Bukan cuma Jepang, Perancis Juga Punya LIBRT, Baterai Li-ion untuk Kapal Selam Scorpene Class
|Tak bisa dipungkiri, bahwa adopsi Air-independent propulsion (AIP) adalah gengsi tersendiri dalam dunia kapal selam diesel listrik. Namun, bukan cuma AIP yang memberikan predikat super canggih bagi kapal selam diesel listrik. Salah satu yang mengemuka adalah penggunaan baterai lithium ion (Li-ion).
Setelah berhasil diadopsi oleh Angkatan Laut Jepang lewat Soryu Class dan Taigei Class, debut baterai Li-ion untuk kapal selam diesel listrik juga dilirik oleh Korea Selatan, dimana kapal selam Changbogo III nantinya akan menggunakan baterai Li-ion dari Hanwha Defense dan teknologi motor High-Temperature Superconductor (HTS) untuk sistem propulsi yang terintegrasi penuh.
Meski seolah luput dari pembiritaan, rupanya sudah sejak tahun 2018, Naval Group (d/h DCNS), manufaktur perkapalan asal Perancis telah memperkenalkan teknologi baterai Li-ion untuk kapal selam diesel listrik.
Dikutip dari navyrecognition.com (24/10/2018), Naval Group dalam proyek baterai Li-ion LIBRT ikut menggandeng beberapa manufaktur asal Perancis lainnya, yaitu Saft yang punya keahlian dalam konsepsi dan produksi baterai Li-ion, CEA Tech yang melakukan penelitian di bidang kimia, struktur dan elektronik, dan EDF R&D yang menyumbangkan fasilitas pengujian sistem produksi.
Disebutkan, LIBRT punya kinerja tinggi dan sangat aman untuk menjamin operasional kapal selam konvensional. Meski tak disebutkan kapasitas baterai ini, namun Naval Group mengakatan kapasitasnya dua kali lebih besar dari baterai standar. Ini menjamin waktu isi ulang baterai akan berkurang dengan adopsi LIBRT, sehingga kemampuan ‘stealth’ kapal selam bisa lebih dipertahankan. Umumnya, kapal selam diesel listrik perlu mencapai kedalaman periskop untuk proses recharge baterai.
Pemerintah Australia kabarnya telah tertarik pada teknologi LIBRT, selain telah memilih Naval Group sebagai mitra untuk merancang dan membangun 12 unit kapal selam Attack Class. Juru bicara Naval Group mengatakan mereka akan memberikan opsi kepada Pemerintah Australia untuk mengintegrasikan LIBRT ke batch kedua Kapal Selam masa depan Australia. Namun, sampai saat ini belum ada keputusan resmi dari Pemerintah Australia.
Lewat kompetisi yang ketat, AL Australia resmi memilih Naval Group pada tahun 2016, kontrak dengan Naval Group mencakup pembangunan 12 unit kapal selam yang akan diserahkan perdana pada tahun 2030. Basis yang diambil sebagai rancang bangun Attack Class adalah Shortfin Barracuda Block 1A, yakni jenis kapal selam diesel listrik yang dilengkapi empat peluncur torpedo 533 mm.
Sebagai bukti ToT (Transfer of Technology), kesemua kapal selam Attack Class akan dibangun oleh ASC di fasilitas galangan Osborne Naval Shipyard di Australia Selatan.
Baca juga: Kapal Selam Changbogo III Bakal Menggunakan Baterai Lithium Ion
Ketika Indonesia (berdasarkan Letter of Intent) kepada Perancis, telah menyatakan tertarik pada kapal selam Scorpene Class, maka sekiranya bisa dipikirkan sedari dini, seperti kemungkinan adopsi baterai Li-ion pada Scorpene pesanan Indonesia. (Gilang Perdana)
LBH bagus terusin kerjasama cbg bath 2 dg Korsel…minta speck yg setara dg cbg bath 3 mereka yg sudah memakai AIP dg adopsi batrai lithium ion jg….siiip jd untuk kapal selam kita hanya punya 1 jenis dg berbagai varian …jd LBH hemat biaya dan perawatan…ga macem2 jenis seperti pespur kita…jadinya berat d ongkos…catatan…kita akan LBH mudah untuk menguasai penuh tehnologi dr jenis kasel yg sama…dg cara peningkatan alih tehnologi PD setiap bath orderan…
Kalo di terusin lagi, TNI al bakal jadi kelinci percobaan lagi dong?
Belajar om itu namanya, dan namanya belajar pasti biayanya mahal.
Batch ke 2 (kalo dilanjutin), sudah ada pengalaman dari batch 1 jadi seharusnya semua kekurangan di batch 1 sudah bisa diatasi ditambah upgrade2 yang dirasa kurang CMIIW
laaah kok nyalahin menhan…menhan hanya mencari sesuai bugdet br disodorkan ke presiden.Loe salahin media yg demen gorang goreng berita..:D 😀 😀
INDONESIA gak usah BERMULUK-MULUK mikirin alutsista beginian, mending tuntasin “belanjaan” yg udah dibuat sebelumnya aja gimana? dan pak menhan gak usah banyak gaya dah, mending realistis aja untuk belanjaan kedepannya. kita pemerhati alutsista indonesia ingin realisasi bukan berita yg tidak ada kejelasanya. ini sangat membosankan.
kalau jadi ambil kasel ini, tolong pilih dg spek mutakhir, mahal dikit sdh wajar … daripada ambil varian minimalis ntar bakalan ongkos lg buat upgrade nya, kasel musti naik dok … coba hilangkan sistem pembelian dg teknologi bertahap.
Pastinya tawaran itu akan diberikan ke Indonesia. Hanya masalahnya tentu harga pasti berbeda antara Martabak telor biasa dng Martabak telor Special.
Masalahnya list belanja panjang banget sementara duit kumpulan hasil ngutang dibatasi oleh kemampuan bayar.😊😊
@Bung Ruskey
Jelas pilih yang Spesial dong lebih enak dan Gurih hehehe
(kalo ada duitnya) kira kira ada gak ya ? Apa perlu Ngutang ke Xi Jinping Lagi ? Hmmmm
Die DEUTSCHLAND, juga ngga mau ketinggalan. Mereka make Lithium Iron Phosphate….
Bedanya…
https://blog.epectec.com/lithium-iron-phosphate-vs-lithium-ion-differences-and-advantages
http://gentleseas.blogspot.com/2019/09/details-emerging-on-german-norwegian.html?m=1
https://youtu.be/UOVIgC-GqQ0
KASEL 212 CD E videonya
https://youtu.be/7uPe_s0Dfng