Akhirnya! Indonesia Putuskan Beli Lima Unit Airbus A400M Senilai US$2 Miliar
Selang sehari pasca pergantian posisi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), diperoleh kabar yang cukup menggembirakan seputar alutsista TNI AU. Seperti telah diberitakan sebelumnya bahwa Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah menjatuhkan pilihan pesawat angkut berat untuk TNI AU pada Airbus A400M Atlas. Dalam rencana belanja alutsista di MEF (Minimum Essential Force) II periode 2015 – 2019 memang sudah disiapkan alokasi pembelian tiga unit pesawat angkut berat. Namun dalam rencana MEF II belum dijelaskan apa jenis pesawat tersebut. Dan berita terbaru sudah ada titik terang tentang berapa unit Airbus A400M yang bakal diakuisisi TNI AU.
Baca juga: [Polling] Airbus A400M Atlas – Calon Pengganti Terkuat C-130B Hercules TNI AU
Merujuk ke situs Janes.com (19/1/2017), telah dikonfirmasi bahwa Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI sudah menyetujui pengadaan lima unit Airbus A400M Atlas. Nilai untuk lima unit A400M tersebut disebut mencapai US$2 miliar. Kelima A400M nantinya akan disebar untuk perkuatan armada pesawat angkut berat di Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32. Meski sudah ada konfirmasi tentang unit yang dibeli, namun belum dijelaskan lebih lanjut mengenai skema ToT (Transfer of Technolgy) yang akan diperoleh pihak Indonesia. Selama ini kemitraan antara Airbus Group dan PT Dirgantara Indonesia (DI) telah berlangsung sangat baik dan erat, hampir sebagian besar produk PT DI terkait dengan kerjasama bersama Airbus Group.
Sebelumnya pada bulan Agustus 2016, petinggi Airbus Defence and Space, Fernando Alonso, selaku Head of Military Aircraft, Airbus Defence and and Space melakukan lawatan kerja di Indonesia. Dalam agenda kerjanya, Alonso akan melakukan pembicaraan dengan pihak Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan mitra kerja PT Dirgantara Indonesia (DI). Terkait dengan produk, Airbus A400M dan pesawat angkut sedang C-295 menjadi domain dari area kerja Airbus Defence and Space. Untuk C-295 kini telah beroperasi memperkuat Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma.
Sebagai informasi, harga bandrol satu unit Airbus A400 ditaksir senilai 152 juta euro, atau setara Rp2,3 triliun. Sebagai pesawat angkut berat, A400M punya maksimum payload 37 ton. Pesawat ini pertama kali meluncur pada Mei 2003, terbang perdana pada Desember 2009, dan diserahkan perdana ke pemesan (AU Perancis) pada Agustus 2013. Selain Perancis, negara pengguna Airbus A400M adalah Belgia, Jerman, Luxemburg, Spanyol, Turki, Inggris, dan Malaysia.
Baca juga: Airbus A400M Atlas – Next Generation, Pesawat Angkut Berat Strategis TNI AU
Ditilik dari kemampuan angkut dan jangkauan, Airbus A400 berada di antara pesawat angkut strategis C-17 Globemaster III dan C-130J Hercules. Dari sisi teknologi, Atlas punya inovasi tinggi dengan adopsi sistem kemudi fly by wire yang memudahkan penerbangan, sistem forward facing crew cockpit yang membuat operasi penerbangan efisien, dan ruang kabin terbesar yang memungkinkan peberbangan jarak jauh menjadi lebih hemat. Karena sudah serba terkomputerisasi, A400M hanya membutuhkan tiga awak, yakni pilot, kopilot dan loadmaster.
Sebagai pesawat angkut berat, A400M punya ruang kargo dengan lebar 4 meter, tinggi 3,85 meter, dan panjang 17,71 meter, pesawat ini mampu mengangkut kargo dalam berukuran besar seperti helikopter NH90 atau CH-470 Chinook atau dua buah kendaraan pengangkut infanteri Stryker. A400M juga bisa mengangkut truk semitrailer dengan peti kemas berukuran 6,906 meter. Kapasitas muatan keseluruhan mencapai 37 ton. (Haryo Adjie)
Min, saya kurang paham. Td dijelaskan harga sekitar $152 jt / unit. Beli 5 jadi $2 milyar, sehingga biaya per unit menjadi $400 jt. Apakah ini sudah termasuk biaya ToT? Atau biaya apalagi min, sehingga menjadi demikian mahal? Maaf, pemikiran awam
@Fury: Tentang pertanyaan Anda jawabannya masih menunggu detail info lanjutan. Namun harga US$152 juta itu baru estimasi versi Wikipedia.org. Banyak elemen yang berpengaruh, pasalnya Airbus A400M sendiri menggunakan perangkat dan sub system yang dipasok dari manufaktur lain.
belum pasti kalau belum ada pernyataan resmi dari pemerintah walau sumbernya janes sekalipun liat aja contoh lain heli AW yg gembar gembor “katanya” ud 100% deal ahirnya dibatalin juga sama kemenhan
Bagaimana dengan antonov an – 70 ?
