Misi Anti Kapal Selam, TNI AL Waspadai “Shadow Zone”
Teknologi sonar (Sound Navigation And Ranging) sampai saat ini masih yang paling diandalkan dalam misi peperangan bawah air, khususnya dalam mengendus keberadaan dan posisi kapal selam lawan. Namun, apa yang terjadi bila ada suatu zona di bawah laut yang aman atau bebas dari suhu dan salinitas. Maka yang muncul adalah shadow zone, wilayah di bawah permukaan laut yang tidak dapat dideteksi oleh sonar pencari. Di shadow zone inilah acap kali kapal selam lawan atau kapal selam asing dapat ‘ngetem’ sembari melakulan misi pengintaian.
Baca juga: Pantau Pergerakan Kapal Selam Asing, TNI AL Berniat Adopsi “SOSUS” di ALKI
Berada di shadow zone, kapal selam lawan dapat terbebas dari deteksi sonar yang dipacarkan kapal di permukaan, bisa dikata aktvitasnya tersamarkan atas bantuan alam. Kapal-kapal selam yang masuk ke teretori laut Indonesia lewat ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) kebanyakan tidak terpantau dengan optimal, mengingat jumlah armada kapal patroli yang dilengkapi sonar relatif masih terbatas.
Selain mengandalkan teknologi propulsi yang kian senyap, jamming sonar, material pemantul gelombang suara, dan kemampuan bertahan (endurance) menyelam lebih lama, pada dasarnya sonar pada kapal pemburu dapat dikecoh oleh kapal selam lawan adalah dengan cara kapal selam menyusup ke laut Indonesia dengan memanfaatkan “daerah kedap” transmisi gelombang suara (shadow zone). Shadow Zone ini adalah daerah dimana temperatur dan salinitas laut pada lapisan tersebut dapat memantulkan gelombang suara yang datang. Salinitas dapat mempengaruhi kecepatan gelombang suara di dalam air, terlebih di wilayah lintang tinggi.
Lantas bagaimana mengatasi tantangan dari shadow zone? Letkol Laut (E) Teguh Rumiyarto, Perwira Pembantu Madya Staf Perencanaan dan Anggaran Mabes TNI AL menyebut, bahwa harus dilakukan pengumpulan data dan analisa tentang beragam parameter kelautan secara berkala. “Setiap KRI yang berpatroli secara reguler menjalankan misi pengumpulan data-data untuk update data penting di bawah permukaan air, seperti salinitas misalnya. Hasil data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk bisa diperkirakan tren yang kemungkinan terjadi di suatu wilayah,” ujar Teguh yang menjadi pembicara dalam workshop “Achieving Defence Superiority Through Underwater Defence Technology” yang diselenggarakan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan Saab di Jakarta (29/8/2017).
Teguh menambahkan bahwa shadow zone bersifat dinamis, yakni tidak dapat dipetakan posisinya di suatu titik, untuk itu update tentang data-data kelautan mutlak dilakukan secara terus menerus. Dengan output dari hasil analisa, nantinya dapat direkomendasikan penggunaan jenis sonar yang tepat untuk mendeteksi kemungkinan adanya kapal selam di suatu area. Sebagai ilustrasi, hull mounted sonar yang terpasang di bawah lambung kapal permukaan (korvet) tak bisa mendeteksi kapal selam di lokasi yang dimaksud, sebagai solusinya kapal pemburu kapal selam dapat menggunakan variable depth sonar, jenis sonar yang ditarik dari buritan.
Baca juga: T-MK6 Fanfare – Pengecoh Serangan Torpedo di Korvet Fatahillah Class TNI AL
Karena menyangkut peristiwa alam, karakteristik shadow zone juga disebut-sebut terkait dengan faktor cuaca, suhu dan musim. Roger Berg, head of technology management Saab Kockums, memberi paparan tentang fenomena shadow zone yang terjadi di Laut Baltik, terutama pada musim dingin dan musim panas. Seperti pada foto dibawah ini yang memperlihatkan perbedaan sound pad di Laut Baltik.
