Berangkat dari Kasus di Perang Kargil, India Kini Punya NavIC, Sistem Navigasi Domestik Berbasis Satelit
|Bila rivalnya sudah mengadopsi sistem navigasi berbasis satelit, yakni Beidou, maka India memang ketinggalan dengan Cina untuk segmen yang satu ini. Tapi bukan India namanya bila pasrah dan berpangku tangan begitu saja. Dengan niatan gigih untuk mengembangkan kemandirian di sektor strategis, maka setelah menguasai teknologi roket dan satelit, India mulai mendongkrak sistem navigasi satelitnya sendiri.
Baca juga: Tandingi GPS, Rusia dan Cina ‘Bersatu’ Integrasikan Kemampuan GLONASS dan Beidou
Bila Amerika Serikat punya GPS (Global Positioning Systems), Rusia punya GLONASS (Globalnaya Navigatsionnaya Sputnikovaya Sistema) dan Cina punya Beidou Navigation Satellite System. India pun tak bisa berdiam diri, maka sejak beberapa tahun belakangan ini, Indian Space Research Organisation (ISRO) tengah mengembangkan apa yang disebut sebagai NavIC (Navigation with Indian Constellation).
Meski pada dasarnya punya tupoksi yang sama dengan GPS, tapi NavIC (untuk saat ini) punya spesifikasi yang berbeda dengan model satelit GPS. Seperti diketahui, GPS dibuat oleh pemerintah AS dan dapat digunakan di mana saja di dunia, sementara NavIC saat ini hanya tersedia di India dan hanya mencakup area seluas 1500 kilometer persegi.
NavIC awalnya dirancang untuk memberikan akurasi lokasi yang lebih tinggi tidak hanya untuk penggunaan umum, tetapi juga untuk operasi militer. Sejarahnya dimulai ketika Pemerintah AS tidak memberikan informasi GPS yang berguna ke negara lain, dalam hal ini India. Seperti pada kasus Perang Kargil yang terjadi antara India versus Pakistan di perbatasan tahun 1999, ketika itu India telah meminta data GPS terkait wilayah tersebut, tetapi AS telah menolaknya, lantaran AS tak enak hati dengan Pakistan.
India kemudian menyadari betapa pentingnya untuk memiliki sistem navigasi satelit domestik dan sebagai hasilnya, gagasan NavIC mendapat dukungan lebih lanjut dari pemerintah.
Meski mirip dengan fungsi GPS, tapi NavIC punya perbedaan karakteristik. GPS dikenal memanfaatkan satelit geosinkron, yang posisinya tidak diatur dalam kaitannya dengan tempat tertentu di Bumi. Sebaliknya, NavIC bergantung pada satelit geostasioner, yang posisinya diatur dengan tempat tertentu. Satelit NavIC selalu mengorbit di atas titik tetap tertentu di permukaan bumi karena mereka mengikuti jalur planet. Satelit geostasioner berada di orbit yang lebih tinggi, yang berarti membawa keuntungan dengan lebih sedikit hambatan, tetapi juga sinyal yang lebih lemah.
Kebanyakan orang berasumsi bahwa GPS memiliki akurasi hingga 20 meter, maka NavIC dapat mencapai akurasi hingga 5 hingga 10 meter. Selain akurasi, NavIC diklaim memiliki waktu latch-on yang lebih cepat, atau Time To First Fix (TTFF) dalam istilah teknis. Ini menyiratkan di daerah perkotaan yang sibuk dengan beberapa gedung tinggi dan penghalang, NavIC dapat mengidentifikasi lokasi Anda lebih cepat daripada GPS.
Proyek NavIC awalnya disetujui pada tahun 2006 dengan anggaran US$174 juta. Itu seharusnya selesai pada akhir 2011, tetapi tidak juga berfungsi sampai 2018. Kini ada delapan satelit NavIC yang sudah mengorbit.
Penggunaan NavIC saat ini masih dibatasi, seperti digunakan untuk melacak dan menyampaikan informasi tentang bencana alam, memberikan peringatan darurat kepada nelayan yang melakukan perjalanan ke laut dalam, di mana tidak ada konektivitas jaringan domestik, dan memantau lalu lintas publik di India.
Dikutip dari firstpost.com (28/9/2022), Pemerintah India telah mendorong vendor smartphone untuk memasukkan fitur untuk sistem navigasi NavIC di smartphone yang baru dirilis dan akan dipasarkan di negara itu pada tahun mendatang. (Gilang Perdana)
Indonesia …………Kapan ?
Bangun Tol Langit Dulu
Hohoho
Klaim akurasi super ni yeee. Ternyata Vijay tak jauh berbeda dengan Ruskies & Sino. Kembangkan low orbital satellite dulu baru klaim begituan halal
But better late than never!!
Lbh keren kl akurasinya 0.00001 mm
Admin saja mengakui ujung tombak GPS kini beralih ke low orbital satellite seperti Starlink
kalo perang negara yg punya satelit akan lebih unggul.tinggal adu jamming ,adu radar,adu persenjataan dan strategi yg jitu