Leonardo Kronos Dual Band – Radar Pertama dengan Antena Sudut Tetap di Kapal Perang TNI AL

Dengan spesifikasi dan kemampuan tempurnya, fregat KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321- PPA (Pattugliatore Polivalente d’Altura) Paolo Thaon di Revel class, bakal menjadi flag ship bagi Satuan Kapal Eskorta (Satkor) TNI AL. Hadirnya fregat PPA juga akan mengenalkan TNI AL pada pengoperasian antena radar dengan sudut tetap.

Baca juga: Punya ‘Stern dan Side Ramp’ – Fregat KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321 Ideal Untuk Operasi Khusus

Sebelum fregat KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321, maka radar intai udara dan permukaan pada kapal perang TNI AL seluruhnya menggunakan model konvensional dengan antena putar. Nah, radar dengan antena sudut tetap (fixed-panel) pada fregat PPA adalah Kronos Dual Band produksi Leonardo.

Radar canggih ini menggabungkan dua frekuensi gelombang radar dalam satu sistem, yang memberikan keunggulan dalam deteksi, pelacakan, dan pengendalian tembakan. Karakteristik dari radar Kronos Dual Band di antaranya sudah menggunakan teknologi Active Electronically Scanned Array (AESA) untuk mendeteksi dan melacak berbagai ancaman udara, permukaan, dan rudal balistik dengan kecepatan tinggi dan akurasi tinggi.

Dual-Band Radar (C-band & X-band), dengan C-band digunakan untuk deteksi jarak jauh dan pengawasan area yang luas, dan X-band digunakan untuk pelacakan target yang lebih presisi dan pengendalian tembakan.

Kronos Dual Band dari spesifikasi merupakan radar multifungsi dan multi-misi yang mampu melakukan surveillance, deteksi ancaman, tracking, dan fire control dalam satu sistem. Dan radar ini dapat digunakan untuk pertahanan udara, anti-rudal, serta mendukung sistem persenjataan kapal seperti rudal hanud Aster 30 dan dan sistem CIWS (Close-In Weapon System) bila tersedia.

Radar Kronos Dual Band pada fregat PPA menggunakan empat antena tetap yang dipasang di empat sisi superstruktur kapal di atas anjungan, sehingga memberikan cakupan 360° penuh tanpa perlu antena berputar seperti radar konvensional. Empat panel antena radar AESA tetap, masing-masing menghadap ke arah berbeda (depan, belakang, kiri, dan kanan). Hal ini memungkinkan deteksi simultan terhadap ancaman dari segala arah tanpa perlu mekanisme putar.

Bicara tentang jangkauan deteksi, radar Kronos Dual Band yang digunakan pada fregat PPA class Italia memiliki jangkauan hingga 300 km untuk target udara dan sekitar 40–50 km untuk target permukaan. Dengan rincian deteksi target udara hingga 300 km (tergantung ukuran target), deteksi rudal dan drone kecil sekitar 150 km dan deteksi target permukaan sekitar 40–50 km.

Selain adopsi antena sudut tetap, radar ini menggunakan teknologi real-time tracking dan adaptive processing, ditambah menggunakan software-defined radar untuk menyesuaikan parameter pencarian berdasarkan ancaman yang terdeteksi. Terkait dengan ancaman dari rudal balistik hipersonik, maka radar ini mampu mendeteksi ancaman cepat yang bergerak di atas Mach 5.

Thales Sea Fire – Radar 4D AESA di Multi-Role Combat Vessel (MRCV) Singapura, Standar Radar pada Frigat FDI (Belharra class)

Keunggulan Antena dengan Sudut Tetap
Radar fixed-panel AESA (Active Electronically Scanned Array) dapat melakukan pemindaian elektronik (electronic beam steering), sehingga bisa mendeteksi, melacak, dan mengunci target dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan radar konvensional yang harus berputar secara mekanis.

Dengan empat antena tetap yang menghadap ke berbagai sudut (biasanya 90° per antena), radar ini bisa mencakup seluruh area 360° secara terus-menerus. Tidak seperti radar putar yang harus menyelesaikan satu rotasi penuh untuk memperbarui data target, radar fixed-panel selalu mengamati semua sektor secara real-time.

Leonardo SADOC Mk.4 – Combat Management System (CMS) di Fregat KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321

Radar AESA dengan antena tetap memiliki low probability of intercept (LPI), yang berarti lebih sulit dideteksi oleh radar warning receiver (RWR) musuh. Ini membuat kapal lebih sulit dideteksi dan dikunci oleh rudal anti-radar (ARM – Anti-Radiation Missile).

Radar dengan antena berputar memiliki komponen mekanik yang rentan mengalami keausan atau kerusakan, sementara radar fixed-panel lebih tahan lama dan membutuhkan perawatan lebih sedikit. Jika satu modul dalam radar AESA rusak, sistem masih bisa bekerja dengan mengalihkan daya ke modul lainnya, sementara radar mekanis biasanya akan mengalami kegagalan total jika motornya rusak.

Korvet Doha class (Al Zubarah class)

Selain terpasang pada fregat PPA, radar Leonardo Kronos Dual Band, yakni beberapa unit fregat FREMM Italia telah menerima peningkatan sistem radar, dan kemungkinan besar Kronos Dual Band akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan deteksi mereka. Kronos Dual Band juga dipasang pada korvet Doha class (Al Zubarah class), yang dibangun oleh Fincantieri. (Gilang Perdana)

Leonardo DSS-IRST – Pelacak Target Berbasis Emisi Inframerah dan Elektro-optik di Fregat KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321

5 Comments