Mulai Tahun ini, MLRS RM70 Vampire Akan Diproduksi di Batam
|Rupanya ada kabar segar dari ajang IDEX 2021 yang baru saja dihelat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yaitu telah dilangsungkan penandatanganan kerja sama antara Excalibur Army dengan perusahaan swasta nasional PT Republik Defensindo, untuk memproduksi bersama (joint production) sistem peluncur roket multi laras (MLRS) RM70 Vampire kaliber 122 mm di Indonesia pada tahun ini.
Baca juga: BM-21 MT 4×4: Versi “Mini” MLRS RM70 Vampire Korps Marinir
Dikutip dari czdjournal.com (1/3/2021), disebutkan kontrak kerja sama telah ditandatangani pada 22 Februari 2021 di booth Czechoslovak Group (CSG) pada ajang IDEX 2021. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kesepakatan tersebut menciptakan potensi pesanan ekspor dan kerja sama senilai puluhan juta dollar.
Masih dari sumber yang sama, disebut bahwa produksi akan dilakukan di Batam, platform MLRS RM70 Vampire pun beragam yang akan dibuat, yaitu dari berpenggerak 4×4, 6×6 dan 8×8. Semua platform peluncur RM70 akan dibangun di atas sasis truk Tatra, dimana truk tersebut punya reputasi yang baik dalam meladeni medan berat. Seperti diketahui, sejak tahun 2016, Excalibur Army telah memasok RM70 Vampire 8×8 untuk Batalyon Roket Resimen Artileri Korps Marinir TNI AL.
Berdasarkan informasi, ada dua baterai (kompi) RM70 Vampire milik Korps Marinir, dimana masing-masing baterai terdiri dari empat unit/pucuk RM70 Vampire. Ditempatkan pada platform truk Tatra T815-7 berpenggerak 8×8, RM70 Vampire dilengkapi empat puluh laras roket kaliber 122 mm.
Sebagai informasi, Excalibur Army adalah bagian dari Czechoslovak Group (holding). Nama Excalibur Army pun sudah tak asing di Indonesia, pasalnya perusahaan inilah yang memasok ranpur Pandur 8×8 dan M3 Amphibious Rig untuk TNI AD. Sementara PT Republik Defensindo, dikenal sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri pertahanan dan sekaligus sebagai agen dari Excalibur Army di Indonesia.
Baca juga: Intip Detail, MLRS RM70 Vampire Batalyon Roket 2 Korps Marinir
Di Indo Defence 2016, PT Republik Defensindo pernah merilis desain mockup Amphibious Tracked Carrier KAPA RD MK1. Meski masih berwujud mockup, KAPA tersebut disebut bakal punya bobot total 25 ton. RD MK1 rencananya akan ditenagai mesin diesel Iveco L6 dengan enam silinder dan mesin diesel berkekuatan 590 HP. (Gilang Perdana)
apa kabar TOT RUDAL NASIONAL….???
Sdh bs bikin desain???…sdh bs bikin mesinnya??sdh bs bikin bahan bakarny???sdh bs bikin seekernya???sdh bs d uji tembak???
bung @Admin bagaimana kabar radar T-50i TNI-AU apakah sudah terpasang atau batal ? sudah 3 tahun tapi tanpa kabar
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan TNI AU mulai tahun ini hingga 2024 akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap, dua di antaranya pesawat multi-role combat aircraft, F-15 EX dan Dassault Rafale.
“Mulai tahun ini hingga tahun 2024, kita akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap. Beberapa di antara alutsista tersebut adalah pesawat multi-role combat aircraft F-15 EX dan Dassault Rafale, Radar GCI4, pesawat berkemampuan Airborne Early Warning, pesawat tanker yakni Multi Role Tanker Transport, pesawat angkut C-130 J, UCAV berkemampuan MALE dan berbagai alutsista lainnya,” kata Fadjar di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/2/2021).
Dassault Radale IN Action
40 roket 122 hulu ledak HEAT bisa hancurkan 1MBT?
Jadi Udah bisa bikin Truck Tatra ya ?
Kalo dah bisa mendingan diKasih Tong / Drum besar satu saja dikasih diatas Truck Tatra Tsb lalu diKasih Tulisan Hwasong 17 ane yakin bakal bikin GEGER kawasan Regional dan Internasional hehehe
Proses jual beli senjata d kmenhan dll melibatkan perusahaan lokal…knapa ga langsung aj kmenhan yg beli k produsen..akan LBH menghemat anggaran…nah ini yg menimbulkan korupsi
Noh Antonov An-124-100 Ruslan mendarat di NYIA Jogja. https://20.detik.com/detikflash/20210310-210310117/detik-detik-pesawat-antonov-an124-100-mendarat-perdana-di-yia
Coba pak menhan pesen nih pesawat ke Antonov Ukraina. Bisa angkut buat strategic airlift mengingat betapa besar luas wilayah Indonesia loh. Itu sekali angkut bisa bawa 2 Leopard atau 4 harimau hitam atau 1 brigade linud. Kalo bisa minta ToT juga secara masih inline dg ilmu yg udh dikuasai Ama PTDI lah.