PT BTI Indo Tekno Tandatangani Dua MoU Terkait Proyek Submarine Rescue Vehicle System (SRVS)

Dari kiri ke kanan – Ben Sharples – Managing Director SMP, Michael Santosa – Direktur Ben Santosa Shipyard dan Peter Tjahjono – Direktur PT BTI Indo Tekno.

Melanjutkan kontrak pengadaan Submarine Rescue Vehicle System (SRVS) pada tanggal 1 September 2023, yakni antara Kementerian Pertahanan RI dan PT BTI Indo Tekno sebagai perusahaan yang akan menyuplai SRVS di Indonesia, maka pada tanggal 12 Juni 2025 (hari kedua) pameran pertahanan Indo Defence 2024, PT BTI Indo Tekno melakukan dua penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebagai langkah lebih lanjut setelah kontrak yang akan segera diaktifkan.

Baca juga: SRV-F Mk.3, Kapal Selam Penyelamat yang Dinanti Korps Hiu Kencana Telah Resmi Diorder

Dua MoU lanjutan terkait proyek SRVS terdiri dari dua sistem utama, yaitu sistem kapal selam penyelamat SRV-F Mk.3 dan kapal induknya, atau “Mothership”.

MoU pertama adalah antara PT BTI Indo Tekno dengan PT Ben Santosa Shipyard sebagai galangan kapal dalam negeri yang akan membangun kapal induk atau “Mothership” untuk program submarine rescue vessel. Ben Santosa Shipyard akan mewujudkan desain kapal dari BTI Defence, dengan fasilitas galangan kapal mereka yang terletak di Pulau Madura, Jawa Timur.

Sedangkan MoU kedua adalah antara PT BTI Indo Tekno dengan dan Praxis Automation Far East, terkait dengan Integrated Platform Management System (IPMS) dan Dynamic Positioning System (DP-2). Praxis Automation Far East akan menyuplai dua sistem kritikal untuk kapal induk atau “Mothership” SRVS.

Detail sistem yang termasuk dalam IPMS, yang akan disuplai oleh Praxis Automation Far East adalah addressable fire alarm system, power management system, tank gauging system, dan damage control system.

SRV-F Mk.3

Sementara SMP – Submarine Manufacturing and Products Ltd, adalah manufaktur dari Inggris yang telah merancang dan akan membangun sistem kapal selam penyelamat SRV-F Mk.3 untuk TNI AL dan kini sedang memasuki ranah baru yang akan terfokus pada subsurface warfare, seperti sarana pasukan khusus yang akan beroperasi di berbagai kedalaman lautan.

Pada momen penandatanganan kedua MoU, Direktur PT BTI Indo Tekno Peter Tjahjono mengungkapkan, “Proyek Submarine Rescue Vessel ini merupakah sebuah milestone bagi BTI Defence, kami siap memberikan upaya maksimal dan komitmen untuk menyuplai sistem penyelamatan kapal selam pertama bagi Indonesia, ke TNI Angkatan Laut, melalui Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Terima kasih sudah memberikan kepercayaan ini pada kami, dan kami akan menyukseskannya.”

SRV-F Mk.3

Elemen inti dari proyek ini adalah SRV-F Mk.3, yang merupakan kapal selam penyelamat modern buatan perusahaan Inggris, SMP, yang mengusung konsep “One Out, All Out” dan dapat melakukan penyelaman hingga kedalaman 500 meter.

Dengan konsep tersebut, SRV-F Mk.3 dirancang untuk mampu menyelamatkan seluruh kru kapal selam dalam satu kali perjalanan saja, hal ini dimungkinkan karena kapasitas SRV-F Mk.3 menampung 50 orang penumpang dan 3 kru.

SRV-F Mk.3 juga mempunyai desain “hybrid,” memungkinkannya untuk dibawa dengan menggunakan mothership, maupun dengan pesawat terbang, dan transportasi darat, memberikan keunggulan besar dari sistem lainnya.

SRV-F Mk.3 akan dibawa dengan sebuah mothership, yang juga dilengkapi dengan berbagai perlengkapan canggih, seperti “dedicated decompression chamber.” Mothership yang dirancang PT BTI Indo Tekno mampu mendukung operasi penyelamatan kapal selam, serta kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama dengan dukungan medis terhadap kru kapal selam yang berhasil diselamatkan.

Desain “Mothership”

Tentang Mothership yang akan dibangun Ben Santosa Shipyard, punya spesifikasi – panjang total 92,5 meter, lebar 19,5 meter, draft 5.3 meter, dan air draft 28.5 meter. Kapal akan memiliki displacement ±5.320 ton dan mampu dipacu hingga kecepatan 17 knots di keadaan calm water (85% MCR).

Kapal ini bisa mengangkut kapal selam penyelamat SRV-F Mk.3 dan sudah dilengkapi dengan fasilitas helipad sebagai sarana quick reaction, serta tentunya dedicated hyperbaric chamber dengan fasilitas medis yang mendukung. (Haryo Adjie)

Pasca Musibah KRI Nanggala 402, Pemerintah Percepat Pengadaan Kapal Penyelamat Kapal Selam