Ternyata! Sejak Dekade 70-an TNI Sudah Menimbang Pengadaan Ranpur M113
|Flash back sejenak ke awal Oktober 2014, jagad pemerhati alutsista di Tanah Air dikejutkan dengan kedatangan gelombang perdana ranpur (kendaran tempur) lapis baja roda rantai jenis APC (Armoured Personnel Carrier) M113 A1 bekas pakai AD Belgia. Sesuai doktrin penggelaran kekuatan TNI AD yang baru, tank APC yang namanya melegenda di Perang Vietnam ini tak ditempatkan pada satuan kavaleri, seiring modernisasi alutsista TNI AD, rumah baru bagi tank APC M113 dan IFV (Infantry Fighting Vehicle) M1A3 Marder berada di satuan Infanteri Mekanis.
Baca juga: M113 A1 – Transformasi Dari APC Hingga IFV Berdaya Gempur Sedang
Hadirnya M113 A1 dalam varian APC, yang kemudian diikuti varian reparasi M113A1-B-Rec memang mengejutkan pada jelang HUT TNI ke-69 di tahun 2014. Betapa tidak, sebagian besar publik di Indonesia memang tak menyangka M113 A1 bakal diakuisisi, bukan karena statusnya yang bekas pakai, tapi M113 A1 sendiri yang sudah tergolong ranpur tua. Meski begitu, masih banyak negara yang hingga detik ini masih mengoperasikan keluarga M113. Infanteri Mekanis TNI AD seolah ingin menebus ‘ketertinggalan’ dalam kepemilikan M113, ini dibuktikan status Indonesia sebagai negara pertama pengguna M113 Arisgator di luar Italia.
Sebagai pengguna M113, kini Indonesia menjadi anggota klub M113 yang berisikan ratusan negara pemilik M113. Terkhusus di lingkup Asia Tenggara, posisi sebagai pengguna M113 menjadi yang paling junior, pasalnya M113 sudah puluhan tahun dipakai oleh Filipina, Vietnam, Thailand dan Singapura. Bahkan Singapura telah secara resmi memensiunkan M113 dan menggantikannya dengan Next Generation AFV. Sementara di Filipina, M113 masih beroperasi penuh dalam pergeraka operasi militer, seperti di kawasan Marawi.
Baca juga: Filipina, Sang Senior Pengguna Ranpur M113 di Asia Tenggara
Nah yang menarik, pada masa awal-awal Filipina dan Thailand mengoperasikan M113 di dekade 70-an, ternyata TNI memang sudah kepincut dengan M113. Dikutip dari situs YonKav7.mil.id (15/4/2017), disebutkan bahwa pada masa Jenderal M. Panggabean menjabat sebagai Panglima ABRI, Ia menyatakan tertarik untuk mempetimbangkan pengadaan M113. Namun lantaran harganya kala itu dinilai tidak terjangkau, maka keinginan Jenderal M. Panggabean tidak diteruskan lebih lanjut. Kisah ketertarikan TNI AD pada M113 di tahun 70-an, bersamaan dengan proses pengadaan 58 unit panser V-150 buatan Cadillac Gage, yang kini menjadi arsenal khas YonKav 7 Pragosa Satya (d/h YonKav 7 Sersus – Panser Khusus).
Baca juga: V-150 Tersengat Ranjau di Marawi, Ingatkan Kejadian Konga XII D di Kamboja
Bila kala itu M113 diakuisisi, tentu Indonesia tak menjadi ‘pengguna baru’ M113 seperti saat ini. Di masa itu, kebutuhan tank APC memang tidak terlalu mendesak, mengingat pada saat itu armada tank AMX-13 VCI yang serviceable lumayan memadai.
