Dibakar KKB OPM di Papua, Pilatus Porter PC-6 Punya Reputasi dalam Perang Vietnam
|
Dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) OPM pada pagi 7 Februari 2023 di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, nama pesawat perintis Pilatus Porter PC-6 yang dioperasikan Susi Air menjadi trending berita, ditambah ada kabar bahwa sang pilot Kapten Philips M. berkebangsaan Selandia Baru, turut disandera. Tapi tahukah Anda, bahwa Pilatus Porter PC-6 juga punya reputasi dalam dunia militer.
Baca juga: AC-208 Combat Caravan – Jawara Penerbangan Perintis yang Dipersenjatai Rudal Hellfire
Dari sekian negara yang mengoperasikan Porter PC-6 untuk kebutuhan militer, debut yang digunakan Australia selama Perang Vietnam, terbilang yang paling memukau. Seperti dikutip dari Australian War Memorial – awm.gov.au, Pilatus PC-6 Turbo Porter selama Perang Vietnam digunakan sebagai pesawat pengintaian (Reconnaissance).
Tidak dibekali persenjataan, namun, Pilatus PC-6 Turbo Porter yang dioperasikan 161 Reconnaissance Flight Angkatan Darat Australia, dilengkapi dengan Aerial Direction Finding Equipment (ADFE), yakni perangkat penerima frekuensi tinggi jenis Collins 51-J4 yang digunakan untuk menguping dan mencegat transmisi nirkabel lawan.
Perangkat ADFE di pesawat ini telah dilengkapi dengan tabung sinar katoda dan tampaknya digunakan untuk mengidentifikasi panjang dan frekuensi pita musuh. Selain itu pada pesawat intai in juga dilengkapi alat perekam AKAI X-V yang digunakan untuk merekam transmisi musuh.
Set kecil yang dipasang di sekat tepat di dalam pintu adalah perangkat radio AN/PRC 25, yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pasukan yang bergerak di darat. Masih ada lagi perangkat lookdown/side scan radar yang dipasang dan memanjang melalui lantai pesawat yang kemungkinan digunakan sebagai pelacak elektronik untuk mendeteksi pergerakan dan aktivitas musuh di malam hari.

Punya kemampuan STOL (Short Take-off and Landing) dan beroperasi di landasan yang tidak dipersiapkan, menjadikan debut Porter PC-6 populer digunakan selama Perang Vietnam. Selain digunakan untuk misi intai, pesawat ini juga digunakan untuk misi evakuasi udara.
Selepas Perang Vietnam, Australia menggunakan Porter PC-6 sebagai pesawat latih untuk Army Aviation. Secara keseluruhan, militer Australia mengoperasikan Porter PC-6 dari tahun 1969 hingga 1992.
TNI AU di masa lalu juga pernah mengoperasikan lima unit Pilatus Porter PC-6, yakni arsenal Satud Tani (Satuan Udara Tani), yang melaksanakan penyemprotan hama dari udara.
Dikutip dari KabarPenumpang.com, Pilatus PC-6 Porter tercatat memegang rekor sebagai pesawat yang mampu mendarat di lokasi tertinggi, untuk kategori fixed-wing aircraft. Pesawat bermesin tunggal ini tercatat pernah mendarat di gletser Dhaulagiri, Nepal, yang memiliki ketinggian 18.865 kaki atau 5.750 meter di atas permukaan laut.
Pilatus Porter PC-6 buatan Pilatus Aircraft pertama kali diperkenalkan pada tahun 1959. Ketika itu, pesawat masih ditenagai oleh flat six 340 hp Lycoming GSO-480 yang hanya mampu mengangkut beban di bawah 2.000 pon. Cukup kecil untuk ukuran pesawat yang beroperasi di medan berat.
Barulah pada tahun 1961, pesawat dengan kemampuan STOL (Short Take-off Landing) ini mulai mendapat banyak peningkatan pada mesin tanpa mengubah desain awal pesawat. Seri ini dinamakan PC-6/A Turbo Porter dengan mesin 523 shp Turbomeca Astazou.
Seri Pialtus Porter PC-6 yang lebih bertenaga baru dirilis pada tahun 1964 menggunakan mesin Pratt & Whitney. Meski begitu, seluruh varian pesawat PC-6 keluaran dekade 60-70an belum ada yang mencolok.
Barulah pada tahun 1984, Pilatus Aircraft mengeluarkan seri yang paling populer sampai saat ini, Pilatus Porter PC-6/B2. Model B2 ini dilengkapi dengan mesin Pratt Whitney PT6A-27 yang sangat andal dan mampu menghasilkan 680 shp. Sayangnya itu diturunkan menjadi 550 shp di seri PC-6 selanjutnya.
Di dunia, pesawat Pilatus Porter PC-6 digunakan untuk banyak operasi, mulai dari survei udara dan pemetaan, perang (perang Vietnam), kargo, komuter, operasi SAR, pemadam kebakaran hutan, operasi medis, terjun payung, joyflight, dan banyak lagi, baik di medan padang pasir, salju, hutan, pegunungan, dan sebagainya.
Baca juga: Kecil-kecil Cabe Rawit, Pesawat COIN ini Bawa Empat Rudal AIM-7 Sparrow
Pilatus Porter PC-6 memiliki kemampuan untuk mendarat hampir di mana saja. Secara spesifik, pesawat ini mampu mendarat di lintasan yang cukup pendek (hanya sepanjang 250 meter) dengan permukaan yang disiapkan secara wajar.
Pilatus Porter PC-6 dengan muatan sekitar 900 kg, sangat diminati di Indonesia di mana lebih dari 250 (dari 650) landasan pacu lebih pendek dari 500 meter. (Gilang Perdana)
Kasihan pilotnya cari nafkah jauh2 sampe sini ndak ketahuan nasibnya, kasihan para penumpang, kasihan pemilik maskapai, kasihan yang baca
Dilacak pakai K9 gak bisa yaaa?
Yah 11-12 dengan FP-1 lah. Dulu dirawat tapi setelah tidak ada perawatan jadinya makin menjadi-jadi. Sudah waktunya di bonsai lagi atau nunggu ganti Pak Lurah aja.