Hadapi Serangan Drone Kamikaze, MBDA Perkenalkan “Sea Warden” – Sistem Hanud Modular di Kapal Perang
“No one single solution” dalam menghadapi perang asimetris, khususnya bagi kapal perang dalam menghadapi ancaman yang datang dari drone kamikaze udara (loitering munition) dan drone laut permukaan (USV) kamikaze. Dengan ukuran yang kecil, sistem radar harus mampu beraptasi untuk mendeteksi obyek yang dengan radar cross-section (RCS) yang begitu kecil. Selain tantangan pada kemampuan deteksi, ada lagi yang harus dicermati, apakah itu?
Jawabannya adalah pada pilihan senjata yang tersedia, pasalnya penggunaan sistem senjata pada kapal kadang menjadi overprice jika sekedar menargetkan drone yang harga produksinya sangat murah. Sebut saja penggunaan rudal hanud (pertahanan udara) jarak sedang untuk melumat ancaman drone kamikaze.
Tanpa meremehkan potensi ancaman dari drone kamikaze UAV dan USV, maka dibutuhkan racikan kombinasi sistem senjata di kapal untuk menertalisir serangan drone. MBDA Missile Systems, manufaktur sistem rudal yang berbasis di Perancis, akan memperkenalkan apa yang disebut sebagai “Sea Warden” dalam pameran pertahanan laut, Euronaval 2024 yang akan dihelat di Paris, 4-7 November 2024.
Sea Warden tak lain adalah versi dari Sky Warden, yang dikenak sebagai sistem hanud anti drone yang berbasis di darat (ground based). Sementara Sea Warden adalah sistem hanud naval based untuk menghadapi ancaman udara, khususnya dari UAV dan USV.
Sea Warden adalah sistem anti-UAV dan USV modular yang dirancang untuk mengintegrasikan dan mengendalikan berbagai sensor dan efektor. Sea Warden akan menghadirkan sisten anti drone multi-domain sebagai kemampuan penuh atau pelengkap dari sistem tempur di atas kapal. Sea Warden dapat digelar berdasarkan skala kebutuhan dan bersifat modular, sistem hanud ini secara efektif diadaptasi ke platform angkatan laut, platform maritim dan lepas pantai.
Dengan radar deteksi jarak dekat Giraffe 1x, Sea Warden dibekali dengan integrasi senjata laser (Helma P), MHR radar, interceptor drone (Hit to Kill drone) – yang akan menabrakan diri pada sasaran, sampai ketersediaan rudal Akeron MP. Dalam presentasi di pusat uji laboratorium MBDA Missile Systems di Le Plessis Robinson, sekitar 10 km dari pusat kota Paris, disebut bahwa Sea Warden cukup ditangani oleh dua opeator pada pusat kendali kapal.
Terkhusus tentang Helma P, senjata laser anti drone yang ikut dikerahkan dalam pengamanan Olimpiade Paris 2024 ini, dikatakan mampu menetralisir drone dari jarak 1.000 meter dengan laser beam. Hanya dibutuhkan waktu kurang dari lima detik untuk menjatuhkan drone dengan ‘membakar’ titik vital dari drone sasaran.
Sementara dari satu tembakan ke tembakan berikutnya, dibutuhkan waktu pemulihan energi sekitar 10 detik. (Haryo Adjie – Le Plessis Robinson)
Dipasang Pada Rantis Sherpa Light 4×4, Senjata Laser ini Siap Amankan Jalannya Olimpiade Paris 2024