Mil Mi-35P: The “Flying IFV” – Pencipta Teror dari Udara
|Bila di darat dikenal jenis ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle), yakni wahana transport personel yang dipersenjatai dengan kanon kaliber menengah, sehingga cukup efektif untuk menyerang sasaran secara langsung, di lingkup TNI AD bisa dicontohkan dengan hadirnya Marder 1A3. Nah, dalam wujud yang lain, kavaleri udara TNI AD juga punya The “Flying IFV.” Punya kehandalan dan kegarangan setara Marder, tapi IFV yang satu ini wujudnya adalah helikopter.
Baca juga: Enam Tahun Beroperasi, Mil Mi-35P Puspenerbad TNI AD Jalani Overhaul di Rusia
Helikopter angkut atau heli transport untuk misi multirole sudah jamak di lingkungan Puspenerbad TNI AD. Jenisnya pun cukup beragam, mulai dari NBO-105, Bell 205 A1, NBell 412, dan Mil Mi-17-V5. Selain bisa membawa pasukan, heli tersebut juga bisa dipersenjatai. Tapi itu semua itu belum pantas disebut “Flying IFV,” karena bekal senjata yang dibawa kurang memberi efek getar, belum lagi lapisan proteksi untuk awak dan penumpangnya masih dianggap minim. Hal yang berbeda dengan “Flying IFV,” masih merujuk pada platform helikopter angkut personel, tapi punya daya gempur plus proteksi khas heli serbu yang dedicated. Yang dimaksud disini tak lain dan tak bukan adalah Mil Mi-35P. Heli tempur yang menjadi arsenal di Skadron 31 Serbu Puspenerbad TNI AD, jadi satu skadron dengan heli Mil Mi-17-V5.
Untuk saat ini, setidaknya sebelum AH-64E Apache produksi Boeing diserahterimakan ke TNI AD, maka Mi-35P masih menyandang sebagai heli berkemampuan serbu paling mutakhir yang ada di Indonesia. Heli ini pantas disebut punya kemampuan hybrid, pasalnya selain menyandang predikat sebagai helikopter tempur, Mi-35P juga merupakan heli transport pasukan tempur. Dengan bekal ruang kargo yang berada di belakang kokpit, heli ini sanggup membawa 8 personel pasukan darat bersenjata lengkap. Atau dalam misi medical evacuation, ruang kargo dapat dimuati empat tandu pasien.
Heli ini dirancang sejak era Uni Soviet, dengan mengambil pengalaman AS di Perang Vietnam, terbesit bagi Rusia untuk menggabungkan peran dua helikopter yang dominan saat Perang Vietnam, yaitu UH-1 Huey dan AH-1 Huey Cobra. UH-1 sebagai heli angkut pasukan, sementara Huey Cobra sebagai heli serbu, keduanya kerap dioperasikan dalam satu misi. Kemudian lewat riset dan pengembangan, munculah Mil Mi-24 Hind. Satu heli yang punya dua kemampuan sekaligus, yaitu bisa membawa pasukan tempur, tapi juga bisa melaksanan misi tempur layaknya AH-1 Huey Cobra dan AH-64 Apache. Keseriusannya sebagai heli tempur sangat kental dengan adopsi bentuk kursi pilot dan kopilot dengan model bertingkat (tandem). Ditambah model cantelan senjata dalam bentuk wingtip yang khas heli serbu keluaran NATO.
Mil Mi-35P
Ada cukup banyak varian yang ditelurkan oleh Mi-24, salah satunya adalah Mi-24P Hind F yang digunakan AB Rusia. Untuk kebutuhan pasar ekspor, pihak pabrikan, Mil Helicopter kemudian merilis versi Mi-35P, versi inilah yang dioperasikan sejumlah 5 unit oleh Puspenerbad TNI AD. Dalam operasionalnya, Mi-35P dibutuhkan tiga orang kru, terdiri dari pilot, kopilot yang merangkap sebagai operator persenjataan, dan teknisi (flight engineer). Formasi tempat duduk pilot berada diatas posisi duduk kopilot, tak beda dengan konfigurasi tempat duduk di AH-64 Apache atau AH-1 Cobra. Posisi kopilot di depan membuat dirinya lebih leluasa melihat sasaran dan mengakurasi tembakannya. Kokpit helikopter dibuat kedap udara agar tahan dalam kondisi NBC. Sementara untuk teknisi, duduk di dalam ruang kargo.
