PT Len Industri Targetkan Pasok Radar Ground Control Intercept untuk TNI AU
|Audit teknologi industri radar yang dilakukan BPPT pada tahun 2019 telah merekomendasikan PT Len Industri (Persero) sebagai lead integrator industri radar nasional. Dan ada kabar terbaru, bahwa PT Len Industri ingin menjadi pemeran utama dalam pengembangan industri radar di Indonesia.
Baca juga: PT Len Industri Pasok Dua Jenis Radio Komunikasi di Tank Boat Antasena
Dalam siaran pers yang diterima Indomiliter.com (8/7/2021), Direktur Utama PT Len Industri, Bobby Rasyidin menjelaskan, ”Len Industri berencana mulai mengintegrasikan semua ekosistem industri radar nasional pada tahun ini. Suksesnya industri radar ini membutuhkan kerjasama dan kolaborasi antara strategic partners dan kegiatan litbangyasa dalam negeri.” Pengembangan Pusat Industri Radar Nasional bertujuan untuk menjaga keamanan wilayah NKRI, penguasaan dan kemandirian teknologi, pemenuhan kebutuhan pasar domestik dan regional, hingga dapat menggerakkan perekonomian di Indonesia.
Di bidang radar, Len Industri sudah memiliki kompetensi, pengalaman, kualitas SDM, fasilitas penunjang, serta portofolio berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan, perbaikan, dan integrasi sistem radar pertahanan milik TNI AD, AL, AU hingga integrasi radar cuaca milik BMKG.

Audiensi sudah dilakukan kepada stakeholder terkait seperti Wamen Kementerian BUMN, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Kementerian Perhubungan, Direktorat-direktorat Kementerian Pertahanan (Pothan, Renhan, Kuathan), Bakamla, yang semuanya sangat mendukung rencana pembangunan industri ini.
Target Pertama: Radar Pertahanan GCI (Ground Control Intercept)
Dari kondisi saat ini, jangkauan radar-radar pengawasan wilayah laut dan udara RI belum menyeluruh. Ditambah pengadaan radar saat ini hampir semuanya masih impor. Penambahan radar pertahanan mutlak dibutuhkan dalam mengantisipasi dinamika dan konflik yang mungkin terjadi seperti di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan .
Kebutuhan domestik dan regional terhadap pembelian dan sparepart radar militer maupun sipil dinilai tinggi. Di pasar domestik saja, potensi pasar diperkirakan mencapai Rp33,3 triliun meliputi Radar GCI, radar cuaca, radar airborne, radar airport surveillance, hingga naval radar.
“Penguasaan teknologi radar sangat mungkin dicapai dengan kemampuan Indonesia saat ini. Di dalam negeri, Indonesia telah memiliki Konsorsium Litbangyasa Radar GCI Balitbang Kementerian Pertahanan yang melibatkan PT Len Industri, PT LAPI ITB, dan Infoglobal,” ujar Bobby Rasyidin
Pemenuhan kebutuhan sejumlah Radar GCI TNI AU menjadi target pertama pembangunan Pusat Industri Radar Nasional ini. PT Len Industri diharapkan akan menjadi strategic partnersip bersama mitra vendor radar ternama dunia agar dapat mengakselerasi penguasaan dan alih teknologi radar GCI melalui proyek pengadaan radar GCI.
Baca juga: PT Len Industri Luncurkan 2D Air Surveillance Radar
Pesawat pencegat atau buru sergap membutuhkan peran penuntun radar GCI dalam melakukan penggiringan, pengusiran, atau pemaksaan mendarat, bahkan penghancuran. Radar GCI menjadi salah satu alutsista utama dalam operasi pertahanan udara dengan kemampuan deteksi hingga 450 km. Radar ini memandu pesawat tempur menuju sasaran dengan memperhitungkan kemungkinan adanya pesawat-pesawat asing lain yang akan melindungi pergerakan objek musuh. (Gilang Perdana)
Model radar 50 tahun yang lalu macam radar frigate van speijk. Belajar radar AESA lah macam Radar Kronos, kan udah borong Fremm frigate
Manajemen patut dicontoh Bumn alutsista
Harusnya teknologi Radar paralel dan bersinergi dengan teknologi Rudal..jd Roket RX bisa jadi basis Rudal pendek sedang dan Jauh nasional dengan menggunakan Radar produksi PT LEN..saat ini baru RX 122 yg jadi roket RHAN untuk penggunaan MLRS blm bisa disebut Rudal..
Indo masih sangat ketinggalan dibanding Cina, Turki, Israel, Jepang, Korea.
Antena radarnya msh mirip antene radar jadul macam radar plesey dan decca.
“Menargetkan dan ingin berperan utama”, Mampu serta bisa mengatasi kendala yg ada semoga secepatnya bergerak dan terbukti
seharuse seperti ini. sinergi untuk kemandirian bangsa sekaligus menggerakkan ekonomi nasional. lanjutkeun… joss
Ini berita baru ane demen