Perkuat Navigasi, Rusia Luncurkan Roket Soyuz dengan Satelit GLONASS Terbaru
|Meski tenaga Rusia tengah terkuras untuk berperang dengan Ukraina, namun pengembangan dunia antariksa terbukti tidak dipinggirkan. Seolah menjawab keraguan bahwa sistem navigasi berbasis satelitnya GLONASS (Globalnaya Navigatsionnaya Sputnikovaya Sistema), kalah akurat dari GPS (Global Positioning Systems) milik Amerika Serikat. Belum lama ini, yakni pada 10 Oktober 2022, Rusia diwartakan telah berhasil meluncurkan roket Soyuz-2.1b/Fregat yang membawa satelit GLONASS-K1 No. 17.
Baca juga: Tandingi GPS, Rusia dan Cina ‘Bersatu’ Integrasikan Kemampuan GLONASS dan Beidou
Dikutip dari nasaspaceflight.com (10/10/2022), roket Soyuz-2.1b diluncurkan dari Kosmodrom Plesetsk di bagian barat laut Rusia pada pukul 05:52 waktu Moskow.
Konstelasi satelit GLONASS sangat mirip dengan satelit AS dan satelit Galileo Eropa. GLONASS menggunakan satelit di orbit Bumi menengah yang mem-broadcast sinyal waktu yang sangat akurat dan dapat digunakan penerima untuk melakukan triangulasi lokasi mereka. Satelit GLONASS menyiarkan (broadcast) empat sinyal navigasi di L-band: sinyal L1 dan L2 tidak terbatas untuk penggunaan sipil, dan sinyal terbatas untuk kebutuhan militer Rusia.
Satelit GLONASS diposisikan di tiga bidang berbeda 120 derajat satu sama lain dengan delapan satelit di setiap bidang. Satelit khusus ini akan berfungsi di orbit Bumi sedang, yaitu pada ketinggian 19.100 km dan kemiringan 64,8°. Satelit ini memungkinkan jangkauan ke garis lintang yang lebih tinggi, yang mungkin lebih sulit dijangkau oleh jaringan satelit GPS yang beroperasi pada kemiringan 55°.
Satelit pertama di jaringan GLONASS diluncurkan pada tahun 1982, dan mencapai kapasitas penuh pada tahun 1996. Satelit sebelumnya di konstelasi GLONASS memiliki masa pakai yang pendek dengan total menghasilkan 140 peluncuran satelit yang berbeda karena yang lama gagal dan perlu diganti.
Pada tahun 2001, peralihan dibuat ke model Uragan-M, yang menawarkan peningkatan akurasi lima kali lipat serta masa pakai orbit yang lebih baik. Generasi satelit GLONASS-K1 saat ini, termasuk No. 17, diharapkan dapat terus bekerja selama periode 10 tahun.
Satelit ini dapat diluncurkan di atas roket Proton, atau pada peluncuran hari Minggu, di atas Soyuz. Satelit seri K memiliki peningkatan besar dibandingkan versi yang lebih lama. Ini termasuk satelit GLONASS pertama yang tidak bertekanan, memungkinkan mereka untuk bekerja hanya di ruang hampa. Selain itu, satelit ini memiliki berat hanya 750 kg, dibandingkan dengan seri M yang lebih tua yang memiliki berat 1.450 kg. (Gilang Perdana)
Hohoho
GLONASS bisa buat deteksi?!
Dunia menertawakan komen aneh begituan
Sukur2 bisa mendeteksi dimana Zelensky ngumpetnya. Selesai masalah.
@ayam jago
iya sih, atau mungkin keamanan diganti atau semacamnya bisa ngga ya kira2, biar ngga kena imbas trio EW
@periskop
Memang harus merubah kode total samasekali kalau GLONASS tidak diacak-acak NATO imbas trio EW Taran Krasukha Kort direbut utuh
Kalau masih mempertahankan kode lama wassalam dech tak merubah jalannya perang. Hujan rudal Rusia dalam 2 hari terakhir dan beberapa hari kedepan tak bikin kerusakan total gagal mengulangi prestasi di Suriah karena banyak yang meleset
Malah akhirnya buang-buang duit
hmm, boleh lah ini, mungkin lebih efektif lagi andaikan kodenya dirubah buat ngatasi jamming