Denmark yang akan dibangun PT PAL. Maklum saja, frigat 30DX tidak seperti halnya Iver Huitfeldt yang sudah ada wujudnya, frigat 30DX kini masih dalam proses pembangunan batch pertama untuk kebutuhan AL Jepang.
Dirunut dari awal pengembangannya, pada tahun 2015, anggaran pertahanan Jepang mengalokasikan dana untuk mempelajari pembangunan “compact type hull destroyer with additional multi functional capabilities” serta sistem radar baru untuk kapal perusak. Kemudian di tahun yang sama, MHI meluncurkan model konsep pertama fregat (30FF) yang telah dikembangkan dengan dana internal perusahaan.
Pada Agustus 2017, Acquisition, Technology & Logistics Agency (ATLA) memilih MHI dan Mitsui Engineering and Shipbuilding sebagai kontraktor dan subkontraktor utama untuk membangun frigat. Sekaligus ATLA memilih desain kapal yang benar-benar baru (30DX). Kapal perang baru ini akan menggantikan destroyer Asagiri Class dan destroyer escort Abukuma Class.
Sesuai kesepakatan, pembangunan frigat 30DX dimulai pada tahun 2019. Sebanyak 22 unit frigat 30DX direncanakan akan diserahkan ke AL Jepang pada tahun 2032. Melihat statusnya, saat ini delapan unit sedang dalam kontrak pembangunan, rencananya setiap tahun akan ada penyelesaian pembangunan frigat ini. Sementara penyerahan unit perdana frigat 30DX dijadwalkan akan dilakukan pada tahun 2022.
Dalam rancangan, frigat 30DX dilengkapi meriam Mark 45 kaliber 127 mm pada haluan, dua kanon CIWS, sebuah SeaRAM – RIM-116 Rolling Airframe Missile yang ditempatkan di atas hanggar. Kemudian ada dua kanister, dimana dapat dibawa 8 unit rudal anti kapal Type 17, serta 16 peluncur rudal hanud dalam Mk-41 VLS (Vertical Launch System). Untuk menghadapi peperangan bawah permukaan, frigat 30DX disiapkan untuk membawa torpedo ringan Type 12 kaliber 324 mm dan beragam perlengkapan untuk misi menebar ranjau. Tidak lupa, frigat ini dibekali deck dan fasilias hanggar untuk helikopter anti kapal selam sekelas SH-60L.
Secara keseluruhan, frigat 30DX punya panjang 130 meter dan lebar 16 meter. Sebagai sumber tenaga, frigat 30DX mengusung teknologi combined diesel and gas (CODAG), dimana komposisi dapur pacu terdiri dari satu unit mesin turbin gas Rolls-Royce MT30 dan dua unit mesin diesel MAN. Dengan bobot penuh, frigat 30DX dipercaya nantinya dapat melaju hingga kecepatan 30 knots.
Bakal diawaki oleh 90 personel, frigat rancangan MHI ini sudah lumayan gencar ditawarkan dalam beberapa pameran sejak 2015. Nah, melihat profil heavy frigate ini, tinggal seberapa kuat dugaaan Anda, mungkinkah jenis frigat ini pada akhirnya hadir untuk Indonesia, atau sebaliknya, hanya mimpi di siang hari bolong. (Gilang Perdana)
Bismillah segera datangkan 30ffm,jangan lupa rudal daei rusia kalibr tzircon buk dan tor
sudah beIi Martadinata cIass dari BeIanda dan katanya sudah dapat ToT, masa’ sich insinyur PT PAL tidak bisa mengembangkan sendiri kapaI itu jadi seukuran 6000 ton ? Kok beIi terussss ??? Kapan mengembangkan sendiri ?! KaIau beIi Iagi Omega cIass atau Iver, suatu saat di masa depan, BeIanda dan Denmark buat kapaI Iagi yang Iebih canggih, IaIu Indonesia beIi Iagi…. BeIi terus sampai kiamat !!!
