‘Serupa Tidak Sama’ dengan Kaplan MT (Harimau) – Argentina dan Jerman Lebih Dulu Produksi Medium Tank “TAM”

Bila Indonesia menggandeng Turki dalam merancang dan produksi medium tank Harimau (Kaplan MT), maka jauh sebelum yang dilakukan Indonesia dan Turki, Argentina dan Jerman sudah lebih dulu mengembangkan medium tank. Serupa tapi tidak sama, Argentina dalam posisi seperti Indonesia, sementara Turki berada dalam posisi seperti Jerman, yang berivestasi dalam memasok sistem dan teknologi. Proyek tank Argentina bersana Jerman disebut Tanque Argentino Mediano (TAM) atau Argentine Medium Tank.

Baca juga: Berburu Order, Medium Tank Harimau (Kaplan MT) Dikapalkan dan Siap Diuji di Negeri Samba

Medium tank TAM dikembangkan sebagai hasil dari kerja sama antara Argentina dan Jerman pada tahun 1970-an dan 1980-an. Proyek ini dimulai pada tahun 1974 sebagai tanggapan terhadap kebutuhan Angkatan Darat Argentina akan tank tempur modern yang dapat diproduksi secara lokal.

Kerja sama ini melibatkan perusahaan-perusahaan dari kedua negara, dengan Argentina menyediakan desain dasar dan Jerman memberikan bantuan teknis dan teknologi. Tank ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pertempuran di medan tempur yang beragam, termasuk pegunungan, hutan, dan padang rumput.

TAM menggunakan senjata utama meriam Rheinmetall L44 105mm dari Jerman. Tank ini juga dilengkapi dengan sistem kendali tembakan yang canggih, perlindungan lapis baja yang baik, dan kemampuan untuk beroperasi di berbagai kondisi medan.

Produksi TAM dimulai pada tahun 1979 dan berlanjut hingga awal 1990-an. Sekitar 280 hingga 320 unit TAM diproduksi, dan tank ini telah digunakan oleh Angkatan Darat Argentina dalam konflik seperti Perang Falkland/Malvinas dengan Inggris pada tahun 1982.

TAM punya berat sekitar 30 ton. Ini membuatnya cocok untuk berbagai peran, termasuk dukungan infanteri, pertahanan posisi, dan pertempuran di medan yang beragam. Meskipun tidak seberat tank-tempur-utama (Main Battle Tank) lainnya seperti Leopard 2 atau M1 Abrams, TAM masih memiliki keunggulan dalam mobilitas dan fleksibilitasnya di medan yang sulit. Desain mediumnya memungkinkan TAM untuk beroperasi dengan baik di berbagai medan yang ditemui di Amerika Selatan, dari pegunungan hingga hutan dan padang rumput yang luas.

TAM diproduksi oleh Industrias Mecánicas del Estado (IME), sebuah perusahaan industri militer di Argentina. IME adalah produsen utama senjata dan peralatan militer untuk Angkatan Darat Argentina dan telah memainkan peran penting dalam pengembangan dan produksi tank dan kendaraan tempur lainnya untuk kebutuhan militer Argentina.

Meski Jerman ‘cawe-cawe’ dalam pengembangan TAM, namun TAM tidak digunakan oleh militer Jerman. Tank ini dirancang khusus untuk kebutuhan Angkatan Darat Argentina dan tidak digunakan oleh militer Jerman atau negara lainnya. Dalam proyek pengembangan tank TAM, nilai investasi didasarkan pada kontribusi dari kedua negara, meskipun proporsi kontribusi mungkin tidak seimbang. Argentina menyediakan sebagian besar dana untuk proyek ini, sementara Jerman memberikan bantuan teknis, teknologi, dan pengalaman industri militer. Hal ini merupakan karakteristik umum dari proyek kerjasama pertahanan internasional di mana negara-negara dengan sumber daya yang berbeda berbagi tanggung jawab dalam pengembangan senjata dan peralatan militer.

Proyek TAM tidak dikembangkan lebih lanjut karena sejumlah faktor, termasuk masalah ekonomi, politik, dan militer yang dihadapi oleh Argentina pada periode tersebut. Setelah produksi selesai, TAM digunakan secara eksklusif oleh Angkatan Darat Argentina sebagai salah satu tank tempur utama mereka. (Gilang Perdana)

Ajaib! Paraguay Masih Operasikan Tank Zaman Perang Dunia Kedua – M3 Stuart dan M4 Sherman

Spesifikasi TAM
– Awak: 4 (komandan, penembak, pengemudi, loader munisi)
– Berat: 30 ton
– Panjang: 6.75 meter
– Lebar: 3.34 meter
– Tinggi: 2.50 meter
– Mesin: MTU-MB 833 Ka-500 diesel, 720 hp
– Kecepatan maksimum: 70 km/jam di jalan, 45 km/jam di medan
– Jangkauan: 500 km di jalan raya
– Senjata utama: Meriam Rheinmetall L44 105mm
– Senjata sekunder: Senapan mesin koaksial 7.62mm, senapan mesin koaksial 7.62mm

3 Comments