Parabolic Equation
Dalam beberapa jurnal kerap disebut metode parabolic equation dapat digunakan untuk melakukan pemetaan shaodow zone, sehingga dengan hasil deteksi tersebut, TNI AL dapat meminimalisir adanya shadow zone saat berpatroli dengan menggunakan frekuensi sonar dan kedalaman sumber pancaran sonar yang tepat. (Haryo Adjie)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Maksudnya mencari cara mengatasi zona hampa.
Karena jalur sonarnya di belokkan.
Tes
Itu lsm kaca mata hitam
TNI rasanya belum beli variable depth sonar (CAPTAS)
tdk mungkin. tni tdk al bakal pake variable depth sonar.
alasannya
1. laut kita dangkal dgn arus kuat
2. banyak sampah trutama kapal tenggelam
3. ekosistem trumbu karang
tni al lbh memilih pembangunan jaringan sonar bawah laut sprt sosus
@ayam jago
Iya, memang benar…VDS spt captas 2 atau tipe yang lain rata2 mensyaratkan kedalaman minimal 30 m spy bisa dioperasikan, sementara rata2 kedalaman laut diperairan selat malaka-perairan bangka/blitung-selat sunda-sebagian perairan utara jawa sekitar 20~25 m.
Tapi VDS adalah sebuah keniscayaan…dipping sonar adalah “bentuk lain” dari VDS.
Sekarang sudah tersedia VDS yang bisa dioperasikan pd kedalaman laut minimal 10 m (TRAPS buatan Geospectrum-kanada), selain lebih ringan, harganya lebih kompetitif dibanding VDS yang menggunakan tranducer juga tidak membutuhkan alat bantu khusus utk “nyemplungin” dan merecovery transducernya.
Alat ini segera menjadi standar pd kaprang AL Kanada
shadow zone solusinya harus minta bantuan shadow master, musuhnya padle pop.
Maka lebih diperbanyak lagi kapal patroli yg mengadopsi variable depth sonar, sebelum mampu membangun jenis peralatan yg bisa mendeteksi kasel dalam lingkaran shadow zone…
Lha itu VDS kan fungsinya utk “melongok” kasel yang ngumpet dibawah lapisan shadow zone mas avner…
Ya saya tahu bu koni…
Maksud saya sebelum mampu membangun peralatan yg bisa mendeteksi kasel selain VDS…
Itu alat dipping sonar yg dipasang pd helikopter (helras, flash, dll) kan cara kerjanya mirip dengan VDS mas Avner…bisa melongok kasel yg ngumpet di shadow zone juga.
Panjang kabelnya kan mencapai 300-500m, tergantung besar kecilnya heli yg menjadi platformnya
Lho, ini kok malah sama suwedia????
Lha yang katanya mau “russian party” kok gak ada actionnya blas….
Soale meh dibayar kerupuk xixixixi
Dalam hati mr.putin pasti “keloro-loro”…asyeeeem ki, teknologi crown jewel kok arep dijoli krupuk !!
presentasi sosus atuh.
program pengadaan jaringan sonar bawah laut sdh dibuka. saab dpt giliran prtama utk presentasi nanti bae menyusul. kalo yang ini rusia memang tdk ikutan.
id yg prnah ngomong kita bakalan menggandeng rusia dgn alasan project garmoniya prlu liat realita & buka wawasan
Lho…bukannya dulu kata bang Ayam Jago, proyek garmoniya milik rusia masih dlm taraf pengembangan?
@ayam jago
bung@AJ, Sosus buatan saab mereknya apa? Soalnya saya buka disitus saab disitu tidak ketemu produk yg dimaksud, malah sebagian besar produknya adalah uuv/auv/rov untuk pendeteksi/penghancur ranjau dan simulasi kasel/torpedo
lebih baik konsultasi kpd prof Joss, mungkin beliau punya solusi utk menembus shadow zone
Selat Malaka, Laut Natuna, Samudera Hindia, Laut Arafura, Laut Banda, Laut Sulawesi, Teluk Cenderawasih.
Laut Banda bisa menjadi salah satu tempat bersembunyi yang nyaman buat kasel asing.
yg jadi pertanyaan, kenapa banyak lsm yg melakukan pemetaan diwilayah laut flores, apakah lsm tsb. diperbolehkan secara uu melakukan pemetaan bawah laut? mohon bimbingan pencerahan min..