Pasca Musibah KRI Nanggala 402, Pemerintah Percepat Pengadaan Kapal Penyelamat Kapal Selam

Seperti diketahui, sejak tahun 2018, TNI AL telah mengajukan pengadaan kapal penyelamat kapal selam. Bahkan saat itu, agar pengajuan bisa diloloskan, peran kapal yang dimaksud bukan sebatas untuk penyelamatan saja, melainkan juga dapat difungsikan sebagai kapal survei dan riset hidro oseanografi. TNI AL mengajukan usulan untuk pengadaan dua unit kapal selam penyelamat yang akan dimasukan ke dalam paket MEF (Minimum Essential Force) III periode 2020 – 2024.
Baca juga: Setelah Singapura dan Australia, Kini Vietnam Juga Punya Kapal Penyelamat Kapal Selam
Meski kabarnya sudah masuk dalam daftar alutsista yang akan diakuisisi, sayangnya kemudian, program pengadaan kapal penyelamat kapal selam tidak menjadi prioritas. Namun, dinamika telah berubah, pasca musibah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di Perairan Utara Bali, Pemerintah telah memutuskan untuk mempercepat pengadaan kapal penyelamat kapal selam.
Dikutip dari Detik.com (27/4/2021), rencana pengadaan alutsista ini mengemuka setelah peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali. Salah satu yang disorot adalah submarine rescue ship atau kapal penyelamatan untuk kapal selam. Asrena KSAL Laksamana Muda TNI Muhammad Ali angkat bicara mengenai hal tersebut. Menurut Ali, masalah kapal rescue ini sudah dibahas oleh Bappenas dan Kementerian Pertahanan (Kemhan).

“Masalah kapal rescue, ini berhubungan dengan jabatan saya sebagai Asrena. Kapal rescue kita akan sudah diprogramkan dengan Bappenas dengan Kemhan,” ujar Ali di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4/2021). Ali menyebut kapal rescue sudah masuk rencana strategis TNI AL. Bakal ada satu kapal rescue yang dibeli. “Sudah diprogramkan dalam renstra ini satu kapal rescue,” kata Ali.
Merujuk ke pemberitaan pada 30 Desember 2018, yang dibutuhkan TNI AL adalah peran kapal penyelamat kapal selam tak untuk urusan SAR di kedalaman laut saja. Dengan bobot tonase yang besar, kapal jenis ini dirancang punya endurance tinggi di lautan lepas, dan bekal sensor yang ada di dalamnya juga dapat dimanfaatkan untuk tugas riset bawah air dan hidro oseoanografi.

Dengan keunggulan tonase yang besar dan perlengkapan survei bawah air yang mumpuni, kapal sekelas ini tak perlu lego jangkar dalam misi SAR. Kelak kapal dengan kemampuan seperti MV Swift Rescue diharapkan dapat memperkuat TNI AL, termasuk dalam mendukung tugas Basarnas.
Tentunya, anggaran yang dipersiapkan bukan hanya pada kapal penyelamatnya saja, yang lebih penting dan juga berharga mahal adalah kelengkapan dari kapal penyelamat itu sendiri, yaitu kapal selam penyelamat atau kondang disebut DSRV (Deep Submerge Rescue Vehicle).
Baca juga: TNI AL Ajukan Pengadaan Dua Kapal Penyelamat Kapal Selam dengan Kemampuan Hidrografi
DSRV tditempatkan sebagai bagian dari kapal di permukaan. Contohya MV Swift Rescue milik Singapura yang di dalamnya terdapat wahana Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV) dari DSAR (Deep Search and Rescue) 6 Class buatan James Fisher Defence. Karena merupakan teknologi canggih dan masih terbatas, harga pengadaan perangkat dan kapal jenis ini terbilang mahal, tak heran hanya beberapa gelintir negara mampu mengoperasikan. (Bayu Pamungkas)


Andai dana Jiwasraya ga ilang bisa beli beberapa kapal rescue, andai ya andai
Ya salam
Bismillah semoga saja indonesia dapat menambah kapal kelas MV Swift Rescue untuk basarnas sebanyak 5 unit agar dapat stanby dan ready saat kejadian musibah kecelakaan dilaut baik di indonesia timur dan barat.