Bagi sebagian orang, mendengar TNI AD mengadopsi M113, ibarat kolektor mendatangkan barang antik. Menyebut M113, maka yang terlintas sebuah ranpur jadul, tak salah memang, mengingat rancang bangunnya sudah dimulai sejak 1956 oleh FMC Corporation, dan pertama kali diproduksi pada tahun 1957. Di lingkungan AD AS, M113 menjadi wahana APC andalan, sebelum tempatnya digantikan oleh IFV M2 Bradley. Dengan bobotnya yang ringan, punya mobilitas tinggi, dan mudah di upgrade, menjadikan M113 sangat populer. Hingga tahun 2001, 85.000 unit M113 telah dirpoduksi dalam berbagi varian. M113 tercatat digunakan di 51 negara, beberapa diproduksi secara lisensi oleh Belgia dan Italia. (Haryo Adjie)
Mungkin sebagian bisa dikirim ke perbatasan Kalimantan dan Papua.. karena disana banyak rawa2. Terutama di daerah pedalaman papua.. karena rawan sekali kalau patroli menggunakan sampan saat disergap separatis manuver dan perlindungam prajurit kurang memadai.
kayanya nggak bakalan dikasih ke unit luar jawa, kecuali ada mainan baru Pandur II yg banyak. kalau dikalimantan perbatasannya darat, mas, kecuali daerah nunukan dan disekeliling pulau sebatik yang banyak rawa
Sungguh setia dan kasihan sekali TNI, demi mendapatkan alutsista yg sudah di dambakan sejak dulu, ternyata harus menunggu selama 44 tahun…
Moga-moga kaum sukhoimania juga dilimpahi dg ketabahan dan umur panjang untuk menunggu alutsista yg didambakan sejak dulu….wkwkwkwkw
dear admin,
mohon maaf mau tanya, setau saya APC itu bukan termasuk dalam klasifikasi tank, jadi penggunaan istilah tank APC pada tulisan diatas saya kira kurang tepat.
Terimakasi.
Mas Priyo, kalau LVTP-7 nya Marinir (stupid crazy) masuk kategori apa?
setahu saya masuk ke APC/AAV
Sebenarnya lebih ditekankan utk mempermudah pemahanan bagi pembaca kebanyakan. Dalam terminologi ranpur di setiap negara kerap ada perbedaan, contoh BTR50 oleh Marinir kita disebut sebagai Pansam (Panser Amfibi), lalu utk BMP3F punya Marinir kita juga, di Rusia tidak masuk kategori tank, karena segmennya IFV, tapi di Indonesia masuk ke arsenal YonTankfib (Batalyon Tank Amfibi).
Di arsenal TNI AD, masih ada AMX-13 VCI (APC) yang sampai saat ini masih menjadi bagian dari arsenal Batalyon Tank/Serbu, bersama dgn AMX-13 kanon 105mm.
Assalamu’alaikum wr. wb.
sip min ane dukung karena ane juga orang awam??
eh,,!! ulekannya rujak dengerin tu nasehat admin??
kecuali kalau ane komandan strategi baru penyebutannya di bedain,
misalnya: yang datang APC ndan, ow itu armornya empuk daya gebuknya dikit kita serang aja dari samping pakai roket.
yang datang MBT ndan, jenis apa? ow itu keluaran baru, armornya keras kita buat aja jebakan IED kita pancing kesana.
Baik, saya bisa mengerti kalau pertimbangannya seperti itu. Terimakasih sudah menjelaskan alasannya.
maaf mas cuma bercanda, lagi jenuh??
Maafin saya ya Mas, saya cuma bercanda karena sempat jenuh??
Bentuknya jadul=..iya
Mesinnya jadul=..belom tentu, bisa diganti mesin baru..
Lapisan bajanya jadul=…belom tentu masih bisa dilapisi lagi..pengen agak kuat kena RPG,kasih teralis titanium,depannya kurang kuat utk RPG..tambahin dozer…nah yg paling murah dan bisa memaksimalkan pilih yg mana?…penembaknya gak aman..ntar PT pindad yg kasih modif..
Di upgrade bisa. Lha wong Punyanya singapura di upgrade jadi M113 Ultra