Om admin bikin polling juga
@ayam jago
Wah cukup sibuk sekali yah bung, semoga sukses dengan proyeknya. Jangan lupa bung kalau ada info2 baru bisa di share di forum ini hehehe
Bung, jadi progress A400 sudah seperti apa, Belum disetujui Kemenhan, Kemenkeu n BAppenas kah?
atau mungkin sudah sampe tahapan SU -35?
@ayam jago
Bung akhirnya muncul juga hehe
Jadi bagaimana bung info tentang pembelian A400 ini sudah konfirm atau masih rencana aja??
Kok panglima masi belum konfirmasi
Saling beda statement itu udh biasa dr jaman isu Su35, yang jelas domain pengadaan itu ada di Kemhan, TNI hanya memberi rekomendasi, jd bertanyalah ke Kemhan.
Yanh saya tahu dijaman pak pur,yang menentukan TNI, kemhan hanya membeli
@bravo
Dari jaman dulu aturan tetap sama bang…matra pengguna mengajukan kebutuhan/spesifikasi operasionalnya, kemhan nanti yang melakukan evaluasi dr beberapa kandidat yang diajukan baik dr aspek harga, kinerjanya, tot, kemudahan perawatan, biaya operasinya dll.
Kalo mau bukti…waktu AU mengajukan pesawat angkut medium, “ada yang ngotot” minta dibelikan C-27 tapi yang diacc NC-295
@basith
sibuk. kita mengejar target pekerjaan telecommunication port & console di alutsista tni ad sprt anoa, amx apc, komodo dll sbg bagian proyek tactical datalink kartika. semuanx harus selesai sprt dlm kontrak pd 28 februari
a-400m sdh konfirm dari tni au tp msh ada hal yg mengganjal di kemhan & depkeu trutama harga
@jeng koni tersayang
aw-101 blm batal. skrg lg dicooling down oleh kemhan. wong sdh disetujui kemenkeu & bappenas. dgn defence suite sprt ecm & eccm, flare/chaff, maws & rwr tp dgn harga setara caracal
@yam jago
Iya, eike juga denger begitu, tapi nanti dulu…
Mungkin alur pengajuannya sudah benar…alurnya lho!!!
Seperti yang pa kasau baru sampaikan…prosesnya akan dikaji ulang, dg melibatkan sebuah “tim”….”sebuah tim lho, bukan atas rekomendasi 1 atau 2 orang saja”.
Jadi missing link yang hilang justru terletak pada faktor yang paling esensial….yaitu assessmenntnya!!!!
Kalo soal “gula-gula” defense suite segala, justru hal itu yang bikin harganya meroket. Pertanyaannya…untuk sebuah heli yang akan difungsikan sbg heli SAR+angkut berat, apakah defense suites adalah sudah mjd kebutuhan/memang ada ancaman penggunaan gbad didalam negri???
Padahal heli VVIP kepresidenan saja belum dilengkapi defense suites, begitu juga heli caracal yang baru dibeli.
Pertanyaan yang lebih mendasar, mengutip pernyataan pihak user dan perwakilan leonardo, heli tsb akan dipasangi FLIR, lampu sorot, defense suites, stretcher, kit pelampung ktk ditching, door gun…tetapi sebagai heli SAR, justru tidak dilengkapi “HOIST” dan penambahan “CARGO DOOR” supaya ketika sdg menghoist strecher yang berisi evakuan bisa pas dimuat kedalam heli.
Bagaimana menjelaskan hal yang seperti ini…????
Ingat lho sekarang mottonya: beli berdasar kebutuhan…bukan keinginan, apalagi kalo cuma keinginan 1 atau 2 orang yg lg menjabat, padahal yang bayarin pake uang negara…uang rakyat brur
jeng koni my lovely
sdh ada dlm renstra pengadaan pengadaan tni au 1 ska heavy airlifter & heavy tanker. a-400m bkln dikompositkan dgn a-330 mrtt
yg jelas super herky tetap akan dibeli sesuai rencana mef-3
Bakal as skadron baru ya klo begitu,,
Awal pengadaan kelas berat…seterus.y paspur.sam.nextr hawzr paladin..dll..mantap..anggrn naik 100%
Bisa dibangun di fasilitas pt.di gak ya a400 ini?