Rusia Sukses Hancurkan Satelit Mata-mata di Orbit Rendah Bumi, Washington Langsung Ketar-ketir

Kehilangan dominasi di luar angkasa menjadi mimpi terburuk Washington, betapa tidak, hampir sebagian besar sistem pertahanan udara (hanud) Negeri Paman Sam bertumpu pada elemen yang ada di luar angkasa. Dan belum lama berselang, persisnya pada 15 Novemver 2021, sebuah satelit mata-mata tua era Soviet berhasil dihancurkan oleh Rusia saat masih berada di orbit rendah Bumi.

Baca juga: 79M6 Kontakt – Rudal Anti Satelit dari Era Perang Dingin yang Sedang ‘Dibangkitkan’ Rusia 

Dilansir dari beberapa sumber, satelit yang dihancurkan adalah Kosmos 1408, jenis satelit mata-mata (spy satellite) yang sudah tidak berfungsi. Awalnya, pihak Rusia tidak memberikan informasi tentang teknik penghancuran satelitnya, baru kemudian Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menuduh Rusia telah menargetkan Kosmos 1408 dalam uji coba rudal anti-satelit, menggunakan rudal berbasis darat terhadap satelit mereka yang mati. Juru bicara Deplu AS menyebut bahwa apa yang dilakukan Rusia sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab.

Selang sehari kemudian, barulah Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, mengakui bahwa puing-puing sisa satelit Kosmos 1408 disebabkan oleh uji coba rudal anti satelit. Namun, Menhan Rusia berkilah bila uji coba itu tidak tidak menimbulkan ancaman bagi aktivitas luar angkasa.

Tapi kabarnya, para astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional – International Space Station (ISS), sempat dibuat panik gegara aktivitas Rusia tersebut. Disebutkan awan puing-puing ruang angkasa telah mengancam ISS.

Tujuh awak ISS (empat Amerika, dua Rusia, satu Jerman) sampai harus berlindung di kapsul penyelamat, sehingga mereka dapat dengan cepat kembali ke Bumi jika puing-puing menghantam stasiun. Satelit telah mengorbit pada ketinggian tepat di atas ketinggian orbit ISS, dan puing-puing melewati ISS setiap 93 menit. Lain dari itu, puing-puing dari Kosmos 1408 juga menimbulkan risiko bagi satelit di orbit rendah Bumi lainnya.

Meski belum konfirmasi resmi, jenis rudal yang digunakan untuk menghancurkan satelit Kosmos 1408 adalah A-235 PL-19 Nudol. Rudal yang diluncurkan dari darat ini dapat menyasar satelit dan wahana luar angkasa di ketinggian 800 km di atas permukaan Bumi. Kecepatan rudal ini pun menakutkan, beberapa literasi menyebut Nudol dapat melesat 3 km per detik.

Nudol memiliki varian rudal yang mampu beroperasi pada tiga rentang jangkauan. Untuk jarak jauh, mengambil platform rudal 51T6, disebut mampu menghancurkan target pada jarak hingga 1500 km pada ketinggian hingga 800 km. Untuk jarak menengah, mencomot platform rudal 58R6, dirancang untuk mencapai target pada jarak hingga 1000 km pada ketinggian hingga 120 km. Kemudian untuk jarak pendek, mengambil platorm rudal 53T6, disebut mampu menghancurkan target pada jarak 350 km pada ketinggian hingga 50 km.

Dikutip dari Topwar.ru, Yakov Kedmi, pakar politik Israel dan mantan kepala Dinas Nativ, menyebut bahwa Moskow telah membuat klaim serius untuk mendapatkan dominasi militer di luar angkasa. Uji coba rudal baru Rusia telah menimbulkan ketakutan AS, bahwa mereka akan segera kehilangan dominasi militer mereka di luar angkasa. Kedmi percaya bahwa peluncuran rudal itu sebanding untuk Amerika Serikat dengan uji coba senjata hipersonik Rusia Avangard dan Dagger.

Dalam hal ini, Kedmi berpandangan bahwa Rusia sekarang mampu menghancurkan pesawat ulang-alik mini Amerika X-37. Ini adalah pesawat orbital eksperimental Amerika Serikat yang dirancang untuk menguji teknologi masa depan. Pentagon telah melakukan program rahasia untuk produksi pesawat ini selama beberapa tahun, dan empat unit salinan X-37 telah dirakit.

Baca juga: Rusia Uji Coba Rudal Balistik Anti Satelit Nudol, Washington Dibuat Mencak-mencak 

Faktanya, saat ini sistem pertahanan rudal Amerika sebagian besar didasarkan pada komponen luar angkasa, dengan bantuan objek yang mendeteksi peluncuran rudal balistik dan menghancurkannya setelah 40-50 detik. Sekarang, rudal anti-satelit Rusia dapat menyerang elemen sistem pertahanan rudal AS dan dengan demikian meniadakan fungsinya. (Gilang Perdana)