Setelah Lama Tertunda, Akhirnya TNI AU Bersiap Operasikan Simulator Jet Tempur Sukhoi Su-27/Su-30
|Meski program akuisisi simulator berjalan lamban, namun sedikit demi sedikit kebutuhan sarana pelatihan bagi para penerbang TNI AU mulai dicukupi. Setelah ada simulator Hawk 209, simulator C-130H Hercules dan beroperasinya kembali Human Centrifuge di Lakespra Saryanto, maka kebutuhan latihan dasar pilot yang tadinya harus dikiri ke luar negeri, maka kini dapat dikurangi dengan program latihan simulator di dalam negeri. Dan ada kabar terbaru terkait hal tersebut, bahwa TNI AU, tak lama lagi akan mengoperasikan simulator untuk jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30.
Simulator umumnya ditempatkan di basis pangkalan dari skadron udara terkait. Bila simulator Hawk 209 ada di Lanud Roesmin Nuryadin, Pekanbaru dan simulator C-130H Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma, maka simulator Sukhoi Su-27/Su-30 berada di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Dikutip dari siaran pers tni-au.mil.id (2/7/2020), diwartakan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo melakukan kunjungan kerja pada 1 Juli 2020, diantara agenda KSAU adalah meninjau proyek pembangunan simulator pesawat tempur Sukhoi di Skadron Udara 11.
“Simulator untuk Sukhoi Su-27/Su-30 adalah buatan Rusia dan total yang akan kita miliki ada 10 unit, terdiri dari 8 unit FTD (Flight Training Device) dan 2 unit FMS (Full Mission Simulator), sehingga saya berharap fasilitas ini dapat lebih meningkatkan kemampuan para penerbang tempur kita,” ujar KSAU. Pembangunan fasilitas simulator pesawat Sukhoi di Makassar diharapkan Kasau mampu meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para penerbang Skadron Udara 11 karena pelatihan dapat dilakukan di dalam negeri, dimana sebelumnya selalu dilaksanakan di negara lain, diantaranya seperti ke Cina.
Meski ada anggapan di awam bahwa simulator itu adalah ‘murah,’ namun jangan keliru, harga simulator untuk pesawat harganya terbilang mahal, untuk itu umumnya diakuisisi oleh beberapa negara secara terbatas, pun dengan India yang membeli simulator jenis FMS dari Rusia setelah armada Su-30MKI-nya mulai beroperasi penuh. Kabar terakhir, Hindustan Aeronautics Limited (HAL) telah melakukan upgrade pada sistem simulator tersebut.
Mengutip sumber dari Tempo.co (2/1/2014), diungkapkan bahwa rencana pengadaan simulator Sukhoi untuk TNI AU telah dicanangkan sejak lama. Pagu anggaran yang ditetapkan, menurut Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis, sebesar US$45 juta atau sekitar Rp540 miliar. ”Pagu tersebut hanya untuk satu unit simulator Sukhoi,” ujar Rachmad kepada Tempo.
Dilanjutkan, Kemhan kemudian akan memproses evaluasi dokumen penawaran simulator Sukhoi. Selanjutnya, pemaparan oleh peserta lelang. Rachmad enggan menyebutkan pihak-pihak yang sudah mengajukan penawaran ke Kementerian Pertahanan. Namun dia membenarkan jika PT Dirgantara Indonesia masuk sebagai penawar simulator Sukhoi dari dalam negeri.
Rachmad mengatakan, pertimbangan pihak Kementerian dalam penentuan pemenang adalah berdasarkan kemampuan produsen memproduksi simulator yang paling menyerupai kemampuan asli pesawat tempur Sukhoi. Pertimbangan lainnya, lama waktu pembuatan dan pengiriman serta jaminan purnajual. ”Termasuk alih teknologi apabila pemenangnya dari luar negeri,” ujar dia.
Menteri Pertahanan saat itu, Purnomo Yusgiantoro, mengungkapkan rencana pemerintah membeli simulator Sukhoi Su-27 dan Su-30. Kementerian Pertahanan tengah memilah produsen simulator Sukhoi tersebut. Soalnya, ada tiga negara yang bisa memproduksinya, yakni Rusia, Cina, dan Kazakstan.
Sebaliknya, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Andi Alisjahbana, menyarankan pemerintah agar tidak membeli simulator pesawat tempur Sukhoi dari luar negeri. Ia mengatakan, misi utama simulator banyak berisi pelatihan-pelatihan menjalankan misi pesawat tempur, dan banyak yang bersifat universal. ”Di dalamnya adalah doktrin tempur TNI AU,” kata dia. Menurut Andi, semua negara pengguna pesawat tempur Sukhoi memilih membuat sendiri simulator kemudinya, dengan pertimbangan untuk melindungi rahasia negaranya. Contohnya, kata dia, Cina dan Malaysia yang membuat sendiri simulator kemudi pesawat tempur buatan Rusia itu.
