Update Drone KamikazeKlik di Atas

PLC-181 155mm 6×6 – Digelar di Perbatasan India, Inilah Self Propelled Howitzer Terbaru Cina

Adopsi alutsista Cina, bisa diibaratkan “palugada” (apa loe mau gue ada– red), lantaran segala jenis persenjataan berhasil dibuat Negeri Tirai Bambu, entah itu hasil reverse engineering atau copy-an, yang jelas lini alutsista di tiga matra dominan berasal dari produksi dalam negeri. Pun dengan lini persenjataan artileri medan (armed), mulai dari howitzer bermacam kaliber sampai MLRS (Multiple Launch Rocket System) telah sukses diproduksi dan di ekspor. Namun, bagaimana dengan self propelled howitzer, alias howitzer swa gerak? Apakah Cina juga telah memproduksi jenis senjata tersebut?

Baca juga: Tembakan Munisi Tajam, YonArmed 12 Kostrad Uji Fungsi Self Propelled Howitzer CAESAR

Ketika Indonesia dengan bangga mengoperasikan self propelled howitzer (SPH) TRF-1 CAESAR buatan Nexter, Perancis, maka, Cina pun ternyata juga telah mengembangkan SPH sejenis CAESAR, yakni dari platform truk 6×6. Yang dimaksud adalah PLC-181, yang tergolong jenis alutsista terbaru Cina, lantaran debut perdana PLC-181 baru pertama kali diperkenalkan ke publik pada Parade Hari Nasional Republik Rakyat Cina ke-70 yang dihelat di Beijing pada 1 Oktober 2019.

Ditempatkan sebagai elemen bantuan tembakan di angkatan darat, PLC-181 yang mengusung kaliber 155/52 mm NATO, digadang untuk menggantikan howitzer tarik (towed howitzer) PL-66 kaliber 152 mm dan meriam Type 59-1 kaliber 130 mm. Menunjang mobilitas, PLC-181 dirancang untuk dapat mudah dibawa ke dalam ruang kargo pesawat angkut turborprop Shaanxi Y-9.

Dikutip dari chinamil.com.cn (7/5/2020), disebutkan batch pertama PLC-181 telah diserahkan kepada brigade artileri Eastern Theater Command (PLA 75th Group Army). Dan, kabar yang paling baru, PLC-181 ternyata menjadi salah satu dari sekian jenis persenjataan yang dibawa Cina ke line of actual control (LAC), yaitu wilayah perbatasan Cina – India di Pegunungan Himalaya.

PLC-181 disebut-sebut sudah mengadopsi automatic fire control system (AFCS) dan sistem senjata dapat dipersiapkan secara penuh dalam hitungan tiga menit. Dari spesifikasi, PLC-181 punya bobot tempur 25 ton dan tinggi tidak lebih dari 3,6 meter. Sementara lebarnya dirancang pas untuk dinaikkan ke dalam gerbong trailer kereta.

Bagi kebutuhan satuan armed, PLC-181 jelas lebih diunggulkan ketimbang SPH buatan Cina dari jenis PLZ-05, pasalnya PLZ-05 yang berbasis tracked wheeled (roda rantai) punya bobot yang jauh lebih besar (35 ton), sehingga kalah fleksibel dari PLC-181.

PLC-181 menggunakan platform truk Taian GM 6X6. Dari segi daya gempur, PLC-181 dengan dukungan teknologi electroslag remelting barrel smelting dan proses self-tightening barrel gun, howitzer ini dapat menjangkau dengan munisi konvensional hingga jarak 40 – 45 km, bahkan dengan dukungan rocket extended, jarak tembak munisi bisa mencapai 72 km.

Baca juga: Norinco SH15 155mm 6×6 – Self Propelled Howitzer Produksi Cina dengan Standar Munisi NATO, Siap Ekspor!

Sebelum PLC-181, Norinco telah memproduksi SPH serupa, yaitu SH15 yang mengusung kaliber 155/52 mm. Sejauh ini, SH15 telah digunakan oleh mitra Cina di Asia Selatan, yaitu Pakistan. Namun, dari aspek teknis, spesifikasi dan kinerja, nampaknya PLC-181 jauh lebih unggul dari SH15 yang pertama kali diperkenalkan pada ajang Airshow China 2018 di Zhuhai. (Bayu Pamungkas)

19 Comments