Media Rusia: 40 Unit Drone Tempur Turki Ditembak Jatuh Sistem Hanud Pantsir S-1 di Libya dan Suriah

Selain memperlihatkan bangkai drone tempur Bayraktar TB2 yang jatuh, pihak Rusia lewat Saluran TV Russia-1 memberitakan sesuatu yang mengejutkan, yaitu dikatakan sistem hanud Pantsir S-1 di Suriah dan Libya berhasil menembak jatuh 40 unit drone tempur (UCAV) buatan Turki, yang terdiri dari Bayraktar TB2 dan Anka.

Baca juga: Rusia Berhasil Dapatkan Drone Tempur “Most Wanted” Bayraktar TB2

Dikutip dari situs Kantor Berita Rusia Tass – tass.ru (19/12/2021), disebutkan Pantsir S-1 yang diawaki oleh kru Arab berhasil merontokkan puluhan unit drone tempur buatan Turki. Siaran TV Rusia menyebut bila Bayraktar TB2 salah satunya ditembak jatuh di daerah Idlib, setelah masuk dalam monitoring pertahanan udara Suriah.

“Di wilayah Idlib, kami sempat mengamati tiga unit Bayraktar TB2. Pada saat yang sama, kami dapat melacak mereka, mulai dari overflights dan berakhir dengan pendaratan,” ujar Alexander Novikov, head of the 1st Directorate of International Military Cooperation (GU MVS). Sehari sesudahnya, masih dari Kantor Berita Tass, Kementerian Pertahanan Rusia membuat pernyataan bila Bayraktar TB2 sebagai sasaran empuk dalam konteks pertahanan udara.

Yuri Muravkin, Deputy chief of Anti-Aircraft Missile Forces mengatakan, Bayraktar TB2 adalah target yang sangat ringan, target yang sangat mudah untuk ditembak. Menurutnya, Bayraktar TB2 memiliki kecepatan dan karakteristik dimensi massa yang tidak sulit untuk ditembak jatuh.

Pernyataan dari petinggi militer Rusia di atas tentu ada sebabnya, tak lain karena pemberitaan yang keras dari media asing yang meragukan kemampuan dari sistem hanud Pantsir S-1, khususnya setelah beberapa unit berhasil dihancurkan dalam laga konflik bersenjata di Libya dan Suriah. Sejak kasus bobolnya pertahana udara Pantsir, Ulyanovsk Mechanical Plant selaku manufaktur Pantsir S-1 telah mengembangkan Pantsir dengan peningkatan kemampuan agar lebih adaptif untuk menghadapi drone bersenjata.

Mengutip postingan dari akun Twitter Jon Hawkes @JonHawkes275, disebutkan telah dirancang jenis rudal baru yang akan dipasang pada Pantsir S-1. Rudal ini digadang untuk menghadapi serangan drone (anti-UAV missile). Belum diketahui persis, spesifikasi dari rudal anti drone ini, namun disebut-sebut rudal ini punya diameter yang kecil, bahkan satu tabung rudal 57E6 dapat dimuati oleh empat rudal berukuran kecil ini.

Hadirnya rudal anti drone dimaksudkan sebagai elemen tindakan balasan yang ringan untuk menghadapi sasaran yang terbang rendah dan lambat. Dan yang paling penting, harga rudal anti drone ini jauh lebih murah dibanding rudal dalam ‘paket’ Pantsir S-1, dengan demikian rudal anti drone dapat diluncurkan tanpa si operator pusing menimbang-nimbang rendahnya nilai sasaran yang harus dihancurkan.

Pantsir S-1 juga dilengkapi kanon tipe 2A38M kaliber 30×165 mm buatan Tulamashzavod. Diadopsi dari kanon GSh-30, 2A38M mengusung dua laras dalam satu sistem kanon, alhasil Pantsir S-1 total mempunya empat laras kanon.

Baca juga: Rusia Tawarkan Paket Upgrade Sistem Hanud Pantsir S-1 ke Uni Emirat Arab

Kanon 2A38M punya kecepatan tembak 1.950 – 2.500 peluru per menit, atau jika dikalikan dua dengan jumlah laras, maksimal 5.000 peluru per menit dapat dimuntahkan. Sistem magasinnya mengadopsi kotak yang dipasok dengan rantai, dan diisikan kedalam modul melalui palka munisi yang terletak disisi modul. Saat berlangsungnya penembekkan, selongsong peluru langsung dibuang keluar kendaraan. Jarak jangkau kanon ini efektif hingga 2.000 meter untuk target bergerak. Tapi untuk menghajar target statis, maka jarak tembaknya bisa mencapai 4.000 meter. (Gilang Perdana)

16 Comments