Ini Dia Spesifikasi SS-3, Senapan Serbu Terbaru dari PT Pindad
|Di awal bulan Ramadhan ini PT Pindad berhasil membetot perhatian jagad alutsista nasional, tepatnya sore tadi (9/6/2016), bertempat di Gedung Kementerian Pertahanan RI, PT Pindad resmi meluncurkan varian senapan serbu terbaru,SS-3, yang didapuk untuk memenuhi kebutuhan personel infanteri akan senapan handal dengan akurasi tinggi. Meski tetap mengandalkan popor lipat, berbeda dengan SS-1 dan SS-2, maka SS-3 mengusung kaliber NATO 7,62 x 51 mm.
Baca juga: CZ805 Bren – Senapan Serbu dari Eropa Timur Bercitara Rasa NATO
Mengikuti desain senapan serbu modern, pada bagian atas receiver dan laras dilengkapi picatinny rail (MIL-STD-1913 rail), menjadikan sosok senapan ini amat ideal untuk dipasangi beragam perlengkapan tambahan untuk bidik. Model picatinny rail yang lumayan panjang juga memberi sisi fleksibilitas bagi gunner untuk men-setting jarak teleskop yang ideal. Jika dilihat sekilas, rancangan alur picatinny rail di SS-3 mengingatkan pada senapan serbu CZ805 Bren yang dipakai Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL.
Senapan serbu SS-3 lahir dari proses pengembangan produk sebelumnya, SS-1 dan SS-2. Dengan mengadopsi kaliber 7,62 x 51 mm, maka SS-3 punya jarak tembak efektif sampai 400 meter (mekanikal), sementara dengan optical jarak tembak bisa mencapai 800 meter.
Baca juga: SS-1 M Series – Berlapis Phosphate Diciptakan Untuk Marinir TNI AL
Senapan serbu ini didesain sebagai Designated Marksman Rifle di setiap pasukan, yaitu senjata untuk penembak jitu dengan range tembakan yang lebih dari senapan serbu biasa (kaliber 5,56 mm), namun tidak sejauh range senapan penembak runduk (sniper). PT Pindad menyebut SS-3 sebagai senjata yang efekfif dan memiliki keunggulan pada akurasi. Dan untuk lebih jelasnya, berikut adalah spesifikasi teknis SS-3:
- Kaliber: 7,62 x 51 mm
- Panjang: Popor rentang – 1080 – 1150 mm, Popor terlipat – 836 mm
- Panjang laras: 500 mm
- Sistem kerja: gas operated
- Sistem penguncian: putar
- Jumlah & arah galangan: 6 buah dan ke kanan
- Mode penembakan: aman, tunggal, dan otomatis penuh
- Mode pengamanan: tuas pengatus tembak
- Alat bidik mekanik: fip up
- Kecepatan tembak: 720 – 760 peluru per menit
- Kapasitas magasin: 20 butir
- Kemampuan tembak efektif: 400 meter (mekanik) dan 800 meter (optikal)
Baca juga: Pindad SS2-V7 – Senjata Subsonic dengan Kaliber 5,56 mm
Dirunut dari spesifikasi dan perannya, maka kompetitor berat SS-3 adalah H&K G3/SG-1, yakni jenis senapan runduk yang juga digunakan salah satu satuan elit TNI. H&K G3/SG-1 yang berangkat dari platform senapan G-3 juga menggunakan kaliber 7,62 x 51 mm. Bukan tak mungkin, SS-3 nantinya akan menggeser kedudukan H&K G3/SG-1 untuk kelengkapan pasukan TNI. Tentang H&K G3/SG-1 dapat dilihat info detailnya pada tautan dibawah ini.
Baca juga: H&K G3/SG-1 – Senapan Runduk TNI dengan Basis Senapan Serbu G3
Selain SS-3, dalam kesempatan yang sama PT Pindad juga meluncurkan Senapan Serbu SSZ Subsoonic 5,56 mm, Sub Machine Gun PMS, dan Pistol C52 Premium. (HANS)
Loh dulu kayanya dl saya prnah tau SS3 itu model bullup deh min? Apa cm hoax yaa?
