Shaanxi Y-9 – Upaya Cina Tandingi Keperkasaan C-130J Super Hercules

Bukan rahasia bila Cina dengan gigih berusaha mengekor pencapaian militer Amerika Serikat. Dalam perspektif pesawat angkut sedang/berat turboprop misalnya, Amerika Serikat jelas telah tersohor dengan keberadaan keluarga Lockheed C-130 Hercules. Ternyata Cina punya tandingannya, yaitu Shaanxi Y-8 yang mencomot desain Antonov An-12. Dan ketika varian Hercules bertransformasi menjadi C-130J Super Hercules, lantas apa tandingan yang dipersiapkan oleh Beijing?

Baca juga: Antonov An-12 Melintas ‘Misterius’ di Langit Pantura, Pesawat Sejenis Pernah Digunakan TNI AU

Ternyata Cina tak membiarkan AS lepas dari kuntitannya, guna menandingi kecanggihan C-130J Super Hercules, lantas dirilislah Shaanxi Y-9, yang tak lain merupakan seri penympurnaan dari Shaanxi Y-8 yang mengudara sejak 1974. Dibanding Y-8, beberapa keunggulan Shaanxi Y-9 diantaranya adalah ditenagai empat mesin turboprop Wojiang FWJ-6C dengan baling-baling komposit JL-4 6 bilah.

Ukuran pintu rampa (ramp door) pun dibuat lebih besar, Shaanxi Y-9 dapat membawa muatan kargo sampai 25 ton. Atau dalam konfigurasi angkut personel, pesawat ini dapat di setting untuk 106 kursi pasukan. Sementara jika di setting untuk mendukung pasukan lintas udara, Shaanxi Y-9 dapat membawa 132 pasukan payung berikut persenjatannya.

Tidak itu saja, dalam konfigurasi medical evacuation role, Shaanxi Y-9 dapat dimuati 72 tandu. Pada prinsipnya, dimensi ruang kargo pesawat ini lumayan besar, yaitu 16,2 x 3,2 x 2,35 meter, sehingga beragam jenis ranpur tak sulit untuk dibawa. Sekilas perbandingan, Shaanxi Y-8 yang lebis lawas, muatan kargonya maksimum adalah 20 ton.

Dirunut dari sejarahnya, Shaanxi Y-9 berasal dari proyek Y-8X yang dikembangkan Shaanxi Aircraft Corporation pada tahun 2001, tujuannya yaitu mencipitakan pesawat angkut yang setanding dengan C-130J. Kemudian model pesawat pertama kali ditampilkan saat International Aviation Expo 2015 di Beijing. Promosi yang digencarkan adalah sebagai wahana transportas sipil.

Namun, pengembangan pesawat angkut ini menghadapi berbagai kendala teknis, dan tanggal penerbangan perdananya mundur dari jadwal, dari 2006 ke 2007, kemudian molor ke 2008. Baru akhirnya prototipe Shaanxi Y-9 terbang perdana pada November 2010. Produksi awal Shaanxi Y-9 dibuat untuk memenuhi pesanan angkatan udara Cina. Akhirnya baru pada tahun 2012, Shaanxi Y-9 resmi masuk operasional People’s Liberation Army Air Force (PLAAF).

Dan ada kabar anyar dari janes.com (9/12/2019), yang menyebutkan Cina tengah mempersiapkan produksi massal Shaanxi Y-9 varian intai. Kabar yang didasarkan atas program TV CCTV-7 menegaskan bila Shaanxi Y-9 special mission aircraft dapat mengenali setiap gerakan musuh, dan bahkan menyabot komunikasi musuh.

Sejauh ini tak diketahui persis apa yang dimaksud varian special mission aircraft tersebut. Namun kuat dugaan itu merupakan kumpulan dari Gao Xing/New High series – terdiri dari varian airborne early warning and control (AEW&C), anti-submarine maritime patrol aircraft (MPA), electronic intelligence (ELINT), communications intelligence (COMINT), electronic countermeasures (ECM) dan psychological operations (PSYOPS).

Dalam capture dari siaran CCTV-7, nampak beberapa Shaanxi Y-9 di fasilitas produksi yang diduga sebagai Special Mission Aircraft

Dilihat dari performa, Shaanxi Y-9 punya kecepatan jelajah 650 km jam, terbang sampai ketinggian 10.400 meter dan mampu terbang secara ferry sampai 7.800 km. Dimensi pesawat, yaitu panjang 36 meter, lebar bentang sayap 40 meter dan tinggi 11,3 meter. Bobot kosong pesawat ini 39 ton dan bobot maksimum saat tinggal landas 77 ton. Selain Cina, pengguna Shaanxi Y-9 adalah Myanmar dan Tanzania. (Gilang Perdana)

3 Comments