Rheinmetall Ubah Luna – Dari Drone Intai Jadi Drone Kombatan (UCAV)

Meski kondang sebagai manufaktur Main Battle Tank (MBT) dan sistem pertahanan udara. Namun, Rheinmetall dari Jerman sejatinya juga memproduksi drone, lebih tepatnya drone intai yang diberi label Luna – Luna UAS dan Luna NG. Dan seiring perubahan lanskap pertahanan di Eropa, Rheinmetall kini tengah mengembangkan Luna sebagai drone kombatan (UCAV) yang dapat melakukan serangan ke posisi lawan.

Baca juga: Luna NG – Drone Intai AL Pakistan dengan Kemampuan “Stealth Akustik”

Dalam siaran pers, Rheinnetall menyebut akan mengubah efektor pada Luna, jika sebelumnya adalah drone intai multiguna, maka Luna kini mampu melakukan serangan yang dipandu dengan presisi dengan membawa hulu ledak, seperti bom pembakar yang dapat dijatuhkan ke sasaran seperti kereta api, jalur suplai, depot bahan bakar, atau tempat pembuangan amunisi.

Dengan payload 40 kg, Luna dengan motor glider berperforma tinggi dapat disiapkan untuk lepas landas hanya dengan beberapa personel dan diluncurkan secara diam-diam ke udara melalui ketapel (catapult) self-propelled yang dapat dilipat.

Berkat otomatisasi ekstensif, pengoperasian menjadi sangat sederhana dan tidak memerlukan pengalaman terbang sebelumnya. Komponen kompak dari control station dapat masuk ke dalam kabin atau kendaraan kecil – yang memungkinkan relokasi cepat jika diperlukan.

Drone dapat diluncurkan melalui ketapel di hampir semua medan, menawarkan banyak opsi muatan dan merupakan pilihan yang hemat biaya dan andal untuk aplikasi militer.

Selama dioperasikan sebagai drone intai, Luna sudah kenyang dalam mendukung operasi militer, terutama di palagan Kosovo dan Afghanistan sejak tahun 2000. Lewat beberapa kali upgrade, Luna terbukti dapat beropersi di berbagai iklim dan di bawah kondisi cuaca buruk di medan yang sulit, seperti (arktik, gurun, hutan). Kesemuanya mengarah pada efektivitas operasional yang memuaskan.

Dari spesifikasi, Luna bukan termasuk drone MALE (Medium Altitude Long Endurance), pasalnya kemampuan terbangnya ‘hanya’ sampai 12 jam. Drone yang diluncurkan dengan catapult ini dapat terbang dalam radius 100 km dengan kendali Line of Sight (LoS), sementara bila menggunakan Beyond Line of Sight (BLoS) jangkauan terbang dapat lebih jauh lagi.

Material Luna dibangun dari bahan glass and carbon fiber reinforced plastics (CFRP) untuk mendukung tugas long endurance and low acoustic, thermal and radar signatures. Kemampuan unik dari Luna adalah terbang melayang tanpa mesin dihidupkan.

Moda silent glides ini punya peran besar untuk beroperasi secara senyap (no acoustic signature). Dengan kemampuan ini, Luna disebut-sebut sebagai drone stealth akustik.

Baca juga: Iran Luncurkan Drone Kamikaze Meraj-532, Tampil Mirip Badan Rudal yang Diberi Sayap

Disokong mesin propeller 10 kw multi-fuel injection, Luna NG sanggup terbang dengan kecepatan 90 km per jam pada ketinggian 5.000 meter. Luna NG punya bentang sayap 5,3 meter, panjang 3 meter dan tinggi 1,1 meter. Bobot saat tinggal landas yaitu 110 kg. (Bayu Pamungkas)