Mungkin SS2 Bullpup bukan pakai nama SS3, mungkin pakai SS2-V sekian..
Terlalu panjang,,seharusnya tni mengadopsi ss2 bulpup untuk personilnya,,lebih pendek namun panjang barel sama,,model bulpup lebih praktis
Peruntukannya memang beda. Kalibernya saja beda. SS3 ini bukan menggantikan SS2, tetapi melengkapi. SS3 ini menggantikan G3 yang sudah cukup lama usianya.
Lah ini kan DMR untuk penembak runduk yang jaraknya 500m s/d 800m
Setuju
Ada kabar Pindad akan produksi rudal pertahanan udara kerjasama dengan Perancis & Swedia.
Dengan Perancis kan emang ada kerjasama ngembangin propelan. Nah, untuk yg Swedia ini apakah soal RBS-70 NG? Tapi katanya rudal ini berjarak jangkau 40 km. Dalam 2 tahun katanya mulai produksi.
Ada yg bisa jelasin?
Lalu gimana kerjasama rudal dengan RRC? Menurut berita baru2 ini Indonesia mengimpor 500 rudal dari RRC & itu menjadikan Indonesia importir terbesar kedua di Asean & RRC suplier utamanya.
Sekarang yg belum cuma kabar kerjasama produksi senjata dari Rusia. Dengan Turki aja meskipun kita belum beli senjata dari mereka tapi ada kerjasama ngembangin medium tank 😀
Itulah yang membedakan Barat dan Rusia/China
Kalau Barat orientasinya jangka panjang
Kalau Rusia/China orientasinya jangka pendek
sehingga Rusia/China cenderung untuk Ambil keuntungan sebesar besarnya
contoh Vietnam dan India, mereka baru dapat ToT setelah beli SANGAT BANYAK dan mengeluarkan uang yang bagi Indonesia diluar Jangkauan
itupun beberapa komponen masih wajib di IMPOR dari rusia, karena dilarang di ToT
Kemungkinan yang 40km adalah VL-MICA untuk KRI Sigma dan KRI bung tomo
kalay iya, wah hebat sekali, dan sangat murah hati sekali Perancis
Berarti dengan Swedia apa RBS-70?
Swedia juga menawarkan lisensi RBS-15 jika Indonesia beli paket Gripen. Ini bakal melengkapi kerjasama yg udah ada seperti produksi trimaran Klewang Class.
Kira2 dengan Rusia apa mulai ada tanda2 kerjasama industri pertahanan? Ini mengingat udah cukup lama & banyak senjata yg kita beli dari sana serta pamor Rusia begitu luar biasa di mata beberapa kalangan disini.
Dengan RRC aja setidaknya udah ada kerjasama produksi rudal anti kapal, meski kabarnya serba nggak jelas. Padahal dulu kita putus hubungan diplomatik dengan RRC, bukan Soviet (sebelum Rusia).
@erick
Kayaknya rudal sea-venom, generasi penerusnya rudal jarak pendek sea skua dan as-15 tt yang akan disandingkaan dg heli panther
RBS 70 NG berjangkauan 8 Km, jadi tetap MANPADS SHORAD.
seperti nya sudah menarik beberapa negara untuk membelinya…mantapz Pindad….bangga kita semua…
Dari dulu yang saya tahu SS3 itu adalah Protipe SS2 Bullup
Label SS3 pada SS2 Bullpup itu belum resmi penamaannya. Sedangkan SS3 yang ini adalah resmi, sampai peluncuran perdananya di hadapan menteri pertahanan dll. Mungkin label untuk Bullpup tsb akan tetap pakai induknya yaitu SS2.
Pt pindad semakin inovatif,contoh TOT yg luar biasa . Kita harapkan terjadi untuk kapal selam,dan pespur.