Berangkat dari pengalaman yang terjadi selama Perang Afghanistan, maka Mi-35P diberi lapisan proteksi layaknya ranpur lapis baja. Mi-35P dibekali pelindung lapisan baja untuk menahan terjangan proyektil. Keseluruhan bodi helikopter dirancang untuk mampu menahan tembakan proyektil kaliber 12,7 mm, termasuk pada lima bilah rotornya. Rotor utama Mi-35P terbuat dari bahan campuran titanium dan fiber glass sehingga mampu menghasilkan tenaga putaran dan balance yang lebih maksimal terhadap lima bilah rotornya. Kemudian rotor pada bagian ekor terbuat dari bahan alumunium pilihan dan mampu berperan sebagai stabilizer dengan sangat baik. Khusus untuk kompartemen pilot dan kopilot dirancang mampu menahan serbuan proyektil dari kaliber 37 mm dengan material kevlar. Dari sisi proteksi, heli ini menjadi wahana yang sangat pas untuk membawa VVIP melintasi wilayah yang rawan.
Meski tampil dengan sosok garang dan penuh proteksi, kiprahnya sempat down saat pejuang Mujahidin dibekali rudal SAM MANPADS Stinger oleh AS. Dengan kemampuan menguber sasaran lewat jejak panas, Mi-24 menjadi bulan-bulanan dalam perang tersebut, lebih dari 200 unit Mi-24 berhasil ditembak pejuang Mujahidin. Tapi lain dulu di tahun 70 dan 80-an, kini Rusia sudah mengantisipasi serangan-serangan dari rudal panggul, ini dibuktikan dengan hadirnya perangkat Radar warning receiver, IR (infra red) jammer, flares, dan optional heat diffusers pada Mi-24/Mi-35 generasi terkini.
Persenjataan
Bekal senjata yang dapat dibawa Mi-35P terbilang kelas berat dan punya daya hancur besar pada basis perkubuan lawan. Salah satunya yang telah menciptakan perang brutal melawan pejuang Mujahidin adalah roket S-5 kaliber 57 mm, senapan mesin kaliber 23 mm, sejumlah bom pintar seberat 100 kg, 250 kg, dan 500 kg. Sistem sayap stubbed wing memungkinkan untuk dibawanya persenjataan dalam jumlah besar, dengan standarnya adalah pod roket, pod senapan, dan rudal anti-tank. Sistem sayap ini juga memungkinkan helikopter dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara untuk pertahanan diri.
Bagi para pemerhati alutsista Indonesia, hadirnya Mi-35P pada tahun 2010 juga menandai era baru kesenjataan helikopter militer. Pasalnya, lewat Mi-35P mulai diperkenalkan penggunaan rudal, dalam hal ini rudal anti tank AT-9 Spiral-2. Sebelum-sebelumnya, jenis heli kombatan TNI AD paling banter hanya dipersenjatai kombinasi kanon, SMB (senapan mesin berat), dan roket FFAR. Selain diperkenalkannya rudal untuk heli TNI AD, Mi-35P juga menjadi helikopter pertama di lingkungan TNI yang dibekali kanon internal (fixed weapon), yaitu jenis GSh-30K kaliber 30 mm. Kanon dua laras ini disematkan pada sisi kanan kokpit. Bekal amunisi untuk kanon ini adalah 750 peluru.
Dalam beberapa kesempatan, Puspenerbad TNI AD selain memamerkan sosok rudal AT-9, juga ditampilkan roket S-8 kaliber 80mm, dan pelontar chaff/flare. Ada cukup banyak varian senjata yang dapat dibawa, pada intinya Mi-35P dibekali 4 hardpoints senjata dalam 2 sayap. Berikut adalah opsi-opsi paket senjata yang dapat dipasang di Mi-35P. (Bayu Pamungkas)
- Option 1 AT-9 Spiral anti-tank missile, 2 missiles on each wingtip or outer hardpoint
- Option 2 S-5 rockets in 16 round UV-16 or 32 round UV-32 rocket pod on each hardpoint
- Option 3 S-8 rockets in 20 round B-8V20 rocket pod on each hardpoint
- Option 4 S-13 rockets in 5 round B-13 rocket pod on each hardpoint
- Option 5 S-24 rocket on each hardpoint
- Option 6 UPK-23 or GUV gun pod on each hardpoint
- Option 7 FAB-250 bomb, KMGU dispenser or 4x FAB-100 bomb on each hardpoint
Spesifikasi Mil Mi-35P
Produksi : Mil Helicopter
Awak : 3 (pilot, perwira persenjataan, teknisi)
Kapasitas : 8 prajurit atau 4 tandu
Panjang : 17,5 meter
Diameter baling-baling : 17,3 meter
Rentang Sayap : 6,5 meter
Rotor : lima blade main rotor dan tiga blade tail rotor
Tinggi : 6,5 meter
Berat kosong : 8.500 kg
Berat maksimum lepas landas : 12.000 kg
Mesin : 2× Isotov TV3-117 turbin, 1.600 kW (2.200 hp) masing-masing
Performa
Kecepatan maksimum : 335 km per jam
Kecepatan menanjak : 12,5 meter per detik
Ketinggian terbang maksimum : 4.500 meter
Lama terbang (endurance) : 4 jam
Jarak jangkau : 500 km
Jarak jangkau tempur : 160 km
Kapasitas bahan bakar internal : 1.840 liter avtur
Kapasitas bahan bakar tambahan : 500 liter per hardpoints
Jarak jangkau dengan bahan bakar tambahan : 1.000 km
Persenjataan
– 30 mm Yakushev-Borzov multi-barrel machine gun
– 1500 kg bom
– 4× Peluru kendali anti tank
– 4× 57 mm S-5 rocket pod atau 4× 80 mm S-8 rocket pod
– 2× 23 mm meriam dua laras (machinegun-pod)
– 4× tangki bahan bakar eksternal
untuk mi 35 penerbad sudah memiliki versi nbc dalam cokpit sudah ada masker oksigen yg compitable dengan helmet itu juga cabin depres untuk mi 35 kita
Terima kasih utk informasinya
Sayangnya kenapa cuman 5 unit yg dioperasikan TNI, ya? Apa ada harapan akan ditambah jumlahnya di masa depan?
