Pasmar 3 Sorong Terima Dua Unit RM70 Grad MLRS

Topik bahasan seputar MLRS (Multiple Launcher Rocket System) kini sedang trending, khususnya pasca ‘hujan’ roket oleh pejuang Hamas Palestina ke wilayah Israel beberapa waktu lalu, yang sempat membuat sistem hanud Iron Dome kewalahan. Dan, dari Tanah Air, baru-baru ini ada kabar dari Sorong, Papua Barat.

Baca juga: Hamas Luncurkan ‘Hujan’ Roket A-120, Iron Dome Israel Sempat Dibuat Kewalahan

Merujuk informasi dari Staf Intel 3 Pasmar 3 Sorong (15/5/2021), disebutkan pada hari Jumat (14/5), menggunakan LST KRI Teluk Bintuni 520, telah tiba dua kendaraan khusus (ransus) RM70 Grad berikut amunisinya di Pelabuhan Umum Kota Sorong, Papua Barat. Kedatangan RM 70 Grad ini telah dinanti-nanti oleh segenap jajaran prajurit Laba-Laba Hitam (sebutan Resimen Artileri 3 Marinir ), khususnya Batalyon Roket 3 Marinir, sebelumnya dua unit RM 70 Grad baru saja menyelesaikan perbaikan dan pemeliharaan menyeluruh tingkat Depo (Hardepo) di Surabaya.

Dengan tibanya dua unit RM70 Grad, maka komposisi alutsista pada Resimen Artileri 3 Marinir bertambah, setelah sebelumnya telah hadir howitzer LG-1 MKII kaliber 105 mm. Secara keseluruhan, Korps Marinir hanya memiliki sembilan unit RM70 Grad. Walau jumlahnya sangat minim, beberapa tahun lalu, Korps Marinir mendapatkan tambahan varian yang lebih baru dan modern, yaitu RM70 Vampire.

Foto-foto: Staf Intel Pasmar 3 Sorong

Dirancang oleh konsorsium DMD group, RM70 Grad kaliber 122mm yang mengadopsi platform Truk Tatra 813 Kolos 88, punya 40 tabung peluncur. Bobot tiap peluncur tipe 9P-152 sekitar 23 kg dengan panjang sekitar 3 meteran. Lebar tiap jajar yang berisi 10 peluncur adalah 1,45 meter. Sementara tinggi total empat jajar peluncur adalah 0,576 meter. Dengan menyertakan sistem perangkai, bobot total rangkaian peluncur RM70 dalam kondisi kosong adalah 2,31 ton. Inilah self propelled pertama di lingkungan TNI yang berpenggerak 8×8.

Selain punya mobilitas tinggi, peluncur roket tadi dapat diputar hingga membentuk sudut 70 derajat (kanan) dan 102 derajat (kiri) terhadap garis sumbu karoseri truk. Dalam operasionalnya, tabung peluncur dioperasikan dengan sistem kendali penembakan Kapustnik B dan perangkat picu tembakan 9V-170. Kedua sistem tersebut berada di dalam kabin pengemudi. Tapi sistem peluncur dapat pula dioperasikan dari jarak jauh dengan dukungan remote control yang terhubung dengan kendaran pengangkut senjata lewat kabel pemicu tembakan sepanjang 64 meter. Untuk itu tenaga listriknya dipasok dari dua unit akumulator (aki) bertengangan 24 volt.

Baca juga: RM70 Grad Korps Marinir Kini Jadi Senjata Penggebuk dari Tengah Laut

Dalam sebuah operasi militer untuk merebut daerah yang dikuasi lawan, tembakan pertama memang dilancarkan oleh tank-tank amfibi yang baru saja mendarat di pantai. Lalu berikutnya resimen artileri yang akan ambil bagian. Selain mengandalkan meriam Howitzer LG-1 MK II kaliber 105mm, sudah barang tentu unsur deteren juga ditampilkan, tak lain RM70 Grad.

Menyadari bahwa truk platform pengusung RM70 tidak punya kemampuan amfibi, dalam gelar operasinya RM70 dibawa dari LPD (landing platform dock) ke pantai dengan menumpang LCU (landing craft utility). (Bayu Pamungkas)

15 Comments