Kemhan Resmi Tambah Pesanan 1 Unit Helikopter NAS332 Super Puma untuk TNI AU
|Selain melakukan penandatanganan kontrak pembelian tiga unit kapal selam Nagapasa Class batch kedua, pada momen yang sama hari ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI juga melakukan penandatanganan kontrak jual beli satu unit helikopter NAS 332 Super Puma C1+ yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Brigjen TNI Bambang Kusharto dan Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Irzal Rinaldi Zailani.
Dikutip dari siaran pers PT DI – (12/4), disebutkan helikopter Super Puma tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan TNI AU, khususnya nanti akan memperkuat Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya, Bogor. Dari Instagram @military_buzz diketahui nilai kontrak pengadaan helikopter ini senilai Rp236.987.660.000. Selain satu unit helikopter, kontrak juga sudah mencakup pelatihan untuk penerbang dan teknisi, publikasi teknis dan suku cadang.
Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ merupakan produk PT DI yang dilengkapi dengan Avionic Glass Cockpit, disertai sensor optik AHRS (Attitude Heading and Reference System), teknologi FMS (Flight Management System), instrumen yang digunakan pilot untuk mengatur rencana terbang (Flight Plan) meliputi jalur yang akan dilewati helikopter, SAR Direction Finder untuk menangkap sinyal ELT (Emergency Locator Transmitter), NVG (Night Vision Goggle), Weather Radar dan Emergency Floatation untuk melakukan pendaratan darurat di atas air.
Dari spesikasi, helikopter Super Puma NAS-332 C1+ dapat terbang selama 4 (empat) jam dengan kecepatan maksimum 306 km per jam. Nama lain NAS332 Super Puma adalah H215 Super Puma yang dibuat oleh Airbus Helicopters.
Baca juga: Beda Penyebutan H225 Caracal dan EC725 Super Cougar, Mana Yang Benar?
Meski sekilas mirip dengan helikopter SAR Tempur H225 Caracal, namun ada perbedaan tipe mesin dan jumlah bilah baling-baling pada rotor utama. Dimana NAS 332 Super Puma punya empat bilah baling-baling, sementara H225 Caracal jumlah bilah baling-balingnya ada lima.
NAS 332 Super Puma mampu mengangkut 18 pasukan dan 3 crew (Pilot, Co-Pilot dan Juru Mudi Udara) ini merupakan heli angkut berat multipurpose yang dapat digunakan untuk military transport, cargo, paratroop transport, medical evacuation, serta VIP.
Baca juga: NAS 332 L1/L2 Super Puma – Helikopter “Air Force One” Republik Indonesia
Nantinya Super Puma NAS-332 C1+ akan dilengkapi dengan hoist untuk menarik/mengevakuasi korban pada sisi pintu kanan. Selain itu, helikopter ini juga memiliki sling yang berfungsi untuk membawa barang atau kendaraan taktis dengan beban maksimal 4,5 ton. Menurut pihak Humas PT DI, jenis helikopter yang sama sudah diserahkan sebanyak tujuh unit kepada TNI AU dan dioperasikan oleh Skadron Udara 6. (Haryo Adjie)
NAS 332 Super Puma C1+ ini pesanan tahun 1997 16 unit dikurangi pemesanannya dari 16 jadi 9 unit lalu dibatalkan sebagian karena pengirimannya lama oleh PT DI. 8 unit yang diterima, 1 masuk museum 7 masih operasional tambah 1 ini yang sudah diupgrade dan berbeda dengan 8 heli sebelumnya dari kontrak awal tahun 1997.
Penjelasan dirut PT. DI pada waktu itu, pengiriman lama karena kontrak efektif belum ditandatangani (beres pembayaran),hanya kontrak komitmen saja,
sama dengan Su-35 yang sampai sekarang belum ditandatangani kontrak efektifnya jadi jangan harap dibuat oleh pabriknya.
ada miss info pada masyarakat,seolah olah PT.DI yang salah
Bahas panser cobra 8×8 dong min yang kmaren dipesan sama tank harimau
Bahasa cobra 8 X 8 om yg dipesan bareng tank harimau
Untuk sar tempur tho
Bahas panser cobra 8×8 yang dipesan Kmaren min bareng tank harimau