401 jangan pensiun dulu..sabar.
Kasih kesempatan para petinggi buat ngerasain sensasi nyilem pake KS taun 80’an..😤
Sebenarnya sudah sering lho…….coba cek saja daftar penerima brevet hiu kencana 🤗
Pengadaannya Sekarang, Realisasinya bis 10 th lebih
Kalo pengadaan unit ssrv × dsrv sebanyak 2 unit agaknya terlalu lebay.yg paling logis tuh pengadaan 1 unit ssrv yg dapat mengakomodir 2 unit dsrv seperti tampak pada gambar ilustrasi untuk memudahkan mobilitas dan percepatan rescue/transfer awak hiu kencana.ssrv yg sudah mendukung multi mission diharapkan agar awak kapal yg bersangkutan tdk kelamaan gabut.mudah²an ada secercah harapan dgn kolaborasi antara TNI AL × SKK MIGAS dlm waktu dekat untuk mengevakuasi badan KRI Nanggala-402 beserta seluruh awaknya.apakah dgn metode crane atau dgn metode air ballon dimana dsrv membuat anchor diseluruh badan kasel
Ini punya KAMERAD VLADIMIR PUTIN.
https://youtu.be/yqDiKS7Ai1k
Kalo beli kapal selam penyelamat atau DSRV nya aja bisa gak ya.?
Nanti sebagai wahana pembawanya yaitu KRI Rigel. Itu artinya ukurannya akan dibatasi olwh kepasitas muatan yg bisa dibawa KRI Rigel….🤔🤔🤔
Ya Salaamm…🙄🙄🙄
Rigel terlalu kecil untuk dimuati DSRV.
Ya kali maksutnya bang ruskey, DSRV nya dikempesin dulu saat dimuat di RIGEL………………nanti kalo sudah di daerah operasi baru ditiup biar membesar 🎈🎈🎈
Makanya saya dulu punya saran utk menggunakan basis Lpd utk menjamin commonality dlm pengoperasian daripada basis kapal jenis baru.
Perlu rombak desain LPD yg ada secara besar-besaran tuh. Klo cuma mau beli sedikit menurut saya lebih baik beli desain yg sudah ada seperti kapal rescue milik Singapura contohnya.
sebaiknya Cakra 401 istirahat dulu smp pengadaan kapal rescue sdh realisasi, kalo perlu 401 dipensiun dini sekalian … atau dibikin sbg simulator latih di kolam besar
Cakra lagi di Overhaul di PT PAL
Kalau diangkatan laut Amerika DSRV sudah dipensiunkan dan diganti dgn Submarine Rescue Diving Recompression System (SRDRS). kalau untuk mencegah Kecelakaan kapal selam Amerika memiliki program SUBSAFE.
Antara yakin dan ngga yakin
Dulu waktu kebakaran hutan katanya mw beli kapal amphibi buat menanggulangi kebakaran biar cepet ngisi air dan cepet buang juga. Tp sampe saat ini saia blom tw juga dah kabarnya gimana atw mungkin sudah ada tp saia blom tw
Udah ttd kontrak gan, tahun 2019. Jadinya beli Viking Air CL-515 (6 unit) dan CL-415 (1 unit). Unit pertama datang tahun 2024.
Ketika bangsa mongol merajalela dan mau menghancurkan bangsa mesir. Saifudin qutus mengumpulkan sumbangan masyarakat untuk peralatan dan biaya perang. Dan akhirnya mesir satu2nya bangsa Arab yg terakhir yang mampu mengalahkan mongol setelah kehancuran bani abassyiah irak.
Sudah saatnya negara menerapkan pajak pertahanan pada rakyat guna mengatasi kekurangan alutista, ini solusi yang terbaik
Ga perlu pajak pertahanan pak…cukup dg menaikan alokasi pertahanan kita aja dr 0,8 persen dr PDB menjadi 1,5 aja….d dunia Indonesia termasuk yg paling rendah persentase anggaran militernya..Singapura aja 3 persen. Satu hal lg…anggaran rapat d semua dinas dan instansi tlg d kurangi…karna kbanyakan APBN kita hanya buat acara Raat dan konsolidasi d tiap2 dpartmen.