mantab Min…. Thx
Kalau dilihat Mi-35P tidak punya door gun ya min?, dan juga apa moncong Mi-35P digambar seperti super tucno biar keliahatan serem?? contoh http://wpalette.com/system/pictures/d/9/7/e/56388/original.jpg dan http://www.airwar.ru/image/idop/ah/mi24d/mi24d-8.jpg
Kalau door gun memang tidak ada, karena perhitungannya bekal senjata, termasuk kanon yg dibawa sudah terbilang padat. Bila pun ada door gun, sudut tembak dari pintu tidak bebas, karena terhalang aneka senjata yang ada dibawah sayap 🙂
benar jg y min sepertinya tidak perlu door gun, coz ane jadi ingat filmnya rambo yg ke 3 kan pakai heli ini ada prajurit yg nembak di pintu helinya.,.,.
Ouw y min mau tanya lg, diatas tempat co pilot itu ada seperti tombak, itu gunanya apa y min?, apakah untuk pengisian bahan bakar di udara??
Di film Rambo III yang dipakai Mi-24 Hind tiruan, aslinya helikopter yang dipakai jenis ini http://indomiliter.com/2013/07/10/sa-330-puma-helikopter-angkut-berat-tni-au-era-80n/. Yang seperti tombak itu kalau ndak keliru antena komunikasi radio. Mi-24/M-35 tidak dilengkapi fasilitas ini bahan bakar di udara.
min artikel tentang apache, ditunggu ya min
Oke stay tuned aja Bang Pitung 🙂
Mantab Informasi nya, moga bs amankan NKRI, tapi mau tanya apa betul kualitas alutsista dari Rusia itu ada kurang bagusnya, karena saya baca di laman lain, mengatakan kondisi seperti itu.
http://www.indoniaga.co.id
Halo Bung Andrew,
Soal bagus tidak bagus pastinya tidak bisa dipukul rata, meski dalam beberapa kasus anggapan yang Anda utarakan memang tidak keliru. Yang jelas, untuk sista keluaran Rusia sedikit ada tantangan pada biaya riset dan pengembangan pada terapan teknologi baru. Terlebih beberapa senjata modern (generasi terbaru) Rusia yang minim pengalaman tempur, ambil contoh keterlibatan jet Sukhoi, jika dibandingkan dengan rivalnya dari AS dan Eropa Barat.
Terimakasih bung atas informasinya, bangga atas perkembangan militer bangsa kita.
Kalau saya liat dari hard point weapon, untuk versi 35P tidak dapat menggotong misil udara-udara ya?kalau iya sayang sekali.
Dan kalau boleh tahu, ruang kokpit dibuat kedap agar tahan kondisi NBC, bisa dijelaskan bung. Terimakasih
Halo Bung Yudhi,
Untuk versi Mi-35P memang tidak dipasok dengan dukungan platform rudal udara ke udara. Mengenai NBC, sejatinya belum bisa dikonfirmasi apakah versi yang dibeli Indonesia punya kapabilitas proteksi NBC. Mengingat jika ada fasilitas tersebut, maka harus ada persediaan oksigen bagi pilot/kopilot dalam situasi darurat.
kalau saya yakin, Mi-35P yang dibeli Indonesia nggak punya kemampuan proteksi NBC dan tidak bisa bawa rudal udara ke udara. Dipakein rudal anti tank aja udah lompatan sejarah hehehe
Mantap, menambah wawasan 🙂
Perasaan nih krokodil sdh ada sejak tahun 2003…bkn 2010…Ngomong ngomong sebenarnya mau di namakan flying tank ya mas…tp sdh di pakai A-10 thunderbold ASU…Jdnya turun peringkat jd Flying IFV he he he…tp cocoknya emang flying IFV karena bs angkut pasukan juga…
Terima kasih Bung Wehrmacht untuk koreksinya, mungkin karena datangnya bertahap jadi sedikit bingung nih… Hehehe