Update Drone KamikazeKlik di Atas

Lacak Kapal Selam Cina, P-8A Poseidon Tiga Negara Pakta AUKUS Berbagi Data Sonar yang Didukung Kecerdasan Buatan

Dengan mengoperasikan 12 unit kapal selam bertrenaga nuklir dan 48 unit kapal selam konvensional (diesel lisrtrik), maka dapat dibayangkan besarnya postur kekuatan Angkatan Laut Cina. Dalam perspektif pakta pertahanan trilateral AUKUS (Australia, United Kingdom, dan United States), maka keberdaaan armada kapal selam Cina yang mampu berlayar jarak jauh, menjadi ancaman serius, khususnya di kawasan Indo Pasifik.

Baca juga: Kepala MI5: “Cina Gencar Mata-matai Proyek Kapal Selam Nuklir AUKUS Class”

Dengan luasnya wilayah yang harus diamati, maka tiga negara AUKUS yang sama-sama mengoperasikan pesawat intai maritim canggih P-8A Poseidon, mengsinergikan output data yang dihasilkan dari kegiatan pengawasan dan pengintaian di lautan. Persisnya, Amerika Serikat, Australia dan Inggris, memutuskan untuk menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan – Artificial Intelligence (AI) (AI) untuk melacak kapal selam Cina di Pasifik.

Otoritas pertahanan dar AS, Inggris, dan Australia menyatakan bahwa awak yang mengoperasikan pesawat pengintai dan serangan maritim P-8A Poseidon saat beroperasi di Pasifik akan memanfaatkan algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk dengan cepat menafsirkan data sonar (share data sonar) yang dikumpulkan dari perangkat deteksi bawah air dari ketiga negara.

Ketika negara AUKUS mencari cara untuk melawan dampak modernisasi militer Cina yang pesat dan memungkinkan mereka untuk mendeteksi kapal selam Cina dengan lebih cepat dan akurat.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, dan Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps, menyatakan “kemajuan bersama ini akan memungkinkan eksploitasi data bervolume tinggi secara tepat waktu, sehingga meningkatkan kemampuan perang anti-kapal selam kami.”

Boeing P-8A-Poseidon, menjadi pesawat yang digadang sebagai pengganti Boeing 737 Survelillance di Skadron 5 Patmar.

Ketiga negara AUKUS yang sama-sama menggunakan P-8 Poseidon, disebut secara rutin berpatroli di Pasifik, termasuk Laut Cina Selatan. Namun kadang-kadang Poseidon diganggu oleh pesawat tempur Cina.

Selain kemampuan intai maritim, P-8A Poseidon memiliki peran penghancuran dengan membawa rudal jelajah anti kapal dan torpedo untuk menyerang kapal selam dan kapal permukaan. Namun, pengoperasian pesawat akan menjadi lebih kuat dan tepat dengan teknologi dukungan AI yang diharapkan dapat dieksplorasi oleh para mitra dengan optimal.

P-8A Poseidon RAAF.

Kebutuhan mendesak untuk berinovasi mungkin dirasakan mengingat laporan Pentagon AS yang dirilis pada bulan Oktober 2023, yang menyebutkan kekuatan kapal selam Cina akan meningkat menjadi 65 unit pada tahun 2025 dan 80 unit pada tahun 2035. Cina tidak hanya menambahkan lebih banyak kapal selam konvensional ke dalam persenjataannya, mereka juga menambah jumlah kapal selam konvensional. juga lebih canggih dan berteknologi maju.

Kapal selam Cina terus-menerus menerima teknologi pengurangan kebisingan. Kemampuan akustik siluman kapal selam kontemporer adalah salah satu karakteristiknya yang paling luar biasa. Selain itu, meski keunggulan desainnya jarang diungkapkan, laporan menunjukkan bahwa kapal selam Cina semakin tersembunyi selama bertahun-tahun.

Bukan Lewat Selat Malaka atau Selat Sunda, Kapal Selam Nuklir Cina Mungkin Pilih Lintasi Selat Lombok

Angkatan Laut Cina saat ini mengoperasikan enam kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir (SSBN) dan enam kapal selam serang bertenaga nuklir (SSN), serta 48 unit kapal selam serang bertenaga diesel/air-independent (SS).

Pelacakan kapal selam Cina dengan teknologi AI berada di bawah perjanjian berbagi teknologi ekstensif yang dikenal sebagai AUKUS Pillar II.

Pilar pertama kemitraan ini, yang didedikasikan untuk meningkatkan kapasitas kapal selam bertenaga nuklir Australia, adalah pembangunan bersama kapal selam baru yang akan dikerahkan pada tahun 2040 (AUKUS class). Washington mengatakan pihaknya telah menyelesaikan kemungkinan penjualan militer asing ke Australia untuk berbagai produk dan layanan terkait. hingga AUKUS Pillar I yang difokuskan pada pemindahan kapal selam bertenaga nuklir Virginia class ke Australia.

“Upaya ini akan terdiri dari serangkaian kegiatan trilateral terpadu yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan kemampuan dan meningkatkan interoperabilitas,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS. (Gilang Perdana)

Peneliti Cina Temukan Metode Baru untuk Melacak Keberadaan Kapal Selam AS

3 Comments