Di Tangan Pertamina dan PPI, Indonesia Kelak Jadi Pengguna Sipil Pertama Airbus A400

Ini  bukan sebuah sarkasme, tapi Indonesia kian memantapkan diri sebagai satu-satunya pengguna Airbus A400 di dunia yang kepemilikannya oleh operator sipil. Setelah kesepakatan pengadaan dua unit Airbus A400 untuk BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dicapai pada tahun 2018 (belum ada kontrak pembelian), kini giliran BUMN PT Pertamina yang berencana mengakuisisi pesawat turbo propeller yang harga per unitnya mencapai 152 juta euro tersebut.

Baca juga: Airbus A400M Malaysia Sukses Angkut Eskavator dan Truk Tangki BBM ke Palu

Dikutip dari beberapa laman sumber, fokus pengadaan Airbus A400 oleh Pertamina serupa dengan yang dilakukan oleh PT PPI, yaitu untuk mendukung kargo dan logistik di wilayah Indonesia Timur, khususnya Papua. Lebih spesifik, Airbus A400 yang punya payload hingga 37 ton ditujukan oleh Pertamina guna menunjang misi angkutan BBM ‘satu harga’ di Indonesia Timur.

Meski belum disebutkan berapa unit A400 yang akan dibeli, tapi nantinya proses pembelian dan pengoperasian akan melibatkan sang anak perusahaan, PT Pelita Air Service (PAS) yang sudah punya pengalaman dalam bisnis kargo udara.

Selain untuk menunjang penyaluran BBM di Papua, keberadaan Airbus A400 juga dipersiapkan untuk aksi tanggap bencana. Seperti pada bencana di Palu beberapa saat lalu, PAS harus meminjam A400 yang ada di Hong Kong untuk keperluan angkut alat berat. Dikutip dari okezone.com (22/4), Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengatakan, “mengapa rescue di Palu bisa cepet seminggu karena menggunakan Airbus A400 dan besarnya pesawat ini 1,5 kali dari pesawat C-130 Hercules.”

Nama Airbus A400 buatan Airbus Defence and Space lumayan harum di Indonesia, setidaknya sudah 2 kali kesempatan A400 dilibatkan untuk misi bantuan kemanusiaan. Setelah sebelumnya pada 24 Agustus 2018, A400 milik AU Perancis menerbangkan bantuang logitik ke Lombok, terakhir satu unit Airbus A400M milik AU Malaysia (TUDM) juga diterbangkan untuk bantuan logistik ke Palu, Sulawesi Tengah.

Sebagai pesawat angkut berat, A400M punya ruang kargo dengan lebar 4 meter, tinggi 3,85 meter, dan panjang 17,71 meter, pesawat ini mampu mengangkut kargo dalam berukuran besar seperti helikopter NH90 atau CH-47 Chinook atau dua buah kendaraan pengangkut infanteri Stryker. A400M juga bisa mengangkut truk semi trailer dengan peti kemas berukuran 6,906 meter. Kapasitas muatan keseluruhan mencapai 37 ton. Sebagai perbandingam, kapasitas angkut C-130 Hercules adalah 20 ton.

Baca juga: Airbus A400M RAF “Open Cockpit” di Lanud Halim Perdanakusuma

Saat ini Airbus A400 digunakan oleh Perancis, Spanyol, Jerman, Inggris, Turki, Luksemburg dan Malaysia. Yang kesemunya memasukan A400 sebagai arsenal dukungan pesawat angkut berat dan tanker bagi angkatan udara. Meski di Indonesia A400 nantinya dimiliki oleh operator sipil, namun untuk pengoperasian TNI AU akan dilibatkan, terutama untuk mempersiapkan pilot dan teknisi pada pesawat angkut yang kondang di film Mission Impossible – Rogue Nation ini. (Haryo Adjie)

19 Comments