Baca juga: Simulator FFMS C-130H Hercules Telah Terpasang di Lanud Halim Perdanakusuma
Bahwa simulator Sukhoi disebut kemahalan, masih dari kutipan di Tempo.co, menurut Kemhan, pagu anggaran US$45 juta untuk satu unit simulator Sukhoi sudah sesuai harga pasaran. ”Simulator yang rumit, risiko tinggi dengan kecepatan supersonik, harganya pun hampir sama dengan pesawat asli,” kata Rachmad. Karena alasan itu, kata dia, pemerintah baru berani membeli simulator setelah pesawat tempur Su-27/Su-30 yang dimiliki TNI AU genap satu skuadron atau 16 unit. (Haryo Adjie)
Karena SU35 ga punya versi kursi ganda jadi ya harus beli simulator meskipun mahal. Ehm,., ehm… Mungkin 😀
serius model simulatornya “Jadul” seperti itu?
Emang model su27 su30 kokpitmya emang jadul bro ketimbang kopit2 dr jet produksj US
Buat dalam negeri aja dong please,,
45 juta dollar dapet 1,kayak nggak masuk akal,,
nah ini dia baru tau dan sadar,alutsista itu memang harganya engak masuk akal.
negara kaya raya yang tiap tahun keluar kan dollar puluhan sampai ratusan miliar dollar saja masih diangap biasa biasa saja,contoh arab saudi,itu sejak puluhan tahun entah berapa banyak dollar yang dikeluarkan untuk inport senjata masih bisa dibilang biasa biasa saja.
bahkan kalou china tidak bisa buat senjata sendiri,tiadak mungkin bisa mengejar atau menyaingi negara besar lainya,walau duitnya banyak sekalipun.
simulatar atau simulasi itu yang penting adalah sistem operasional(softwara)nya dan itu hanya milik produsen pembuatnya.
kalou sistem androit mungkin banyak ilegalnya,jadi bisa di download persi kw nya.
mungkin,atau bisa dipasang kan sistem game online,supaya murah meriah.
Gila Satu set simulator harganya USD 45 Juta???? Yg bener aja tuh. TNI AU bisa beli 3 Monitor ASUS ROG Swift yg resolusinya paling bagus, beli Kursi gaming Secretlab Titan Ama beli game Simulasi Su-27 Flanker DCS di Steam totalnya cuman USD 2,661 aja tuh. Ama kontrol stik pespur mungkin totalnya cuman USD 3000 aja. Itu satu kursi simulator yg dibeli bisa dipake buat beliin 15000 paket simulator buat anak-anak se kota Bekasi tuh.
Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Dulu waktu TNI AU beli simulator F-16 harganya 2 kali lipat harga pesawat nya bro
Alutsista buatan Beruang Merah memang strong bingitzzz di atas kertas. Tambah lagi dengan flight dan maintenace cost yang tinggi dan rempong (mesti di bawa ke luar negeri hanya untuk service) membuatnya tambah strong.
Apapun itu… saat ini Sukhoi adalah pespur terbaik yang dimiliki TNI AU… dengan persenjataan yang lebih komplit…
Kalaupun yang lain, lebih segalanya sekalipun jelas saat ini tidak dimiliki oleh TNI AU…
Mudah2an stabilizer nya ikut d beli, simulator yg dulu2 katanya suka ngadat gegara voltage listrik yg gk stabil.
Simulator shukoi su-27 tak terlalu rahasia dan bisa disewa umum dengan paket 2 juta rupiah sekali terbang…hmm..
https://www.russiaeguide.com/30-minute-su-27-fighter-jet-flight-simulator.html/
Terimakasih bung admin, sudah membukakan mata mbah gantole & sales alay, kecuali doi pada ngeles lagi dengan ngawur…😂
Itu simulator su 35 keren banget ya , avionik y sudah serba digital , berbeda jauh dengan simulator avionik su 27/30 🙈🙈🙈 , bukany kita sudah ada PT infoglobal perusahaan khusus pembuat avionik zet tempur , kenapa mereka tidak di jadikan konsorsium dengan PT .Di dan PT Len untuk membuat simulator zet tempur Sukhoi
Kalau Indonesia yg cm punya 16 unit SU 27/30 aja beli 10 unit simulator, India yg punya hampir 300 SU 27/30 punya brp unit simulator ya?
India dana pertahanannya sangat besar..jadi simulatornya cukup sedikit..karena mampu mendanai penerbangan sukhoi yang super mahal..namun dengan mengorbankan kesejahteraan rakyatnya.