NAS 332 Super Puma dari Skadron Udara 6, menjadi tipe helikopter kedua di arsenal TNI yang dipasangi senjata laras putar Gatling M134D Minigun, setelah sebelumnya M134D Minigun lebih dulu dipasang sebagai door gun di helikoper serbu serbaguna Bell-412 series milik Puspenerbad dan Puspenerbal. (more…)
Bila helikopter SAR Tempur H225M Caracal dari Skadron Udara 8 dilengkapi senapan mesin FN MAG 58M kaliber 7,62 x 51 mm yang berperan sebagai window gun, maka helikopter NAS 332 Super Puma dari Skadron Udara 6 kini juga tak ketinggalan, yakni dilengkapi dengan senapan mesin pada pintu (door gun), dari jenis Vektor SS-77 kaliber 7,62 x 51 mm. (more…)
Hari ini 44 tahun lalu, bertepatan dengan 13 September 2022, menjadi momen bersejarah bagi Airbus Helicopters, pasalnya saat itu telah terbang perdana prototipe helikopter angkut sedang AS332 Super Puma. Di Indonesia, nama helikopter Super Puma begitu lekat di hati netizen, terutama helikopter ini dioperasikan sebagai arsenal di Skadron Udara 6, Skadron Udara 45 VVIP TNI AU dan di masa lalu, juga pernah dioperasikan oleh Puspenerbal TNI AL dan instansi sipil, Pelita Air Service. (more…)
Setelah pada 26 Januari lalu mengirimkan pesawat angkut ringan NC-212i untuk Skadron Udara 4, masih untuk kebutuhan TNI AU, hari Jumat, 29 Januari 2021, PT Dirgantara Indonesia kembali mengirimkan alutsista pesanan TNI AU, yaitu helikopter angkut multiguna Super Puma NAS332 C1+ yang akan dioperasikan Skadron Udara 6. (more…)
Bila diperhatikan, ada kesan bahwa alur livery pada helikopter kepresidenan RI mengikuti gaya livery pada pesawat sayap tetap VVIP. Ambil contoh livery putih abu-abu pada NAS-332 Super Puma di Skadron Udara 45, mirip dengan garis livery pesawat-pesawat TNI AU di Skadron Udara 17 VVIP. Begitu juga saat hadir pesawat kepresidenan Boeing 737-800 di era Presiden SBY, sebagian NAS-332 Super Puma nampak menggunakan alur liver yang serupa, putih dengan kombinasi biru muda. Dan, masuk di era Pemerintahan Kedua Presiden Jokowi, nampak ada sentuhan baru dalam livery helikopter kepresidenan. (more…)
Kilas balik ke tahun 2015, saat itu jagad media sempat gaduh dengan rencana pengadaan helikopter Kepresidenan RI. Dari pihak TNI AU, KSAU saat itu, Marsekal TNI Agus Supriyatna mengusulkan tipe AgustaWestland AW101. Sementara dari pihak BUMN, PT Dirgantara Indonesia (DI) menawarkan varian H225M Caracal VVIP produksi bersama Airbus Helicopters. Lantara menimbulkan polemik keras di masyarakat, alhasil program pengadaaan helikopter VVIP kemudian di-hold oleh pemerintah. (more…)
Sejak terbang perdana pada 13 September 1978, debut helikopter angkut sedang H215 terbilang moncer, helikopter twin engine yang sebelumnya juga dikenal dengan kode AS 332 setidaknya telah dioperasikan oleh 100 operator (sipil dan militer) di lebih dari 59 negara. Seperti di Indonesia, nama helikopter ini punya nama yang ‘harum,’ termasuk dipercaya sebagai helikopter kepresidenan RI. Dan, pada 6 September lalu, rupanya menjadi hari yang bersejarah bagi keluarga Super Puma. (more…)
Selain melakukan penandatanganan kontrak pembelian tiga unit kapal selam Nagapasa Class batch kedua, pada momen yang sama hari ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI juga melakukan penandatanganan kontrak jual beli satu unit helikopter NAS 332 Super Puma C1+ yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Brigjen TNI Bambang Kusharto dan Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Irzal Rinaldi Zailani. (more…)
Setelah membatalkan pesanan AgustaWestland AW101 dari Italia, pemerintah kemudian melirik keluarga helikopter Super Puma atau Cougar rakitan PT DI (Dirgantara Indonesia) sebagai helikopter kepresidenan RI yang baru. Tentu jadi harapan agar Presiden RI dapat menumpangi helikopter terbaik, bahkan jika mungkin yang tercanggih untuk menunjang tugas kenegaraan. (more…)
Super Puma Puspenerbal TNI AL memang spesial, disamping kodratnya sebagai helikopter angkut, produksi PT Dirgantara Indonesia (d/h PT IPTN) ini juga punya kemampuan sebagai platform peluncur rudal anti kapal AM-39 Exocet. Meski proyek meluncurkan Exocet akhirnya batal, Super Puma TNI AL tampil beda dengan bekal search radar dan radar intai maritim di bawah hidung. (more…)