Gak boleh. Kemarin kita buat maket dan desain OPV dan kapal lainnya menggunakan model mirip Sigma class kita ditegur Belanda karena hak intelektual di mereka. Kalau mau kita harus rancang bangun sendiri.
To AutoVeron : KaIau begitu ya rancang bangun sendiri saja khan sudah mengerti tentang pembuatan kapaI perang. Dan Iain kaIi, sebaiknya qt ToT dari Korea saja ya karena dengan ToT dari Korea untuk kapaI LPD, kita bisa juaIan ke FiIipina tanpa ada Iarangan dari Korea. Benar ?
Ga ada larangan sih tapi abis itu gak dibolehin jualan ifx
To Sugimura Agato : Kenapa targetnya hanya juaIan IFX ? KaIau menurut saya Iebih baik Ianjutkan KFX/IFX tapi Indonesia tidak perIu beIi/juaIan IFX dan dana yang seharusnya untuk membeIi sekian pesawat IFX berdasarkan perjanjian, diubah menjadi dana penyertaan kerjasama seIanjutnya untuk pembuatan pesawat gen 6 dengan Korea.
KaIau saya memang tertarik kerjasama dengan Korea karena saya meniIai mereka itu agresif, tidak mau menyerah, beIa dirinya saja taekwondo, Ioncat sana tendang sini…. Mereka bisa membuat radar AESA, waIaupun dengan bantuan prshn IsraeI, dari yang tadinya sama sekaIi buta tentang radar AESA.
Pesawat KFX/IFX gen 5 abaikan saja, bukankah sudah tahu teorinya?! Iangsung Ianjut ke gen 6. Setuju ?
Setelah menyimak konsep dan desain fregat 30FFM ini (apalagi dalam kondisi origin 👉 semua sewaco menggunakan produksi jepang), tampaknya kecil peluang terpilih sbg fregat idaman AL 🤔
Singkat kata, konsep fregat 30FFM ibarat konsep “KCR nya orang kaya”, plus dg dimensinya yg besar, ia didesain utk mengemban misi-misi ekspedisionary supaya kapal2 kombatan utama jepang tetap tinggal utk menjaga wilayah kedaulatannya ☝️
Konsep yg bagus untuk angkatan laut yg kuat & mumpuni….tapi kalo diterapkan oleh TNI AL justru akan kedodoran 😣
Ga tepat klo disebut Kcrnya orang kaya
Misi2 ekspedisi juga ad spesifiknya
Lagian ini frigate modular kok dan TNI AL butuh kaprang dgn misi khusus Asw dan Asuw
30FFM konsepnya (di jepang) sbg kapal “kombatan lapis kedua”, utk memgantisipasi jika musuh berhasil menembus pertahanan kapal “kombatan lapis pertama” ….alias dirancang sbg pertahanan perairan dalam perairan jepang (serupa dg konsep KCR)
Hal ini ditunjang dg pilihan frekuensi radarnya yg X-band, yg menonjolkan sisi resolusi yg tinggi, sesuai utk menscan perairan litoral/negara kepulauan 👉 tapi dengan ongkos, jangkauan deteksi yg tidak stabil pd cuaca buruk dan kelembaban udara yg tinggi 👉 tapi hal ini juga tidak memggangu buat AL jepang. Karena mereka punya kapal kombatan lapis pertama yg dilengkapi radar yg lebih stabil ☝️
Kemudian utk misi-misi expeditonary spt pengawalan armada kapal dagang&tanker…..overkill kalo harus mengerahkan kapal kombatan lapis pertama yg lebih dibutuhkan utk menjaga keamanan perairan mereka sendiri 😏
Lhoooo……kok ilang komenku yg sebelum ini 🙆🙆🙆
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera perlengkapi dengan radar AESA MT-334 Byakugan dan AESA FS-24C Sharinggan. Laksanakan ! Bravo !
Tot izumo class baru joss gandos
Tebak, Heli heli indo apa yg bakal jadi warlok izumo kalo kapalnya kesampean?
Apache,caracal sama Panther