Sebetulnya bisa dikurangi dengan rapat online. Ga perlu sewa tempat dan beli konsumsi dan transportasi.
mau nerapin pajak pertahanan???bbm naik 500 rupiah aja udah di demo😅😂😂😂😂😂😂
Sama aja meras rakyat, ambil aja sda yg di kuasai individu, asing.
Harusnya alutsista bisa buat jagain kekayaan negeri ini. Untuk kemakmuran rakyat. Percuma rakyat patungan beli alutsista tapi sda tetep di kuasai individu bahkan asing. Rakyat ga dapat apa2 Itu alutsista buat apa?
Seperti pemadam kebakaran saja. Sudah terjadi dan memakan korban putra putri terbaik bangsa ini, baru pemerintah mau beli kapal penyelamat kasel. Ajuin tahun ini tahun depan pesan ke galangan kapal, paling cepat 2026 baru datang. Kenapa gk sejak dulu diprioritaskan sih? Mana pepatah sedia payung sebelum hujan? Kalau kayak gini yang ada beli payung saat sudah hujan.
Tumben sadar mbah…😁😃
Gemes dengan keadaan dek.
Seperti biasa, baru bikin pernyataan “percepat pengadaan” setelah terjadinya musibah. Padahal permintaan kapal penyelamat kapal selam sudah sejak tahun 2018.
Beli alustsista harus mempertimbangkan kebutuhan dan keselamatan personel TNI,
Dana belum turun kak, masih utk bangun tol Dan persiapan ibukota baru.
Walaupun harganya mahal, jangan dianggap sebagai sebuah kemewahan. Musibah bisa datang kapan saja tanpa bilang2. Apalagi kita sudah punya KS lebih dari dua.
Ah masa beneran jadi prioritas? Dulu 2 kali hercules jatuh aja bilangnya jd prioritas pengadaan beli baru aja sampai sekarang ga ada kabar. Waktu lg rame batas ZEE diterobos kapal perang china bilang mau segera adain kapal ocean going tapi sampai sekarang jadi njelimet kayak Su35.
Skala prioritas nya kalah sama pembangunan infrastruktur yang katanya “penunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat”. Ini dapat terlihat dgn sibuknya Menhan keliling dunia lobby sana sini dan mengkaji serta mencari alutsista terbaik buat TNI dgn anggaran yg tersedia dgn tdk melupakan amanat UU terkait TOT dan atw offset dr pengadaan alutsista itu sendiri. Jd ya mau gmn lg. Siapa pun Menhannya pst pusing tujuh keliling mikirin, merencanakan dan mengkaji persoalan pemenuhan alutsista TNI itu sendiri. Di satu sisi di desak utk cpt memenuhi program MEF dan terkait eskalasi yg meningkat di kawasan, trs di wajibkan memenuhi amanat UU terkait TOT dan atw Offset dr pengadaan alutsista tsb akan tetapi di ksh dana “pas2an”. Memang postur anggaran pertahanan meningkat jd yg terbesar kedua akan tetapi hrs di bagi 5 yaitu bwt Mabes TNI, Kemhan dan 3 matra yg ada sementara utk memenuhi kebutuhan minimal alutsista dr sisi kuantitas aja besar belum lg utk memenuhi sisi kualitasnya yg pengadaan baru aja msh bnyk yg kopong konon lg utk mengganti alutsista yg udh uzur yg jgn kata tekhnologinya yg udh jauh ketinggalan zaman yg sangat di ragukan kegunaannya bila perang benar2 terjadi di negara ini, sekedar utk dpt digunakan dgn aman dan nyaman saja sdh bikin jantung berdebar. Jd bwt kita semua ya harap bersabar, ini ujian dr Yang Maha Kuasa.
Di lain sisi TNI dan Kemenhan sendiri haru bisa menggunakan anggaran dengan optimal tanpa ada mark up harga alutsista. Kita semua tau mark up harga terjadi karena ada menggunakan jasa pihak ke-3 dalam proses pengadaan dan tidak melalui skema G-G kecuali beli dari Amerika
Dorong terus G2G
Jgn lupa anggaran terbesar utk gaji seluruh elemen TNI, Kemhan dan perawatan seluruh Alutsista & fasilitas dari Koramil sd Mabes