Satelit GLONASS Terakhir Sukses Diluncurkan, Kini Jaringan Satelit Navigasi Rusia Telah Lengkap
|Setelah 10 Oktober lalu meluncurkan satelit navigasi GLONASS (Globalnaya Navigatsionnaya Sputnikovaya Sistema) GLONASS-K1 No. 17 ke orbit rendah Bumi, maka belum lama berselang, tepatnya pada 28 November 2022, roket Soyuz-2.1b kembali meluncur dari Situs 43/3 di Kosmodrom Plesetsk dengan membawa muatan satelit GLONASS-M, atau satelit GLONASS terakhir ke orbit, satelit GLONASS terakhir ini diberi nama Kosmos-2564.
Dikutip dari nasaspaceflight.com (28/11/2022), peluncuran tersebut merupakan rangkaian pertama dari dua paket peluncuran dari Kosmodrom Plesetsk dalam periode tiga hari, dimana peluncuran kedua, yaitu menggunakan roket Soyuz-2.1a berlangsung pada hari Rabu, 30 November 2022, namun dengan muatan yang dirahasiakan.
GLONASS adalah sistem navigasi satelit berbasis radio milik Rusia yang sebanding dengan satelit GPS (Global Positioning System) milik Amerika Serikat, konstelasi Galileo Eropa, atau sistem BeiDou milik Cina. Sistem operasional GLONASS terdiri dari 21 satelit dalam tiga bidang orbit, dengan tiga cadangan berada di orbit. Satelit GLONASS memberikan akurasi 100 meter dengan sinyal C/A (deliberately degraded) dan akurasi 10-20 meter dengan sinyal P (militer).
Generasi pertama satelit GLONASS dibuat di bawah embargo komponen asing dan diduga memiliki radiasi tinggi, karena itu satelit GLONASS memiliki desain masa pakai yang lebih rendah, yaitu hanya selama tiga sampai tujuh tahun. Dengan masa pakai rata-rata yang menurun hanya 22 bulan, maka Rusia perlu meluncurkan setidaknya tujuh satelit per tahun untuk mempertahankan konstelasi dalam status operasional.
Satelit GLONASS-M pertama, Kosmos-2404, diluncurkan dengan roket Proton-K/Briz-M pada 10 Desember 2003. Satelit kedua diluncurkan setahun kemudian pada 26 Desember 2004. Sebelumnya diluncurkan dalam trio, yang pertamadiluncurkan pada 25 Desember 2006.
Dengan empat peluncuran lagi pada tahun 2009, maka ada 18 satelit di orbit, dan peluncuran yang direncanakan pada tahun 2009 akan membawa konstelasi tersebut ke status operasional.Satu-satunya peluncuran yang direncanakan pada tahun 2009 menggunakan Proton-M/DM-3 dan akhirnya berakhir dengan kegagalan. Peluncur menyimpang dari lintasan yang direncanakan dan tiga satelit jatuh kembali ke Samudera Pasifik, 1500 km barat laut Honolulu.
Dua tahun kemudian, satu peluncuran satelit di atas roket Soyuz-2.1b/Fregat-M, peluncur yang digunakan saat ini, membawa konstelasi ke status operasional, mengirimkan satelit operasional ke-24 ke orbit.
Soyuz-2.1b adalah salah satu dari tiga varian aktif dalam keluarga roket Soyuz, dan paling mirip dengan roket Soyuz awal, menggunakan empat pendorong berbahan bakar cair yang mengelilingi inti pusat. Desain ini juga digunakan pada Soyuz-2.1a tetapi tidak digunakan pada Soyuz-2.1v, yang tidak menggunakan empat penguat samping dan hanya menggunakan satu inti.
Baca juga: Perkuat Navigasi, Rusia Luncurkan Roket Soyuz dengan Satelit GLONASS Terbaru
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 dan berasal dari roket Vostok, peluncur Soyuz awalnya memiliki rekor peluncuran yang buruk, dengan empat penerbangan pertama berakhir dengan kegagalan. Penerbangan sukses pertama roket Soyuz terjadi pada 28 November 1966 dengan peluncuran pesawat ruang angkasa Soyuz pertama. (Gilang Perdana)