AC-208 Combat Caravan – Jawara Penerbangan Perintis yang Dipersenjatai Rudal Hellfire
|Banyak jalan untuk menjadikan pesawat komersial mampu menjalankan misi COIN (Counter Insurgency), seperti salah satunya adalah Cessna 208 Grand Caravan, pesawat yang dikenal sebagai jawara penerbangan perintis di Papua ini, rupanya punya varian yang dipersenjatai, tak tanggung-tanggung, dengan label sebagai AC-208 Combat Caravan, pesawat turboprop bermesin tunggal ini dipersenjatai rudal udara ke permukaan AGM-114M atau AGM-114K Hellfire.
Baca juga: Textron AT-6E Wolverine – Andalan Terbaru AU AS di Segmen Pesawat Tempur Ringan Turboprop
AC-208 Combat Caravan masuk kategori light attack combat aircraft yang digarap oleh Alliant Techsystems (ATK), anak perusahaan Northrop Grumman. Sebagai basis pengembangan, mencomot Cessna 208 Grand Caravan. Tentu ada alasan pada adopsi Cessna 208, seperti reputasi yang baik sebagai pesawat dengan kemampuan Short Take-off and Landing. Di tangan, ATK, Cessna 208 ditanamkan beberapa fitur untuk tugas intelijen, pengawasan dan pengintaian.
Selain bisa meluncurkan rudal Hellfire, AC-208 dibekali juga dengan sistem penargetan elektro-optik MX-15D dengan penanda laser terintegrasi, air-to-ground and air-to-air data link, serta peralatan perlindungan diri.
Dirunut dari awal muasal pengembangan, AC-208 Combat Caravan hadir di bawah program Combat Caravan yang didanai oleh Pemerintah AS untuk dari membangun kembali kemampuan tempur Angkatan Udara Irak pada tahun 2008. Program Combat Caravan mencapai tonggak penting dalam waktu 11 bulan setelah pemberian kontrak, yaitu ketika ATK menyelesaikan uji tembak langsung dan mengirimkan AC-208 Combat Caravan pertama ke Irak.
Sebagai pesawat dengan kemampuan serang ringan, AC-208 dapat dipersenjatai dengan cepat, terutama dengan pemasangan pylon senjata, sebaliknya, tidak sulit untuk merubah pesawat ini menjadi varian kargo.
Ciri khas AC-208, yaitu kokpit sudah dilengkapi tampilan taktis. Untuk perlindungan, panel balistik dipasang untuk memberikan perlindungan pada awak dan penumpang. Sistem misi yang diadopsi pada AC-208 adalah STAR yang dibuat oleh ATK, STAR menyediakan kemampuan pengintaian dan pengendalian tembakan untuk awak pada kondisi siang maupun malam hari. Sistem misi tersebut mencakup motor protection unit (MPU), Avedon 18″ color display dan integrated fire control system.
AC-208 dilengkapi dengan rudal AGM-114M atau AGM-114K Hellfire. AGM-114M adalah rudal dengan pemandu laser. Sebaliknya, AGM-114K mengandalkan millimeter wave radar. Kedua varian Hellfire punya jangkauan tembak hingga 8.000 meter. Dikutip dari airforce-technology.com, disebutkan pihak ATK berencana untuk menambahkan lebih banyak sistem senjata pada AC-208 di masa mendatang.
Meski bekal senjatanya terbilang terbatas, namun, AC-208 dilengkapi dengan AAR-47/ALE-47 defensive countermeasures system. ALE-47 dapat dioperasikan dalam mode otomatis, semi-otomatis dan manual. Sistem ini digunakan untuk melakukan jamming pada rudal dengan pengendali frekuensi radio dan pengacuan pada rudal dengan pemandu inframerah. Untuk tugas COIN, AC-208 dilengkapi sistem komunikasi very high frequency (VHF) and ultra-high frequency (UHF).
Baca juga: Kecil-kecil Cabe Rawit, Pesawat COIN ini Bawa Empat Rudal AIM-7 Sparrow
Sebagai dapur pacu, AC-208 mengusung mesin tunggal PT6 class turboprop buatan Pratt & Whitney, dimana mesin tersebut menghasilkan tenaga 675 shp. Saat ini, setidaknya belasan unit Cessna 208 telah diubah menjadi AC-208, satu unit di antaranya dihibahkan ke AU Lebanon (2009) dan dua unit dijual ke AU Irak pada Oktober 2016, dan beberapa juga digunakan Uni Emirat Arab. (Gilang Perdana)
Itu buat negara yg gak mampu beli Tukino atau Apache maupun blackhawk. Sementara TNI sdh punya Tukino dan Apache.
Sayangnya Apachenya cuma boleh dilap2 saja tiap pagi gak boleh digotong ke timur yg ada KKB nya. Pasti nanti ada yg coment “Over Kill “..😁😁
Ya Salaamm…😄😄🤣
Kalau bisa tahan meriam 30mm 1000 peluru dan 10 rudal stinger boleh d beli
Ga sekalian tahan nasam 2 atau buk M3 sekalian Mbah
sebenarnya proses rancang bangun yang baik dan bagus juga bisa menghasilkan keuntungan besar…bila kita belum mampu membangun pesawat atau heli secara mandiri…sebaiknya ditekuni untuk buat konsep rancang bangun dengan cetak birunya dan menawarkan pada mereka untuk dijual lisensinya atau dikerja samakan…tapi memang harus ungul baik konsep nya maupun keseluruhanya…dan itu tidak terbatas pada pesawat bisa juga kapal laut atau angkutan darat lainya…jadi jangan cuma kita yang selalu pasiv untuk kerja sama tapi bagai mana kita bisa lebih aktif dan menawarkan konsep baru yang unggul 👍👏😆
dan terus meningkatkan komponen lokal dan rekaya secara masif…contoh dibidang industri logam kita…yang sulit berkembang apa lagi bersaing didunia…🤶
dengan langkah pertama adalah seleksi ketat orang yang tak punya kredibilitas tinggi karna jelas tidak kompeten…itu dimulai dari program roket nasional…😒
Pesawat yg dibuat utk misi terbatas dn sudah dibagi2 ke Irak, Filipina, afganistan. Indonesia fokus aj dg pt DI dg mg upgrade cn 235 dg persenjataan meriam dn rudal udara ke permukaan agar sukses spt Turki. Agar jd ladang bisnis baru. Terlebih kebutuhan TNI utk paroli laut dn perbatasan dg jangkauan yg luas.